Suamiku Adalah Cinta Pertamaku

Pramudya mendekati Faiz."Iz".

panggilnya.

Faiz mendekatinya"Iya kak"

"Bisakah bicara sebentar?

"Bisa kak".

"Kita bicara diluar saja".

" Baiklah".

Setelah berpamitan dengan sang Ibu Faiz mengikuti Pramudya keluar dari ruangan itu.

Faiz melihat wajah Pramudya berubah menjadi sedikit murung.

"Ada apa kak?

Pramudya diam sejenak.

"Kak,apakah kak Lita menderita sakit yang parah?tanyanya penasaran.

"Aku akan menjawab pertanyaan mu,tapi antar kan Aku ke rumahmu dulu setelah itu Aku akan kasih tahu".

Faiz sedikit bingung tapi dia mengiyakannya.

Mereka berjalan keluar dari rumah sakit menuju ketempat parkir mobil.Mobil itupun pergi meninggalkan area rumah sakit.

Tidak beberapa lama sampailah mereka di depan rumah minimalis berlantai dua.

Pramudya mengikuti langkah Faiz masuk ke rumah setelah dia membuka pintunya.

"Kamar Lita dimana Iz?

"Dilantai 2 kak,ayo Faiz anterin".

Mereka pun sampai di kamar Lita.Pramudya membukanya terlihatlah isi kamar Arlita, kamar itu bernuansa warna putih tidak ada foto dikamar itu.

"Apa Lita tidak suka memajang foto atau lukisan?tanya Pramudya ingin tahu.

"Faiz tidak tahu kak,Faiz aja baru masuk ke kamar ini".

Pramudya terkejut dirinya seakan tidak percaya dengan apa yang barusan Faiz ucapkan.

"Itu faktanya kak,sumpah Faiz baru masuk kamar kak Lita sekarang."

"Kok bisa sih Iz?

"Memang itu kenyataannya kak,kak Lita tidak suka kamarnya dimasuki orang lain selain Ibu".

Pramudya berpikir sejenak.

" Jadi seperti itu,ya udah kamu bantu kakak cari botol obat!.

Faiz terdiam tapi dia langsung mengikuti Pramudya mencari botol obat,entah obat apa?

Saat Pramudya membuka meja belajar Lita,alangkah terkejutnya dia saat dia menemukan sebotol obat.

Diambilnya botol obat yang isinya terlihat masih banyak sepertinya masih baru.

"Mungkinkah Arlita baru membelinya".pikir Pramudya.

Pramudya mengeluarkan HandPhonenya dan mengetik nama obat itu.Obat penenang.

Pramudya menarik napasnya dia mencoba untuk tenang,ternyata apa yang Dokter katakan tadi adalah benar.

Dia menggenggam obat itu,rasanya hatinya sangat hancur setelah mengetahuinya. Dia sama sekali tidak menduganya.

Dia kira selama ini Arlita hidupnya bahagia tapi ternyata hidupnya sangat menderita.

Faktanya kini ada di hadapannya.

Dengan langkah gontai dia keluar dari kamar Lita menuju lantai bawah,Faiz pun hanya diam sambil mengikutinya dari belakang.

Sampailah mereka diruang keluarga.

Pramudya duduk di sofa diikuti Faiz dia ikut duduk di hadapannya dengan perasaan was-was dan perasaan tak dak tenang.

" Kak sebenarnya itu obat apa?tanya Faiz penasaran.

Pramudya melihat botol obat tersebut.

"Ini adalah obat penenang Iz".

"Apa kak o...obat penenang?tanyanya tidak percaya.

" Iya."

"Tapi kenapa obat itu bisa ada di kamar kak Lita?apa kak Lita yang meminumnya?

" Iya,kakak mu sudah lama meminum obat itu".

"Apa!itu tidak mungkin kak,kak Lita tidak sakit".ucapnya tidak percaya.

"Aku pun tidak percaya tapi hasil pemeriksaan Medis menunjukkan bahwa hasilnya adalah positif.Kakakmu terbukti udah lama mengkonsumsi obat penenang ini."

Faiz terdiam.

"Iz,apakah kamu tidak pernah merasakan ada aneh sama kakakmu itu?

Sejenak Faiz berpikir.

"Ada kak,kak Lita tidak mengizinkan orang lain untuk membersihkan kamarnya,bahkan Faiz sama Mutia tidak boleh masuk kedalam kamar hanya Ibu saja yang bisa masuk ke sana.sekarang Faiz sudah tahu penyebabnya."

"Kenapa Faiz begitu bodoh kak,seharusnya Faiz tuh curiga".ucapnya kesal sambil tangannya memukul sofa disampingnya.

"Mungkin saja Lita takut kalian akan menemukan obat ini".

" Iya,mungkin saja kak".

" Iz kamu mau tahu efek dari obat ini selain tidak baik untuk tubuh juga bisa menyebabkan ginjal menjadi rusak,itu yang tadi Aku sangat takutkan,apalagi Lita sudah mengkonsumsinya sejak lama."

Tanpa terasa Faiz menangis.

"Mungkinkah ini semua adalah salah kami,kami telah lalai sebagai keluarga.Seandainya kami tahu dari awal mungkin hal ini masih bisa dicegah." ucapnya menyesal.

"Kamu yang sabar Iz,kita akan tunggu hasil cek up Lita besok,sebaiknya kita kembali ke rumah sakit.sudah lama kita di sini.

" Baiklah".

"Faiz,ingat jangan pernah kasih tahu kakakmu tentang penyakitnya."

"Baiklah kak".

bersambung