NovelToon NovelToon
Lebih Dari Dia

Lebih Dari Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Kravei

Leo Evano mencintai Bianca Anulika di hari pertama dia menatapnya. Namun, Bianca memiliki pria yang dia cintai bernama Gavin.
Padahal Gavin tidak mencintai Bianca sebaik yang dia harapkan, tapi Bianca bersikeras ingin setia terhadapnya.
“Sampai dia membuatmu menangis, aku bersumpah aku akan merebutmu darinya. Saat itu, aku tidak akan takut kau benci. Aku akan melakukan apa pun untuk menyeretmu keluar dari rumahnya.” Itu adalah apa yang Leo tanamkan dalam hati dan hari itu pun datang. Leo memantapkan diri, membuktikan dia bisa memperlakukan Bianca lebih dari pria yang dia cintai. Berharap bahwa Bianca akan segera mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kravei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dekat Namun Jauh

Leo tak mau kecewa mengingat seperti yang telah diduga-duga, tidak akan mudah meluluhkan hati Bianca. Karena itu dia bisa memaksa senyuman untuk tetap mekar dengan indah di wajahnya. "Ayo berenang!" ajaknya penuh semangat. Sebelum Bianca sempat menolak, dia menarik pergelangan tangannya dan membawanya menuju kolam renang yang terletak di bagian belakang rumah.

"Aku tidak mau!" tolak Bianca yang akhirnya berhasil menarik tangannya lepas dari genggaman Leo, tepat sebelum lelaki itu menceburkan diri ke kolam. "Aku mau mandi saja." Bianca malu mengaku tapi dia belum mandi sadari masalah mereka dimulai, bahkan pakaiannya masih tidak berubah. Namun, Leo tak mendengarkan. Dia terkekeh nakal dan menarik tangan Bianca sebelum melempar tubuhnya ke dalam kolam.

"Leo!" pekik Bianca, sialnya terlambat karena dia telah tertarik terjun mengikutinya.

Tinggi air kolam mencapai dada Leo dan leher Bianca ketika mereka berdiri. Bianca melotot tajam sembari menyipratkan air, tapi Leo menggangapnya candaan. Dia segera membalas cipratan air itu.

"Hentikan!" Bianca membalasnya kian cepat karena kesal tapi Leo malah tertawa semakin girang. Mereka saling mencipratkan air hingga Bianca mulai lelah dan kehilangan tenaga sementara Leo seolah tak kenal lelah. Air yang dia cipratkan kian besar hingga akhirnya membuat Bianca menyerah.

"Aku bilang hentikan!" Bianca menunduk karena sudah lelah mengelap mata yang dikenai air. Dia mengambil langkah mundur tapi berat tekanan air malah membuatnya tersungkur ke belakang.

Leo dengan gesit menangkapnya sebelum terjatuh. Dia menarik pinggangnya terlalu kuat hingga menyebabkan wajah Bianca berakhir menabrak dadanya. Kaki Bianca berjinjit di atas kaki Leo, perlahan dia mengangkat kepala dan kontak mata tak sengaja bertemu.

Bianca membeku untuk sejenak dan lamuannya buyar ketika lagi-lagi lelaki itu tersenyum secerah mentari pagi dan semanis gula. Dia mengambil langkah membuat keseimbangan Bianca oleng. Spontan Bianca menarik pundak Leo untuk dijadikan pegangan. Beruntung Bianca tak jatuh tapi sialnya mereka menjadi terlalu dekat hingga pipi Bianca mulai bersemu merah.

Tidak ada jarak pada pakaian mereka yang basah kuyup. Leo menarik wajahnya mendekat. Sejengkal menjadi setengah jengkal. Sangat dekat …

Bianca membuang wajah guna menghindar. Dia mendorong Leo dan mengambil dua langkah mundur dan berkata, "aku kedinginan! Aku masuk dulu." Dia beranjak meninggalkan Leo, setelahnya memasuki rumah dalam keadaan basah kuyup.

Bianca meraih sembarang handuk yang dia temukan di wilayah belakang rumah dan buru-buru memasuki kamar tamu di lantai dua. Dia membanting pintu hingga tertutup dan menempelkan punggungnya di sana, takut Leo mungkin menyusul.

Bianca ... deg-degan. Jantungnya berdetak sangat kencang sampai bisa dia dengar. Perempuan itu merasakan wajahnya memerah dan dia menepuk-nepuk dada guna menenangkan diri. "Kau adalah manusia normal, Bianca." Bianca berbicara kepada dirinya sendiri. "Bahkan malaikat akan tergoda bila digoda oleh pria setampan dan seseksi itu. Itu normal. Itu sangat normal, Bianca."

Bianca merasa sangat buruk sekarang. Berkali-kali dia meniup nafas dan menepuk-nepuk pipinya yang masih terasa panas.

Sementara itu, Leo juga ikut bersemu merah wajahnya. Bukan karena cinta tapi malu akan penolakkan. Dia baru saja menenggelamkan dirinya.

...

Pukul delapan malam Bianca turun degan keadaan rapi, berbalut piyama coklat berlogo Canel. Ini bukan pertama kali Leo menunggunya di ruang makan. Entah mengapa tapi sebenarnya dia menjadikannya sebagai kebiasaan.

"Hi!" Pria itu menyapa tanpa dosa, senyuman manisnya tidak pernah ketinggalan. "Ayo makan." Bianca tidak punya tenaga untuk membantah. Dia menurut dan duduk di depan Leo, meja keramik putih setinggi dada memisahkan.

Acara makan dimulai dalam kebisuan sampai kemudian suara dering hp terdengar. Leo mengambil benda pipih itu dari atas kursi di sampingnya dan menekan tombol hijau. Dia membuka loudspeaker sebelum meletakkannya di atas meja.

"Di mana kau?" Suara itu menyentak Bianca, membuatnya spontan menatap Leo.

Itu adalah Gavin, dia berkata, "aku di depan rumahmu dari tadi." Gavin sudah setengah jam mengetuk pintu dan menunggu tapi tidak ada respon. Dia menelepon Bianca tapi diabaikan, maka dari itu dia menelepon Leo.

"Aku tidak ada di rumah. Apa yang kau inginkan?" kata dan tanya Leo. Bianca tak bersuara karena penasaran apa tujuan Gavin menelepon. Dia sedang menunggu waktu yang tepat.

"Soal surat perceraian--" Leo menekan tombol merah sebelum Gavin menyelesaikan kata-katanya.

"Mengapa kau matikan?" Bianca panik mendengar kata 'surat cerai'. "Gavin tidak berencana menceraikan aku, kan?" tanyanya.

Leo tak menanggapi. Dia mematikan hp ketika Gavin menelepon lagi dan melanjutkan acara makan. "Leo!" Bianca mulai jengkel diabaikan tapi Leo masih tidak mau memberikan penjelasan.

"Kau sudah dengar sendiri. Apa yang kau ingin aku katakan?" Hanya itu respon Leo setelah diberi tatapan cemas selama dua menit tanpa jeda.

Bianca berdiri karena tidak bisa lagi tenang. "Aku tidak mau!" tegasnya. "Aku tidak akan pernah menceraikannya. Aku mau pulang!"

Lagi-lagi Leo tak merespon dan yang bisa Bianca pikirkan adalah membujuknya, "aku moho--"

Leo meletak kasar alat makan ke atas meja, suara besar yang tercipta menyela Bianca. "Aku akan sangat marah bila kau memohon untuknya." Bianca seharusnya menjadi orang yang marah di sini, tapi Leo malah terlihat lebih kesal darinya. Andai tahu Bianca akan bereaksi seperti itu, Leo berpikir lebih baik mengabaikan panggilan Gavin karena itu hanya berakhir dengan merusak mood baiknya.

Merasa tidak bisa berbicara, Bianca meninggalkan ruang makan. "Aku mau pulang."

Leo menggerutu kesal. Dia tidak mau menyusul tapi itu tidak mungkin! Dia buru-buru mengikuti, menarik lengan Bianca untuk menghentikan langkah kakinya sebelum melewati ruang tengah. "Aku tak akan pernah membiarkanmu kembali padanya. Apa yang akan kau lakukan? Memohon padanya untuk tidak meninggalkanmu?"

"Mungkin," jawab Bianca sembarang. Dia menepis kasar tangan Leo hingga terlepas tapi lagi-lagi Leo menariknya. "Lepas! Kau masih belum puas mempermainkan kami?" Bianca berbicara ketika gagal menarik lengannya terlepas dari cengkraman Leo. Pria itu sangat keras kepala.

"Kau berpikir aku bermain-main denganmu?"

"Benar!"

"Berapa kali lagi harus aku katakan aku benar-benar mencintai--" Mereka saling menyela.

“Kau tid—“

"Aku mencintaimu pertama kali aku melihatmu! Aku ingin bersamamu, kau tidak mengerti itu?"

"Kau memperlakukan aku sesuka hatimu dan berani meminta aku untuk mengerti?" Bianca menarik tangannya. "Lepaskan aku!"

Berdebat dengan Bianca adalah hal yang paling menjengkelkan dari semua hal, apalagi di saat dia membela pria lain. Leo sangat marah tapi bahkan tidak tahu bagaimana cara membuat Bianca mengerti apa yang ada di dalam hatinya. "Aku bilang lepaskan aku!" Bianca merontak, sikapnya mendorong Leo pada batas kesabaran.

Leo meraih tengkuk Bianca untuk mengikis jarak di antara mereka, Bianca tak bisa banyak bergerak, Leo memaksanya mengunci kontak mata yang hanya bersisa satu jengkal.

Mereka saling menatap dalam kebisuan untuk sesaat dan Bianca sedikit terdiam, tersadar itu adalah pertama kalinya melihat Leo tidak tersenyum dan bereaksi marah. Dia terlihat sangat terluka, sedih dan kesal.

"Kau benar-benar ingin aku memperlakukan dirimu sesuka hatiku? Baik! Aku akan menciummu bila kau bersikeras meninggalkan rumah Ini." Bianca merontak tapi tak Leo lepaskan. Ketika dia mendorong, Leo menangkap tangannya untuk memastikan dia tidak bergerak meski hanya satu inci.

"Aku akan menciummu kalau kau berani menyebut namanya. Aku akan menciummu jika kau berdebat denganku untuknya dan aku bersumpah bila kau berani hanya sekedar memikirkannya, aku akan ..." Rahang Leo mengeras mengatakan betapa dia geram pada Bianca. Tidak ada kepedulian pada sorot mata perempuan itu membuatnya kian jengkel.

"Aku akan ..."

1
Jennifer Alexander
thorr semangat thorr aku di sini menunggu kelanjutan ceritanya /Drool//Smirk/
Kravei: Thank uuu🥰🥰🫶
total 1 replies
Masdi Masdi
sebenarnya AQ merasa Gavin GX cinta hanya merasa terbiasa aja jdi GX mau kehilangan. kalo Leo itu cinta Krn sebegitu terluka nya pun dia berusaha keras untuk tetap bertahan dgn hati tentunya tidak baik² saja untung nya GX sampai gila. di pertahankan pun selamanya Bianca tx akan pernah bahagia.
Kravei: Hihi wajib nantikan flashback di mana Leo galau parah karena Bianca mau persiapan nikah xixi
total 1 replies
Masdi Masdi
hai,,,salam kenal kak... rajin² update ya kak,agar kita GX lupa alur ceritanya.... sampai disini cerita nya bagus banget. AQ suka.🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Kravei: Siap, Kak … bakalan ditambah babnya kalau makin ramai
Makasih karena sudah meninggalkan komentar🥰<3
total 1 replies
Jennifer Alexander
thorr lanjutin ya ceritanya..ada aku di sini yg selalu menunggu kelanjutannya.. ceritamu bagus...kalo episode nya lebih banyak pasti lebih banyak yg baca /Smirk/
Kravei: Hihi makasih banyak, Kak🥰 nanti kalau makin rame, babnya ditambah juga yaaa <3
total 1 replies
Jennifer Alexander
lanjutkan thorr aku menunggu karyamu /Applaud//Kiss/
Jennifer Alexander
lanjut Thor aku sukaaa bangettt
Jannah Sakinah
Semangat Thor nulisnya. rajin update ya. hehehe
Bening Hijau
ikut event dong cerita ini bagus banget
Bening Hijau
sama q juga pecinta second lead
Bening Hijau
bagus banget alur nya
Bening Hijau
bagus banget
Kravei
Hi, salam kenal, Kak🥰
Amelia
halo salam kenal ❤️🙏
Mưa buồn
Jujur aja, ini cerita paling baik yang pernah aku baca.
Kravei: Awww thank you, Akak🥰
total 1 replies
Fatima Rubio
Wah, cerita yang luar biasa! Semangat terus author!
Kravei: Hi, Kak
Makasih ya🥰
Jangan lupa dilika dan follow supaya tidak ketinggalan!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!