Ayunda menerima kekurangan suaminya hanya bekerja bengkel saja. Walaupun kehidupan mereka pas-pasan.
Ayunda sangat sabar menghadapi sikap suaminya selalu menurut kepada ibu dan kakak iparnya juga.
Sanggupkah Ayunda bertahan menghadapi sikap keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mobil siapa
"mana motor ku,". Tanya Ayunda. Menatap Zense,duduk di hadapannya
Tak menyangka jika alamat yang di berikan Zense, ternyata rumah dia sendiri.
"Ambil kunci yang di meja itu,". Suruh Zense.
"Ini bukan kunci motorku Zense,lebih tepatnya kaya kunci mobil. Kamu salah ini bukan kunci motorku tapi kunci mobilmu kali,". Sungut Ayunda.
"Gak salah,emang itu kuncinya,". Jawab Zense. Tak luput dengan senyuman kecil di sudut bibirnya.
Apa mata dia rabun,batin Ayunda."iya deh,mana motornya,".
"Ikut aku,". Zense, merampas kunci mobilnya dari tangan Ayunda,ia pun beranjak pergi keluar dari rumah dan di buntuti oleh Ayunda.
Mereka berdua menuju samping rumah dimana ada beberapa mobil di situ.
"Ini milikmu,". Zense, menepuk depan pintu mobil itu yang sudah,ia buka.
Nah,fix dia buta atau gimana.sabar orang sabar selalu cantik, batin Ayunda. "Zense,ini mobil bukan motorku,".
"Motormu sudah aku buang,udah tua butut masih aja di cariin,". Kata Zense.
Apa, dia membuang motor kesayangan ku. "Kam-kamu buang.ya ampun itu motor kesayangan aku Zense,". Rengek Ayunda.
"Bodo,yang jelas sudah aku ganti dengan mobil biar gak kepanasan kehujanan,".
"Iis, nyebelin banget sih,". Gumam Ayunda.
"Terserah mau kamu bawa atau tidak, tapi,". Zense langsung mendekati Ayunda,ia terkunci di samping mobil itu tak bisa berlari kemana-mana.
"Ka-kamu mau nga-ngapain,". Perasaan Ayunda,tengah gugup begitu pun dengan perasaan campur aduk saat Zense, mendekati wajahnya ke wajah Ayunda. Kedua tangan Ayunda, menahan dada bidang Zense.
Cantik. bibir itu,batin Zense. masih memandang bibir Ayunda,yang berwarna pink.
Astaga,kekar sekali dadanya keras lagi pasti dia punya roti sobek. Astagfirullah,otakku kemana-mana, batin Ayunda.
"Sudah puas, meraba-raba dada dan perut ku,". Bisik sensual Zense.membuat Ayunda, terkejut dan mendorong dia dengan kuat.
"Ah,an-anu. Tadi cuman trik aku agar kamu menjauh,". Elaknya
"Yakin,". Kini Zense,malah mendekati nya lagi.
"Kalau kamu tidak menerima mobil pemberian aku,maka kamu akan ganti rugi lebih dari kita berdekatan,". Ucap Zense, dengan pelan.
Ayunda,menelan ludah dengan susah."ba-baik aku bawa. Yah aku bawa,". Tak berselang lama Zense, menjauhi Ayunda.
Duh, jantungku berdegup kencang,batin Ayunda.
"Mau pulang,atau kita lanjutkan,". Tanya Zense, membuyarkan lamunan nya
Wajah Ayunda,tengah tersipu malu. "Aku pulang saja,".
"maksud ku lanjut minum-minum di dalan,". ucap Zense, melirik sekilas.
Tanpa ba-bi-bu lagi Ayunda,masuk ke dalam mobil dan meninggalkan perkarangan rumah Zense.
Ada senyuman kecil di sudut bibirnya,karena sudah puas mengerjai Ayunda. "Ahhh,aku harus mandi,harus aku tuntaskan dulu,". Kata
Zense.
*****
"Siap-siap ni jawab pertanyaan ibu-ibu, gara-gara Zense,nih motorku jadi mobil bakalan jadi gosip semakin nekat lagi para benalu itu membujuk agar mau rujuk sama Hendri,". Gumam Ayunda.
Baru saja turun dari mobil,ia sudah di datangkan para tetangga-tetangga Ayunda.
"Bagus banget mobilnya yu,berapa belinya,".
"Ini mah masih baru, kinclong,".
"Makin getar-getir mantan mertua mu itu yu,". Sindir Bu Sumi.
"Cuman kredit bu,kalau cash mana ada uang saya lagian mobilnya juga kecil gak kaya anak bu Lela,". Alasannya.
"Gak papa kredit yu, lama-lama bakalan lunas juga,". Kekeh bu Lela
"iya bu, semoga selalu lancar rezeki ku, aaammiiinn,".
"Aaammiiinn,". Ucap bersamaan.
"Ngomong-ngomong mana motor mu yu, kalau gak kepakai aku beli lumayan buat kekebun,". Tanya bu Sonya.
Nah,mana tau dimana motorku sekarang, batin Ayunda. "Udah aku jual bu,maaf. Aku gak tau kalau Bu Sonya mau,". Kekehnya.
"Gak papa, nanti bisa cari di lain kok,".
Ayunda,sangat beruntung mempunyai tetangga yang baik dengan dia.
cukup lama Ayunda, berbincang dengan tetangganya sehingga dia pamit, untuk beristirahat.
*****
"Hendri, Hendri,". Teriak Ambar kepada adiknya.
"Kamu kenapa teriak-teriak Mbar,". Tanya sang ibu melihat anaknya tengah ngos-ngosan dari luar.
"Hendri, mana bu.ada kabar bagus,". Ucap Ambar.
"Ada apa kak,tadi aku kebelet,". Kata Hendri,yang baru datang.
"Bu,aku liat sendiri kalau Ayunda,beli mobil,".
"Mobil,"? Teriak bu sari dan Handri,mereka tampak terkejut
"Mo-mobil. Kamu yang benar Mbar,". Tanya sang ibu.
"Benar bu,aku gak tau mobilnya kredit apa cash,". ucap Ambar
"paling kreditan,". Sahut Hendri.
"Gak papa kalau kredit sedangkan Ayunda,kerja di kantor juga,". Timpal sang ibu.
"Gak sabar bu,kalau Hendri,rujuk lagi sama Ayunda,bisa tiap hari kita jalan-jalan pakai mobil. Gak kepanasan gak kehujanan,". Kekeh Ambar.
"Benar apa katamu itu,ya sudah malam nanti kita ketempat Ayunda, Hend,". Ajak sang ibu.
"kalau sekarang dia malah curiga bu, nanti-nanti lah nunggu waktunya yang tepat,". Sahut Hendri
"Bener juga,tumben kamu pintar Hendri, biasanya nunggu ide dari kita, iyakan bu,". Tanya Ambar.
"Nah makanya dari itu,kita biasa-biasa saja,kalau udah waktunya baru kita ke rumah Ayunda,siapa tau dia mau rujuk lagi sama aku,".
"Gak sabar lagi,biar ibu bisa beli apa-apa dan membuat para ibu-ibu itu malu,agar ibu juga bisa membalas hinaan mereka,". Geram bu Sari.
"Kalau secara baik-baik kita tak bisa menaklukkan Ayunda,mungkin secara licik,". Ide Ambar.
Mereka pun tertawa renyah,dan menyusun rencana secara Matang-matang.
"besok siang, keluarga pak Tejo,datang bu,". ujar Ambar.
"tenang,ibu sudah menyiapkan segala-galanya, pokoknya kamu harus jadi menantu keluarga juragan sapi itu. ingat Ambar, jangan sungkan-sungkan kamu minta uang kepada suami jangan lupa kasih juga ibu uangmu. kamu harus nurut perkataan ibu karena aku yang sudah melahirkan dan membesarkan hingga sampai sekarang Mbar,". jelas sang ibu.
"nah iya kak,kaya aku selalu berbakti sama ibu. buktinya rumah siti,yang besar ini jadi milikku sendiri. masa kakak kalah sih,". Hendri, memanasi sang kakak.
"Eleh, kita liat nanti Hend. bisa-bisa aku lebih dari yang kamu punya ini,". ejek sang kakak.
"mana Neli,apa kalian melihatnya,". tanya sang ibu.
"gak tau bu, mungkin dia cari pria kaya,". kekeh Ambar. palingan juga mojok sama tukang ojek,batin Ambar.
"bagus itu,kita bakalan jadi orang kaya.kalau kalian menikah dengan orang banyak uang. hidup kita bakalan terjamin dan bis membalas ejekkan para ibu-ibu itu,". geram bu Sari.
"doakan saja bu, semoga kami dapat pasangan yang kaya-raya banyak uang,".
"ibu selalu mendoakan yang terbaik buat Kalian,kalau ada apa-apa cerita saja sama ibu.kalian jangan lemah sama pasangan ingat itu,". ucap bu Sari.
enak juga kalau anak-anak aku menikah dengan orang kaya, tinggal menikmati hasilnya saja,batin bu Sari.
*****
menurut harus yang betul.