Diki Arya Wijaya harus menelan pil pahit saat matanya melihat istrinya masuk ke dalam kamar hotel bersama laki laki lain yang ia tak kenal, dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui apa yang di lakukan istrinya dengan laki laki itu di dalam sana membuat ia ingin membunuh keduanya saat itu juga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jero rina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 03
Diki melakukan rapat yang tadinya di gelar di kantornya jadi batal karna mendadak klien nya tidak enak badan dan meminta agar meeting nya di lakukan di hotel tempat ia menginap, mau tak mau akhirnya Diki beserta Tomi asistennya dan juga Dika serta Rey yang saat itu juga ikut meeting mewakili perusahan masing masing yang kebetulan melakukan kerja sama bareng memutuskan menerima permintaan klien mereka karna kalo tidak perusahaan yang mereka pimpin terancam batal kerja sama.
.
Saat sampai di loby hotel salah satu berbintang di Jakarta, Diki dan Dika serta Rey saling memeluk karna sejujurnya ia sangat merindukan kakak kandungnya satu satunya itu serta Rey, ia kangen ngobrol serta main bersama seperti dulu, tapi ia sadar kalo ia tak boleh ngeluh karna ini keputusannya sendiri yang memilih keluar dari rumah utama demi menuruti keinginan istrinya meski keluarganya sudah melarangnya.
.
"Kak..." ucap Diki dan langsung memeluk kakaknya itu dan bergantian ia memeluk Rey yang sudah ia anggap kakaknya juga.
"Kapan pulang?" tanya Dika saat membalas pelukan adiknya itu, karna ia juga merasakan kangen sama Diki yang sekarang sudah jarang pulang ke rumah utama, selain karna pekerjaan kantor juga karna istrinya yang tidak pernah mau di ajak pulang ke rumah utama semenjak mereka pindah rumah sikap Clarisa sangat berbeda setelah menikah dengan Diki, meski kedua orang tuanya tau tapi mama Nadin dan papa Juna hanya diam saja karna beliau menghargai perasaan Diki dan tidak ingin merusak kebahagian Diki karna Clarisa tak menyukai keluarganya.
"Tadi pagi kak, mama papa sehat kak? sudah lama aku gak main ke rumah." ucap Diki sendu saat menanyakan kabar orang tuanya.
"Mama papa sehat, kalo kangen pulang, tak apa jika istri kamu gak mau ikut pulang nengok mama papa, tapi kamu sebagai anaknya kalo kamu kangen ya pulang, rumah itu juga masih rumah kamu, rumah kita." ucap Dika karna Dika sangat tau penyebab Diki jarang pulang ke rumah dan lebih memilih memendam rasa kangennya sama mama papa nya hanya demi istrinya biar tidak marah.
"Oh ya, ni mba mu bawakan makan siang buat kamu, pasti belum makan siang kan, makan dulu gih mumpung masih ada waktu setengah jam lagi." ucap Dika dan menyodorkan rantang biru yang biasa buat bekal Diki dari dulu.
Diki yang menerima rantang itu terharu sampai matanya berkaca kaca karna kakak iparnya itu tak pernah lupa sama dirinya meski sudah tidak tinggal bareng tapi masih selalu ingat membawakan makan siang buat dirinya.
dengan menahan tangis Diki mengambil rantang itu dan membawanya duduk di ruang tunggu yang ada di loby itu tanpa menghiraukan orang lain, yang ia pikirkan adalah ingin segera menyantap masakan kakak iparnya itu yang sudah pasti makanan kesukaannya dengan rasa yang sangat nikmat.
Setelah selesai menghabiskan bekal dari Kiara, Diki baru melihat sekeliling ternyata dari tadi ia jadi tontonan ketiga laki laki yang berdiri di depannya itu dengan pandangan heran, karna Diki menghabiskan makanan yang banyak itu dengan waktu yang cepat.
"Sudah berapa lama kamu gak makan Dik, makan mu kayak orang yang gak makan seminggu gitu.?" tanya Dika bercanda karna dalam hatinya ia bahagia karna adiknya sangat menyukai masakan istrinya tapi juga sedih secara bersamaan karna melihat cara makan Diki yang sangat terlihat jika dirinya tidak mendapat perhatian dan juga tidak di urus secara benar oleh istrinya.
mendapat pertanyaan seperti itu dari kakaknya hanya di jawab cengiran oleh Diki karna ia akui ia sangat kelaparan saat ini dan begitu tergiur saat melihat lauk kesukaannya apa lagi dengan rasa yang sangat enak itu.
.
Bersambung....
Mak othor tunggu ya kunjungan nya..