Arindita memutuskan pindah rumah setelah bercerai dari mantan suami yang lebih memilih wanita simpanannya.
Didampingi oleh putra satu-satunya yang baru berusia delapan tahun, mereka pindah ke sebuah perumahan elit di kawasan ibukota.
Namun kepindahan mereka membuat Arindita dekat dengan anak tetangganya, disitulah kehidupan kedua Arin dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yakinkan Aku!
"Ini buku nikah kalian berdua, setelah itu terserah kalian mau mengurus ini ke jalur hukum atau tidak. Kami sebagai warga desa hanya mewaspadai hal-hal yang sekiranya menganggu ketenangan kami, tapi kami berharap pernikahan ini membawa kalian ke kehidupan yang lebih baik" Ujar pak RT seusai pernikahan Arin dan Sonny dilangsungkan.
Sonny mengambil kedua buku tersebut, sedangkan Arin diam tak mau bereaksi apa-apa. Ia terlihat masih trauma dengan kejadian tadi.
"Baik, kalau begitu kami pamit pulang sekarang" Balas Sonny, pukul sepuluh malam hujan sudah benar-benar berhenti seakan ikut menjebak mereka dalam situasi ini.
"Silahkan... "
Sonny lantas mengajak Arin pergi dari sana, memasuki mobil miliknya untuk pulang ke rumah.
Sepanjang perjalanan mereka saling diam, tak ada yang bersuara. Wajar saja, mereka masih sangat syok atas apa yang menimpa mereka hari ini.
Dalam hitungan hari mereka sudah resmi menyandang status sebagai suami-istri, rasanya tak percaya akan melalui hal yang bahkan tidak pernah terpikir sekalipun.
Hal yang memalukan sekaligus paling menegangkan bagi Arin maupun Sonny, rasanya mereka sedang bermimpi buruk, namun suara petir memecahkan dugaan itu.
Mobil terus membelah jalanan, malam hari jalanan sangat sepi hingga Sonny bisa sampai lebih cepat.
***
Sedangkan disisi lain, lelaki yang tadi menuduh Arin dan Sonny kini tampak sedang berbunga-bunga ditemani oleh seorang wanita yang tak lain adalah kekasihnya sendiri.
"Untunglah warga percaya jika suara-suara yang mereka dengan akhir-akhir ini adalah suara dua orang tadi" Ucap wanita tersebut.
"Iya sayang, untunglah aku berhasil menjebak mereka sampai mereka dinikahkan oleh pak RT" Ungkap si pria.
"Benar, aku lega sekarang. Karena beberapa warga banyak yang mencurigai kita berdua. Bisa-bisa kita diusir dari sini jika ketahuan" Tambah perempuan muda itu.
"Itu gara-gara kamu sih, ******* mu terlalu keras sampai terdengar oleh penduduk desa" Tuduhnya.
"Ish enak saja! Itu karena kamu juga tau!" Timpalnya tak terima.
"Hehehe... Iya iya, jangan marah dong! Kan jelek kalau marah seperti itu" Rayu si lelaki sembari mencubit dagu kekasihnya.
"Ishh.. Udahlah, aku mau pulang. Kita jangan terlalu lama berada disini, orang-orang bisa curiga lagi pada kita"
"Ya sudah, hati-hati. Jangan lupa mimpikan aku"
Kedua orang itu pun berpisah, mereka tak mau menimbulkan kecurigaan para warga setelah apa yang baru saja terjadi.
***
Pukul satu dini hari mobil Sonny sampai di depan rumah, mereka berdua turun secara bersamaan dan berhenti di depan pagar rumah Sonny.
"Istirahatlah, kau pasti lelah menghadapi hari ini. Aku pun begitu" Ujar Sonny.
Arin mengangguk lemah, "Saya pulang dulu, mas" Lirih Arin.
Arin berjalan menuju rumahnya dengan lunglai, setelah Arin benar-benar tak terlihat barulah Sonny masuk ke dalam rumahnya juga.
Arin menduduki tubuhnya di tepi ranjang, menatap kosong ke depan, masih tak percaya jika ia menikah dengan Sonny atas tuduhan seseorang yang sama sekali tidak ia kenal.
Arin sangat geram! Ia tak terima dituduh melakukan tindakan asusila! Tapi ia pun tak bisa berbuat apa-apa selain hanya mengikuti kemauan para warga desa itu.
Arin mendesah! Apakah ini memang sudah takdirnya?? Apalagi Arin sudah membawa Sonny dalam masalah ini, ini semua karena dirinya! Andai saja ia tak menyuruh Sonny menepi mereka pasti tidak akan mengalami nasib sial itu.
Kini ia sudah menjadi istri sah seorang Sonny, apa yang kiranya akan dilakukan pria itu kedepannya? Dan bagaimana tanggapan kedua anak mereka jika tau bahwa kini Ibu dari Noval dan Ayah dari Meimei sudah menikah?
Arin takut Noval belum siap, Arin khawatir Noval berpikir Arin akan membagi kasih sayangnya. Terlebih Arin belum lama bercerai.
Haruskah ia menyembunyikan fakta ini? Setidaknya sampai Arin dan Sonny mengambil keputusan yang tepat!
Ya! Mungkin ada baiknya Arin meminta pada Sonny untuk merahasiakan kenyataan yang ada pada kedua anak mereka.
Arin membaringkan tubuhnya di atas ranjang, menatap langit-langit kamar dengan pikiran yang berbelit-belit.
Arin berusaha melupakan kejadian hari ini, arin butuh pikiran jernih ketika ia bangun esok hari. Dan mungkin saja ketika bangun nanti apa yang dialaminya hanyalah mimpi belaka.
***
Sedangkan di kamar yang berbeda Sonny nampak masih terjaga, ia memandang ke luar jendela menatap kamar Arin yang masih menyala.
Sambil menggenggam sebuah ponsel dengan tampilan nomor Arin disana, entah Sonny berniat menelpon perempuan itu atau tidak.
Sonny mengkhawatirkan Arin! Ia tau Arin tak pernah menginginkan pernikahan ini, Arin tak mencintainya, mereka pun tak punya status lebih dari sekedar tetangga.
Sonny paham Arin pasti sangat syok, Sonny pun tak pernah menyangka akan menikahi wanita yang disayangi oleh putrinya itu.
Tak pernah terbesit dalam otak Sonny untuk memiliki status lebih dengan Arin, tetapi kini ia telah menjadi suami dari wanita itu.
Entah kenapa hatinya seakan senang telah memiliki Arin dalam ikatan pernikahan, tapi disudut hatinya Sonny gundah akan keputusan Arin nanti. Apakah Arin akan meminta Sonny menceraikannya?
Selama ijab kabul pun Arin terus menangis, mungkinkah Arin menyesal karena yang ada disampingnya adalah Sonny?
Sonny menunduk melihat nomor ponsel Arin yang masih tertera di layar ponselnya, ingin rasanya ia menghubungi wanita itu. Tetapi nyalinya belum seluas samudera, masih banyak keraguan untuk mendekati wanita cantik seperti Arin.
Sonny pun akhirnya memasukkan ponsel tersebut ke dalam saku celananya.
Sonny berjalan ke arah nakas, membuka nakas tersebut dan mengambil sebuah benda yang sangat berharga baginya.
Sonny mengeluarkan benda itu, menatapnya penuh kasih sayang, mengelus nya seakan benar-benar menyentuhnya secara langsung.
Sonny menatap foto pernikahannya dengan sang istri pertama, NITA VARISYA.
Wanita lemah lembut yang sangat ia cinta, wanita yang rela berjuang hidup dan mati demi buah hati mereka, wanita yang yang sonny pikir tak akan bisa tergantikan oleh siapapun.
Namun kini, Sonny mulai goyah, benarkah tidak ada wanita lain yang mampu menggantikan nama Nita dihatinya?
Tetapi kenapa sosok Arin seolah perlahan menelusup dan singgah di salah satu ruang dalam hati Sonny? Kenapa ia merasa nyaman dengan wanita itu?
Sonny menatap figura tersebut dengan perasaan tak menentu, apakah Nita bisa tenang jika dirinya menikah lagi? Kecewakah ia di alam sana?
"Maaf aku tidak meminta izin padamu terlebih dulu, maaf.... " Lirih Sonny.
Rasa bersalah seakan mendera dalam diri sonny.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang Nit? Aku harus bagaimana?" Gumam Sonny.
Ia tahu sang istri tidak akan bisa menjawab pertanyaannya sekuat apapun sonny berusaha. Tapi naluri Sonny tiba-tiba terdorong untuk mengatakan isi hatinya.
Biasanya Sonny akan meluapkan semua keluh kesah pada sang istri, tetapi kini permasalahannya berbeda, ini masalah hati dan pernikahan!!
"Nit, apakah kamu mengizinkan aku untuk memiliki wanita lain selain kamu?? Jika kamu mengizinkan tolong datanglah di mimpiku dan yakinkan aku"