Perubahan hidup seorang gadis yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan alasan klasik memberikan yang terbaik,tapi bukannya kebahagiaan yang didapat ia justru menderita karena suaminya yang tak pernah menganggapnya ada dan malah menikah lagi dengan wanita lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irwineka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diatas Kertas #20
Elsifa baru saja sampai di rumahnya,sebuah rumah bergaya minimalis berlantai 1,rumah yang diberikan oleh papa Ardi sebagai hadiah ulang tahun ke 20 tahun dulu. Rumah tersebut sempat ia tinggali selama beberapa bulan bersama 2 orang ART, sementara kedua orang tuanya sudah menetap di luar negeri menemani sang nenek yang sudah tua dan sakit-sakitan. Hingga akhirnya dia menikah dan resmi menjadi istri seorang Danuarta,lalu El terpaksa meninggalkan rumahnya dan berpindah ke rumah besar milik suaminya.
Setiap harinya 2 orang ART selalu membersihkan rumahnya,sehingga walaupun ditinggalkan tetapi keadaan rumah tetap terjaga kebersihannya. Pernah suatu hari ada seseorang yang tertarik dengan desain dari rumah sederhana milik Elsifa,tapi gadis itu tak berniat menjual rumah tersebut. Entah kenapa dia selalu merasa suatu saat ia pasti akan kembali ke rumahnya tersebut,seperti saat ini.
"Eh,non El. udah lama gak kesini,kangen lihat rumah ya non ?" sapa seorang wanita paruh baya yang baru saja selesai membersihkan rumah milik Elsifa.
"iya bi,aku kangen pingin lihat rumah ini. makasih udah bantu El jagain rumah ini ya bi ?" ucap gadis itu sembari memandangi rumahnya yang sudah ia tinggalkan selama hampir 6 tahun.
Matanya menyapu ke sebuah bangunan berwarna hijau klepon yang mendominasi diselingi warna-warna lain yang ikut menambah kesan damai yang ingin ditonjolkan si pemilik rumah yang memang sangat suka dengan warna daun pisang yang masih muda.
Suasananya masih sama seperti saat ia masih tinggal disana. Terdapat sebuah kolam kecil yang terdapat ikan-ikan kecil di sudut sebelah kiri halaman depan yang tak terlalu luas. Ada taman sederhana yang ditumbuhi rumput hijau yang agak meninggi karena mungkin jarang dipotong.
"nanti sore tolong suruh pak Umar buat motong rumputnya ya bi !!" pinta El melihat taman yang sedikit berantakan karena tanaman liar yang juga mulai tumbuh subur di tamannya.
El adalah pecinta tanaman,terutamanya bunga. Berbagai macam bunga ada disana. Mulai dari yang biasa semacam mawar,melati,anggrek,matahari,hingga terdapat tanaman langka yang berharga fantastis
(**gak usah nanya tanamannya apa,coz cerita othor gak berfokus soal tanam menanam**)
"Dulu....aku berharap akan menempati rumah ini bersama dengan suami dan anak-anak kami" tatapan El sedikit kosong dan sebuah senyuman miris terukir di bibirnya.
"non ???" wanita paruh baya bernama Saroh melihat El merasa kasihan. Ia tak tau apa yang sedang dialami oleh majikan mudanya,tapi dari raut wajahnya sudah cukup menjelaskan kalau Elsifa sedang tidak baik-baik saja,mungkin ada sedikit batu sandungan dalam rumah tangganya yang tidak mudah untuk disingkirkan. Batu sandungan yang cukup besar ukurannya,kalau dibiarkan akan mengganggu perjalanan,tapi kalau disingkirkan akan meninggalkan sebuah lubang yang juga akan membahayakan.
"tolong bantu bawa koper koper aku ke atas ya bi ?!, aku mau masuk dulu" koper berukuran paling besar diangkatnya dengan menaiki tangga menuju pintu utama rumahnya.
Rumah El memang desainnya dibuat lebih tinggi dari halaman depan dengan terdapat beberapa undakan disana. Setiap undakan ada taman kecil berisi tanaman bunga merambat. Tepat di teras depan rumahnya ditempatkan pot-pot besar berisi berbagai tanaman palem-paleman dan jenis aglonema seperti aglonema red peacock atau widuri, aglonema nitidum dan juga aglonema adelia.
..