Dyeza Ghinara Alinzkie Harus menerima takdir yang sudah di tentukan oleh ibu tirinya.
Semuanya berawal dari dua garis merah yang di alaminya. kehidupannya jadi berubah
menikah dengan pria yang tidak dirinya kenal. bahkan melihat saja tidak pernah.
Namun apalah daya.
Semua demi kebaikan dirinya dan juga ayahnya
Menerima pinangan seorang presdir muda namun Pria itu juga merangkap sebagai seorang mafia.
Mafia kejam yang tidak segan mengambil organ orang yang sudah berani mengusik pekerjaanya.
Akankah gadis ini bertahan di sisiNya?
Atau malah pergi meninggalkannya.?
🌹🌹
Masih tahap belajar dan terus belajar
Mohon krisan nya ya Readers.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reva'$live, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berhutang Banyak
...***...
Dirga sudah sampai di kantornya
Dirga melangkahkan kakinya. Sambil menampakkan senyum yang begitu samar.
Namun beberapa karyawan perempuan bisa melihat. Jika Bos nya itu tengah merasa bahagia.
Kebahagiaan yang ada di dalam dadanya. Mampu memancarkan pula pada wajah tampan Dirga.
Dirga memasuki ruangannya
Namun Nara sang sekertaris nya segera menghentikan langkah Dirga.
"Pak bos.. Di dalam ada ibu ibu yang kemarin." ucap Nara.
Seketika wajah Dirga berubah menjadi Dirga yang tajam. Dirga segera, memasuki ruangannya.
"Apa yang kau lakukan di ruanganku?" tanya Dirga dengan suara keras.
Tania segera menatap Dirga. Lalu tersenyum pada Dirga. Tania melangkahkan kaki jenjangnya pada Dirga yang masih mematung di depan pintu.
"Sudah ku bilang. Aku akan kembali." jawabnya
Tania memang wanita yang tak mudah menyerah. Tania akan selalu berusaha sampai targetnya bertekuk lutut padanya
"Aku sudah katakan. Aku tidak menyukaimu. Apa kurang jelas?" tanya Dirga
Tania mendekatkan bibirnya pada telinga Dirga. Lalu meniupkan sedikit nafas hangatnya pada telinga Dirga.
Tentu itu akan membuat gairah Dirga naik. Dirga mengepalkan telapak tangannya.
Namun Tania berhasil mengambil tangan kekar milik Dirga.
Tania, mengecup tangan Dirga dengan lembut. Lalu kembali mencium bibir Dirga tanpa izin dari Dirga
Tania mengarahkan tangan Dirga pada dada Tania. Beberapa saat Dirga hanyut dalam permainan Tania. Dirga meremas gundukan dada milik Tania.
Ahhsshh... ******* Tania yang terdengar sangat jelas di telinga Dirga. Dirga semakin menjelajahi tubuh Tania.
Dirga tersadar dari buaian Tania. Tangan ini... Tangan ini tadi untuk menyentuh calon anaknya.
Dirga segera menarik tanganya dari dada yang menonjol milik Tania.
Dirga mencengkram lengan Tania
"Keluar dari ruanganku. Atau aku seret kamu agar meninggalkan ruangan ini." tekan Dirga.
Tania tersenyum Miring. Sudah jelas jika Dirga sangat menikmati nya. Kenapa harus menolak.
"Kenapa kau tidak mengakui saja Ga. Jika kau juga butuh untuk melampiaskan emosimu. Aku siap jika kau jadikan aku hanya sebagai wanita pelampiasan mu saja." bisik Tania pada Dirga
"Jangan harap aku akan melakukannya padamu. Tinggalkan ruangaku.!!" bentak Dirga
Tania belum tau. Jika Dirga sangat membencinya. Cinta Dirga yang dulu untuk Tania sudah hilang dan tak ada sedikit pun rasa simpati pada Tania
Rasa benci Dirga pada Tania tak bisa di ukur.
Dengan kegagalan yang ke 3 ini. Tania benar benar sangat kecewa.
Tania segera meninggalkan ruangan Dirga.
"Aku akan mendapatkanmu Ga. Bagaimanapun caranya." batin Tania.
...***...
Yeza dan Sam sudah sampai di rumah sakit.
Kemarin Setelah dari rumah Yeza, Dirga segera meminta pada Sam untuk mencari dokter terbaik untuk Yeza. Dokter psikologi.
Sam segera masuk keruangan dokter Vera. Setelah menunggu antrian nomernya
Dokter Vera segera mengetes suara Yeza kemungkinan Yeza bisa bicara kembali.
Yeza di bawa keruangan husus untuk melakukan pengecekan lebih lanjut.
Hingga sekitar 15 menit. Yeza dan dokter Vera keluar.
"Bagaimana dengan adek saya dok?" tanya Sam.
"Sebenarnya adek anda masih bisa bicara asal rutin melakukan terapi. seandainya dulu jika kejadian sesuatu yang membuatnya kehilangan suaranya. Segera di lakukan pengobatan. Mungkin tidak akan mengalami hal semacam ini." jawabnya.
"Apa adek saya bisa bicara lagi?" tanya Sam.
Vera menatap Yeza lalu beralih pada Sam.
"Saya pastikan adek anda bisa kembali bicara. Apalagi jika dia berada di tempat orang orang yang menyayanginya. Kemungkinan sembuh akan lebih cepat. Selama ini dia merasakan tertekan pada lingkungannya Selain itu, mengalami kejadian traumatik yang kepanjangan. Sehingga menimbulkan stres berat dapat menjadi penyebab bisu sampai saat ini." terang dokter Vera
Tentu Yeza mengalami stres berat di keluarganya. Apalagi setelah papanya menikah lagi. Yeza seperti kehilangan semangat untuk hidup dan meraih cita citanya.
Perlahan Desi dan juga Anggi juga sangat memicu keterlambatan akan kesembuhan Yeza.
"Terimakasih dokter. Kalo begitu kami permisi dulu." pamit Sam.
Sam segera, menggandeng tangan Yeza. Namun Yeza segera menolak karena tidak biasa berjalan dengan pria. Itu saja tadi Yeza terpaksa karena tidak ingin Dirga marah
Saat melangkah tiba tiba ponsel Sam berdering
Sam segera mengambil ponselnya dari kantong celana nya. Dan menepi agak menjauhi Yeza.
"Hallo Ga." sapa Sam.
"Bagaimana? Kau jadi kan membawa Yeza kerumah sakit?" tanya Dirga dari balik layar ponsel.
"Iyaa.. Ini sudah mau balik ada apa? Kau merindukannya?" tanya Sam. Sambil melirik Yeza yang masih terdiam menunggu Sam bicara.
"Tidak.. Aku hanya, memastikan jika kau tidak lupa dengan janjimu krmarin. kau adalah sahabatku yang tak pernah ingkar janji" jawabnya
"Kau yang selalu ingkar janji padaku Ga." jawab Sam
Terdengar suara tawa menggelegar dari Dirga. Sam ikut bahagia. Baru kali ini Dirga bisa tertawa lepas hanya lewat gurauan dari ponsel.
Sam menatap Yeza yang masih duduk di bangku taman. "Kau telah merubah pria kejam itu menjadi lembut. Ok.. Aku berhutang banyak padamu Za" batin Sam. Setelah obrolannya dengan Dirga selesei.
...**...
"Pa.. Ma.. Anggi izin keluar mau rayain pesta kenaikan kelas." pamit Anggi
"Tidak usah. Kau tinggalah di rumah ini sudah malam." jawab Daniel dengan matanya masih fokus pada pekerjaan kantornya.
"Biarkan saja pa.. Namanya juga anak muda. Asal Anggi bisa menjaga dirinya" sahut Desi.
Selalu begitu.. Desi selalu memberi lampu hijau untuk Anggi. Sedangkan Daniel sangat berhati hti dalam mengurus putrinya.
Akhirny Daniel hanya diam. Percuma juga jika Desi membuat keputusan. Ujung ujungnya malah akan membawa nama Yeza di pertengkaran keluarganya.
"Pergilah sayang.. Mama dan papa izinin. Asal kamu bisa jaga dirimu sendiri." ucap Desi
Anggi segera pamit pada kedua orang tuanya.
"Kenapa sih ma.. Kau selalu melanggar peraturan papa. Papa tidak ingin Anggi terjebak dalam pergaulan bebas." ujar Daniel
"Pa.. Anggi itu sudah besar. Bisa memilih mana yang baik dan mana yang nggak baik. Mama percaya sama Anggi." Jawa Desi
"Ahh sudahlah.." ujar Daniel lalu segera beranjak dari sofa. Dan segera membawa pekerjaan kantornya ke kamar Yeza.
Dua hari ini Daniel tidur di kamar Yeza. Karena masih marah dengan Desi.
...***...
"Kau mau minum apa Anggi. Biar aku pesenin." ucap Randi
"Terserah kamu Ren. Aku apa aja mau." jawabnya
Rendi segera memesan minuman. Rendi menunggu pesannya jadi. Setelah itu Randi segera membawa minuman itu pada Anggi.
"Minumlah.." ucap Rendi. sambil mengangsurkan jus strawberry.
Beberapa teman Anggi dan Rendi sudah berbaur di dalam. Mereka sedang melakukan karaoke di dalam sana.
"Apa kau juga mau karaoke? Di dalam ramai sekali." ucap Rendi menawarkan.
Anggi mengangguk. Namun sebelumnya Anggi minumanya dulu.
Mereka segera melangkah masuk dan benar saja di sana sudah ada teman teman Anggi yang sudah sedikit oleng.
"Ren.. Kok tiba tiba kepalaku pusing yaa.. Ini kenapa mata aku begitu berat banget." keluh Anggi
"Oohh.. Apa mungkin karena minuman itu?" tanya Rendi
"Rendi.. Apa yang kau berikan pada minuman ku. Kenapa aku jadi ngantuk begini.?" tanya Anggi yang sudah mulai kehilangan kesadarannya.
"Aku tidak mberikan apa Nggi." jawabnya
...*** ...
"Yeza.. Apa yang kau lakukan di sini.?"
maap blm bs kasih rate krn bru baca bab 1🤗