NovelToon NovelToon
Menantu Ibu

Menantu Ibu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Nikah Kontrak / Mengubah Takdir
Popularitas:203.2k
Nilai: 5
Nama Author: Me Nia

Kontrak kerja Tya di pabrik garmen akan segera berakhir. Di tengah kalut karna pemasukan tak boleh surut, ia mendapat penawaran jalur pintas dari temannya sesama pegawai. Di hari yang sama pula, Tya bertemu seorang wanita paruh baya yang tampak depresi, seperti akan bunuh diri. Ia lakukan pendekatan hingga berhasil diajak bicara dan saling berkenalan. Siapa sangka itu menjadi awal pilihan perubahan nasib. Di hari yang sama mendapat dua tawaran di luar kewarasan yang menguji iman.
"Tya, maukah kau jadi mantu Ibu?" tanya Ibu Suri membuyarkan lamunan Tya.
"HAH?!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 Hari Kerja Terakhir

...Dari sekian banyak masalah, masalah nggak punya duit yang paling bermasalah....

...(Cantya Lova, S.T. RONG)...

...*****...

Rumah menjadi sepi setelah Susan masuk ke kamar untuk tidur siang dengan Nesha, dan Bisma pergi melanjutkan rutinitasnya bekerja sebagai driver ojek online yang akan mangkal lagi di tempat biasa dengan beberapa rekannya. Selain itu, setiap jam dua siang, ia sudah punya langganan tetap menjemput anak sekolah dan sore menjemput pegawai bank dengan bayaran di luar aplikasi. Godaan dari penumpang perempuan tentu saja selalu ada. Dikenal sebagai ojol tampan, bukan satu dua orang yang mengajaknya kenalan menuju ke arah hubungan spesial. Namun dengan lugas namun sopan ia mengatakan sudah menikah dan punya anak sambil menunjukkan cincin di jari manisnya.

Tya pun masuk ke kamarnya. Mencoba mengenakan gaun dan setelan baju. Ukurannya sangat pas di badan. Sepatu dan sandal pun sesuai dengan ukuran kakinya.

"Ini nggak mungkin Mas Diaz yang milih. Pasti Bu Suri. Beliau udah kelihatan fashionable."

"Oke, Tya. Kerjakan tugas dengan profesional ya. Jangan mengecewakan mereka. Dan terutama jangan main hati."

Tya menjentikkan jari. Lalu melepas lagi baju yang telah dicobanya. Dilipat saja dulu. Rencana dicucinya nanti setelah resmi jadi pengangguran. Kalau memang iya Diaz akan mengurus surat resign nya tanpa pinalti.

Hari berganti Kamis. Seperti biasa dibangunkan oleh ayam jago yang berkokok super nyaring sampai menggetarkan jendela kamar. Tya menatap dari balik tirai jendela kepergian Bisma yang mengantar Susan untuk ke pasar dengan membawa dua keranjang berisi empat rupa kue yang akan dititipkan di toko kue sambil mengambil pembayaran yang kemarin.

Sabar ya Mbak Susan, mulai bulan depan keuangan Kak Bisma aman. Nggak akan terganggu lagi buat bayar bunga. Mbak bisa lebih sejahtera. Nanti tak perlu lagi bangun jam tiga buat bantu keuangan keluarga.

Menyetel lagu India adalah cara mengusir ngantuk yang masih tersisa di waktu subuh. Penyemangat selama mengerjakan pekerjaan rumah. Begitu langit mulai terang, sarapan bergizi untuk Joko sudah selesai dibuat—bubur dedak mix sayur daun pecah beling yang pohonnya menjadi pagar hidup di halaman rumah.

Karna Kamis jadwal Joko dimandikan oleh Bisma, Tya melepas ayam jago gagah perkasa itu dari kandangnya. Si Joko langsung mengejar Tya yang melangkah ke sudut tembok benteng. Sudah tahu tempat makannya jika berada di luar kandang.

"Joko, kebersamaan kita cuma 19 hari lagi. Aku pergi buat merubah takdir. Baik-baik ya di sini. Tetaplah berkokok jangan mengembek karna kau bukan kambing." Tya berjongkok sambil mengelus bulu si Joko yang glowing tanpa pakai skincare. Yang diajak bicara tetap semangat mematuk sarapannya.

"Ko, aku belum bisa ngebayangin kayak gimana aura keluarga istri kedua Pak Hilman. Anaknya dua katanya cowok cewek. Mas Diaz baru spill dikit katanya selama ini perang dingin. Kayak Rusia Ukraina mungkin ya."

"Tenang, Ko. Jangan khawatirin aku. Aku bukan tipe orang yang gampang ditindas. Ini bukan jaman kolonial. Enak aja harus patuh diperbudak sama orang kaya. Kalau diantara mereka ada yang jadi bawang merah, aku akan jadi bawang bombay."

"Tante...pengen pipis." Nesha berdiri di pintu belakang yang terbuka lebar sambil memegang celana piyamanya dan mulut menguap panjang.

"Eh eh, tahan dulu jangan bocor!" Tya segera berlari sampai si Joko terperanjat.

***

"Tya, tungguin!" Yuni setengah berlari menyalip orang-orang untuk menyusul Tya yang baru saja melewati pintu gerbang.

Hm, pasti si Yuni kepo soal libur aku kemarin.

Tya sengaja menghentikan langkah. Percuma menghindar juga pasti dirinya akan tetap dikejar.

"Kemarin kemana, Tya? Tiba-tiba banget nggak masuk. Nggak mungkin izin dadakan. Pasti udah direncanakan jauh-jauh hari ya. Kamu ini... selalu saja bikin kejutan."

Kalimat interogasi yang sudah diprediksi. Tya tersenyum sambil memasang wajah tenang. "Kemarin aku dilamar, Yun. Sekaligus nentuin tanggal nikah. Insya Allah minggu ketiga Oktober ini mau nikah."

"What? Ty.... serius."

"Seratus rius, Yun."

"Tya...sorry. Aku merasa aneh aja. Tiba-tiba punya pacar, tiba-tiba mau nikah. Terlalu sat set untuk hubungan yang normal. Aku nggak berpikir buruk kamu kecelakaan. Kamu anak baik. Cuma khawatir aja, jangan sampai gara-gara kamu punya masalah keuangan terus terpaksa nikah. Hati-hati, Tya. Cowok yang difoto sama Mpok Iyam itu emang ganteng. Tapi menurutku tatapannya misterius. Takutnya psikopat."

Panjang lebar cerocosan Yuni didengar Tya dengan baik. Hampir mendekati betul ucapan temannya itu tentang alasan 'terpaksa nikah'. "Kau jangan khawatir. Dia kemarin datang dengan keluarganya. Restu udah dipegang. Prinsip kami sama. Pacaran setelah nikah biar nggak dosa."

"Oh ya, biar kau nggak kaget susulan. Aku kasih tahu nih sekarang. Aku kerja cuma sampai besok, Yun. Memutuskan resign karena harus persiapan ngurus nikah."

"Apa? Emang bisa? Kena pinalti dong."

"Calon suamiku kenal sama Pak Surya manajer pabrik ini. Dia yang akan urus sampai beres. Sudahi kepomu. Waktunya absen."

Setelah dijejali penjelasan, sepanjang jam kerja tak lagi direcoki kekepoan Yuni. Hari Kamis ini pekerjaan berjalan lancar. Tetapi juga sepanjang hari ini tak ada satupun chat dari Diaz. Padahal Tya berharap pria yang punya nama gaul Kudis itu menghubungi karena ingin bertanya tentang progres pengajuan resign.

Akan tetapi begitu hari berganti Jumat, satu jam sebelum bel pulang berbunyi, Tya dihampiri pengawas yang memintanya pergi ke ruang supervisor.

"Sekarang, Bu? Atau nanti jam pulang?" Tya mulai menduga-duga maksudnya ia dipanggil oleh supervisor yang tak lain adalah Pak Anton.

"Sekarang, Tya. Kamu ada masalah apa sampai dipanggil Pak Anton? Kalau buat saya jadi rugi karna mengorupsi jam kerja. Mana pekerjaan masih banyak."

"Maaf, Bu. Harusnya saya yang bertanya begitu sama Bu Dini. Kan Bu Dini atasan saya. Saya ada salah apa ya."

"Sudahlah. Nanti aja saya tunggu laporan kamu. Cepat kembali kalau urusannya selesai sebelum jam pulang."

Tya mengangguk. "Baik, Bu." Ia sempat menoleh ke sebelah kiri. Tampak Yuni menatapnya dengan sorot tanya. hanya dibalas dengan angkat bahu.

Melangkah menuju gedung kantor yang berada di sebelah utara bangunan pabrik, pikirannya mendadak teringat dengan penawaran Yuni di warung mie ayam dulu. Bahunya mendadak bergidik mengingat temannya itu mengorbankan kehormatan pada si supervisor. Membayangkan sudah berapa tahun jalur selangkangan ini berjalan dan berapa tubuh yang sudah menjadi persembahan, Tya bergidik lagi. Mual.

Apakah pelakunya supervisor saja atau staf yang lain juga. Atau jangan-jangan manajer juga.

Kecamuk dalam pikirannya itu berakhir setelah berada di depan pintu bertuliskan supervisor. Tya mengetuk pintu dan perlahan membuka pintu setelah mendengar suara mempersilakan masuk.

"Pak, saya Cantya Lova. Bapak manggil saya?"

"Silakan duduk."

Tya menarik kursi yang ada di hadapan meja Pak Anton. Duduk dengan sedikit risih karena supervisor itu memindai dirinya dengan intens.

"Cantik."

"Apa, Pak?" Tya pura-pura tidak mendengar gumaman Anton.

"Anu...maksud saya, kamu mendapat keistimewaan dari Pak Surya bahwa kontrak kerjamu dipercepat selesainya hari ini. Saya sudah limpahkan berkasnya ke personalia."

"Alhamdulillah. Jatuhnya bukan izin resign berarti ya, Pak."

"Iya. Karna aturannya kalau resign kamu mesti bayar uang pinalti. Tapi gajimu hanya dihitung selama hari kerja di di bulan ini."

Tya mengangguk. "Iya, Pak.Ngak apa-apa.'

"Mungkin ada bonus dari Pak Surya langsung. Atau kanu mesti ngasih tanda terima kasih." Anton tersenyum dan menatap penuh arti. "Lebih jelasnya, kamu dipanggil ke ruangannya sekarang juga."

Tya segera permisi. Berada di ruangan Pak Anton membuat bulu kuduknya merinding. "Aura setannya kuat banget," lirihnya sambil berjalan di koridor menuju ruang manajer. Ada sekretaris yang menemaninya masuk ke dalam ruangan Pak Surya.

Tya sejenak mematung begitu baru dua langkah melewati pintu. Bukan manajer yang menjadi pusat perhatiannya. Tetapi sosok pria di samping manajer yang duduk bersilang kaki di kursi putar. Saling bersitatap tak terelakkan.

Surprise ada Mas Diaz...

Kok dia senyum manis gitu. Oh, di sini mesti akting juga berarti ya. Oke-oke, aku harus balas.

1
bundanya Fa
modusmu mas.... pasti nanti hukumannya yg aneh2 gitu.
bundanya Fa
penurut sambil mikirin strategi berperang. 🤭
bundanya Fa
ibu suri kepo. 🤣🤣🤣
tidur bareng itu maunya ibu suri kaaan.... sabar ya ibu. 🤭
bundanya Fa
lari kayak dikejar setan beneran kan tya.... setannya mas dias. 🤣🤣🤣🤣
bundanya Fa
malam pertama sdh mulai muncul hilal cintanya ke tya kaaan....
bundanya Fa
haha... siksp terbukanya tya nih juga bikin dag dig dug dias.😄😄
astri chan
haduhhh bacanya nanti apa ya kalau udah banyak
Mamah Eneng
hukumnya pasti di cium🤭
Dhesy Echa
cium🤣🤣🤣
mamak"e wonk
suka dgn karakter tya
Wiwi Nurwiyah
jangan biling hukuman nya dicium🤭
Wiwi Nurwiyah
😄😄😄😄😄👍👍
Wiwi Nurwiyah
boleh ketawa lebar gak tya?
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Wiwi Nurwiyah
diratukan mertua ini mah ceritanya😄🤭🤭🤭
Hera Wati
selalu suka alur ceritanya thanks ka nia
Wiwi Nurwiyah
joko selalu dihati,,,,kudis aja kalah🤣
Wiwi Nurwiyah
hmmm...sombong dijadiin obat stres,,ntar kalo kontrak nya udh habis kamu yg stres karna gak bisa melupakan tya😄😄🤭
Wiwi Nurwiyah
tya kenapan,,,takut ternoda ya mata nya,,padahal kan udh sah mau dilihat juga🤭
Wiwi Nurwiyah
hati" kudis,,nnti lama lama terbiasa dgn tingkah tya dan kamu susah buat melupakan tya
Ddsyahwa
/Heart//Rose/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!