NovelToon NovelToon
Love Me Please, Hubby

Love Me Please, Hubby

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Sudah Terbit
Popularitas:344.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: ErKa

Tanisha Alifya, seorang gadis yatim berusia 23 tahun yang merantau di ibu kota Jakarta hanya untuk mengubah perekonomian keluarganya. Dia menjadi seorang petugas cleaning service di sebuah perusahaan yang di pimpin oleh seorang laki-laki tampan dan dingin.

Zico Giovanno Putra, seorang direktur utama sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan software, PT. ERPWare Indonesia. Seorang direktur yang masih muda, berusia 28 tahun. Memiliki kecerdasan dan ketajaman dalam mengambil setiap peluang yang ada.

Pada suatu malam, karena berada dalam pengaruh alkohol, Zico memperkosa Nisha dan menyebabkan Nisha hamil.

Bagaimana kisah seorang direktur utama yang berada di hierarki teratas dalam perusahaan jatuh cinta dengan karyawan outsource yang berada di hierarki paling rendah?

BACA TERUS kelanjutan kisah mereka dalam LOVE ME PLEASE, HUBBY.


*Di usahakan untuk update tiap hari ^^ mohon dukungannya para readers tersayang :-)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 20 - Tinggal Bersama

Seperti saran dari dokter Sofia, Zico mengistirahatkan Nisha selama tiga hari di rumah sakit. Rutinitasnya masih tetap sama. Di pagi hari Nisha akan mengalami muntah-muntah yang sangat parah. Menjelang siang dia akan baik-baik saja. Begitu malam tiba nafsu makannya akan naik berkali-kali lipat. Di situ peran  Gerry sangat di butuhkan.

Selama tiga hari berturut-turut Zico memilih untuk menginap di kamar rumah sakit. Sebenarnya dia ingin tidur di dekat Nisha (untuk memperhatikan kondisi wanita itu). Namun karena Nisha masih takut padanya, akhirnya dia memilih untuk tidur di sofa.

Ketika ada masalah pada perusahaan yang membutuhkan kehadirannya, Zico akan meninggalkan Nisha dalam pengawasan para perawat. Kemudian dengan cepat dia akan kembali di samping wanita itu ketika semua masalah sudah selesai.

Sekarang tiba lah hari terakhir di rumah sakit. Sepertinya Zico harus benar-benar serius membicarakan tentang tempat tinggal wanita itu selanjutnya.

Selang infus sudah di lepas dari tangan Nisha. Para perawat juga membantu mengganti bajunya. Nisha sudah siap untuk pulang. Zico mendekati Nisha, berusaha untuk berbicara dengan wanita itu secara intens.

“Nisha… boleh Aku memanggilmu Nisha?” tanya Zico yang di jawab dengan anggukan kepala oleh Nisha.

“Sepertinya ada yang harus kita bicarakan. Mungkin Kamu sudah bisa menebaknya?”

“Tempat pulang? Bukan kah Kita akan pulang ke rumah itu?” tanya Nisha dengan polos.

“Nisha, Aku tidak akan membawamu ke rumah terkutuk itu lagi. Sekarang Aku bertanya padamu, apa Kamu masih takut padaku?” dengan ragu-ragu Nisha menganggukkan kepalanya, membuat Zico menghela napas berat.

“Apa ketakutan masih sama seperti dulu?” Nisha menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Apa Aku terlihat menakutkan selama tiga hari ini?” Nisha kembali menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Apa Kamu masih menganggapku pria jahat?” kembali dengan ragu-ragu Nisha menganggukkan kepalanya. Membuat Zico kembali menghela napas berat.

“Nisha… meskipun Kamu masih menganggapku sebagai pria jahat, tapi Aku tidak punya pilihan selain membiarkanmu tinggal bersamaku. Aku tidak bisa membiarkanmu kembali ke rumah terkutuk itu lagi dan menyaksikanmu di perlakukan semena-mena oleh keluargaku.“

“Aku juga tidak bisa membiarkanmu tinggal seorang diri terlepas dari pengawasanku. Kamu harus tinggal bersamaku agar Aku bisa tenang. Aku tidak akan menyakitimu. Kamu boleh menghukummu semaumu bila Aku melanggar janjiku. Kamu mau tinggal bersama ku kan?”

Zico bertanya dengan putus asa. Berharap Nisha bersedia menerima tawarannya. Nisha terdiam, wajahanya tampak sangat bingung. Kebingungan ini di manfaatkan Zico untuk kembali membujuknya.

“Aku berjanji tidak akan menyentuhmu sedikit pun. Kita akan tidur di tempat terpisah. Kamu bisa mengunci kamarmu sesuka hatimu. Aku hanya ingin mengawasi pertumbuhan bayi itu dengan mata kepala ku sendiri. Melihatmu mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari keluargaku membuatku tidak percaya dengan orang lain. Kamu mau kan tinggal bersamaku?”

Nisha masih tampak sangat kebingungan. Dengan keberanian yang di kumpulkannya, dia manatap mata Zico. Berusaha mencari-cari kebohongan dan sikap licik dari mata itu. Tapi yang di lihatnya sangat berkebalikan dari yang di bayangkan. Mata itu tampak jujur, tulus dan bisa di percaya. Apakah dia harus mempercayai mata itu?

Tapi pemilik mata tulus itu pernah menyakitinya. Apakah kata-kata orang yang pernah menyakiti bisa di percayai? Apakah pria itu bisa di percayainya? Harus kah dia memberikan kepercayaannya pada pria itu?

Lama Nisha memikirkan dan menimbang-nimbang. Hingga pada akhirnya Nisha menemukan suatu solusi yang dulu pernah di tawarkan pria itu padanya. Ya, sebuah perjanjian!

“Ak…Aku mau tinggal bersamamu dengan satu syarat.” Nisha berusaha memberanikan diri.

“Apa syaratnya? Katakan padaku.”

“Perjanjian.”

“Perjanjian? Perjanjian apa?”

“Perjanjian bahwa Kamu tidak akan pernah menyakitiku lagi…”

“Ya Tuhan. Aku tidak akan pernah menyakitimu. Ada bayiku di dalam tubuhmu. Mana mungkin Aku menyakitimu? Aku membawamu keluar dari rumah besar agar tidak ada orang yang menyakitimu…”

“Tapi Aku butuh kepastian. Kamu harus berjanji secara tertulis tidak akan menyakitiku lagi. Bila Kamu tidak melakukannya, Aku tidak akan tinggal bersamamu.”

“Baik. Baiklah. Apapun yang Kamu minta Aku akan menurutinya. Aku akan menghubungi pengacaraku sekarang.”

Zico menghubungi pengacara Aji. Karena dia sedang tergesa-gesa, dia menyampaikan perjanjian baru itu hanya melalu panggilan video. Pengacara Aji mengetik semua isi dari perjanjian yang di buat oleh Nisha. Setelah selesai, Zico menutup panggilan videonya.

“Kapan Kita akan tanda tangan?” tanya Nisha. Setelah beberapa kali di hadapkan pada perjanjian-perjanjian sedikit membuatnya lebih memahami tentang perjanjian yang melibatkan kedua belah pihak itu.

“Aku akan menyuruh pengacara Aji membawa berkasnya ke apartemenku. Sekarang Kita pulang dulu. Dengan bantuan bu Lastri, barang-barangmu sudah ada di apartemenku.”

“Apartemen? Apa itu semacam rumah susun?” tanya Nisha dengan polos, membuat Zico tertawa ngakak.

“Hahaha, Ya  anggap saja seperti itu.”

Nisha sedikit terpana melihat tawa di wajah Zico. Selama ini dia tidak pernah sekalipun melihat pria itu tertawa. Ketika sedang tertawa, pria itu tidak tampak menakutkan lagi. Bahkan jauh dari kesan menakutkan, melainkan sangat tampan. Nisha cepat-cepat mengalihkan pandangannya. Merasa sangat tidak nyaman dengan perasaan yang timbul.

“Ayo Kita segera keluar dari sini. Bukankah selama beberapa hari ini Kamu sangat ingin keluar dari rumah sakit?”

Nisha menganggukkan kepalanya. Kemudian dia mulai mengikuti Zico. Sebenarnya Zico ingin menggendong wanita ringkih itu. Namun karena dia tahu sikapnya yang seperti itu akan membuat Nisha ketakutan, akhirnya Zico membatalkan niatannya tersebut.

***

Nisha memandang ruangan itu dengan takjub. Selama ini dia melihat di televisi tampilan dari sebuah rumah susun. Rumah ini sangat jauh berbeda dari yang di lihatnya di televisi. Lebih tampak seperti hotel dibandingkan sebuah rumah susun. Benarkah rumah susun bisa di desain semewah ini? Nisha begitu tercengang.

“Be…benarkah ini rumah susun?” Nisha bertanya dengan tergagap. Membuat Zico kembali tertawa. Entah karena kepolosannya, Nisha benar-benar menghibur Zico yang hidupnya terbilang jauh dari rasa humor.

“Iya, ini rumah susun. Ayo, Aku tunjukkan kamarmu.”

Apartemen mewah itu di desain hanya untuk pria single yang memilih menghabiskan waktunya sendiri (atau bersama pasangan tanpa menikah). Meskipun tergolong besar, namun hanya terdapat satu kamar tidur di dalamnya. Sangat terlihat bahwa pria penghuni apartemen itu sangat tidak ingin membuat keluarga besar.

Ukuran kamar itu sangat luas. Bahkan lebih luas di bandingkan kamar Zico di rumah besar. Desain manly sangat mendominasi di setiap sudut ruangan. Tidak ada sentuhan feminin di dalamnya. Sepertinya Zico sengaja mendesain kamarnya seperti karakternya. Dingin dan misterius.

“Ini kamarmu. Kamu akan tidur disini. Kamu bisa menguncinya dari dalam.” Nisha memperhatikan keseluruhan isi dari ruangan itu. Kamar yang sangat luas itu membuatnya sedikit tidak nyaman.

“Apa tidak ada kamar lain? Ka…kamar ini sangat luas. Ak…Aku tidak mungkin betah…”

“Kamar yang ada di sini hanya satu. Ini kamar tidurku. Mulai saat ini Kamu akan tidur disini…”

“Berdua??!!”

***

 

 

1
Siti Arfat
Luar biasa
Ma Maulydahhh
udh 3 kali loh aku baca cerita ini tp ga pernah bosen,suka bngt sama alurnya
Rita Icha
Luar biasa
Fitri Ani
baik👍👍👍
Veronika Theresia Sihombing
lanjut
Nadine Nabila
😭😭😭😭
Nadine Nabila
dari pengalaman pertama baca novel..gara gara ketemu di FB beranda..ya pertama baca novel ini.....udah lama banget dari th 2017... sampai sekarang gak bosan bosan....masih aja sedih......suka sama alurnya..berasa nyata🙏
farsha: masa sih?bukannya ni novel dibikin THN 2019.n km baca th 2017 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣.yg bener aja
total 1 replies
kurniasih kurniasih
ceritanya bagus banget lanjut season 2 ya biar ga kecewa
Ambar
🤬
Gya Gheza
Luar biasa
Gya Gheza
akhirnya aku juga kembali baca novel ini, entah untuk yang keberpaa.kali/Smile/
Qie Qie
Ceritanya bikin penasaran dan tidak membosankan.
Saya sudah baca berkali²
Khayla Salwa
Luar biasa
Riska Darmelia
Ceritanya menarik. temanya bagus untuk yang suka berfantasi.
Khayla Salwa
Luar biasa
Lia Apriyanti Beibz
apa... kita.... 🤣🤣
Lia Apriyanti Beibz
kaget denger suara petirnya ⚡⚡⚡⚡
Lia Apriyanti Beibz
aku kembali lagi untuk yg ke 3 kalinya...
Dewi Nophie Lestari
Luar biasa
Whidya Rahmawati
oke ketemu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!