Janda hanyalah statusku.
Nadira Ayu, seorang gadis muda yang berparas cantik. Tak pernah terbayangkan oleh Nadira, jika dirinya akan menjadi seorang istri diusianya yang masih begitu muda.
Lika liku serta permasalahan dalam hidupnya seolah telah berhasil membuatnya terlempar dari keluarganya sendiri. Hingga pada suatu hari, dengan tanpa sengaja, dirinya dipertemukan dengan seorang gadis kecil yang begitu cantik.
Dan alangkah terkejutnya Nadira, saat gadis kecil itu menginginkannya untuk menjadi sang mommy baginya. Namun sayang, daddy dari gadis kecil itu memandang dirinya dengan sebelah mata hanya karena ia berstatus sebagai seorang janda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panggil Aku Mas
Selamat Membaca
🌿🌿🌿🌿🌿
" Kampus ini adalah milikku, siapapun bisa kuliah di kampus ini, asal kalian tahu, Dira itu adalah pacarku ". Jelas Andra.
Deg...
Bak terjadi dentuman yang begitu sangat besar. Semua mahasiswa dan juga para dosen begitu sangat terkejut dengan apa yang baru saja mereka dengar. Bahkan mereka tak mampu mengeluarkan suara lagi karena pengakuan tak terduga dari sang pemilik kampus. Mereka tercengang dengan tatapan yang melotot akibat dari rasa keterkejutan nya.
Apalagi dengan Nadira. Ia yang awalnya menunduk karena tangisan kesedihannya, menjadi mengangkat wajahnya dan menatap sosok pria yang sudah membuat pengakuan jika dirinya adalah pacarnya.
Nadira menatap pria di sampingnya ini dengan tatapan tak percaya. Bagaimana bisa sosok tuan Andra ini mengakui hal yang sebenarnya sama sekali tak benar?.
" Jadi, jangan berani kalian atau siapapun di sini yang berani mengusir pacarku, Dira adalah pacarku, apa yang menjadi milikku akan menjadi miliknya juga ". Jelas Andra lagi dengan segala ketegasan nya.
Deg...
Lagi - lagi Nadira dibuat tercengang dengan pengakuan tuan Andra. Suasana yang awalnya begitu ricuh itu, kini benar - benar sudah sunyi senyap. Nadira benar - benar dibuat tak percaya dengan pernyataan tuan Andra nya. Bagaimana bisa tuan Andra yang selama ini dirinya kenal sebagai sosok yang begitu dingin dan tak peduli malah terang - terangan kembali menyatakan hal yang begitu sangat mustahil untuk dirinya. Benarkah ini adalah tuan Andra?. Apa yang terjadi pada siang ini, benar - benar bagai sebuah mimpi namun nyata adanya.
Merasa sudah cukup puas dengan pernyataannya, Andra pun mengalihkan pandangannya menatap wajah Nadira. Andra berdiri dengan tegap menghadap tubuh Nadira yang saat ini sedang menatapnya juga.
Dapat Andra lihat dengan jelas tatapan Nadira begitu sendu namun penuh dengan tanda tanya. Dan dengan tanpa mempedulikan kehadiran orang - orang yang ada disekitarnya, Andra pun mulai mengulurkan tangan kanannya itu dan meraih tangan mungil Nadira untuk ia genggam. Tentu hal itu tak luput dari perhatian semua orang yang ada di sana.
" Ayo ikut aku ". Seru Andra, lalu pria bertubuh tinggi itupun langsung menarik dengan lembut tangan Nadira.
Nadira yang sedari tadi sudah dilanda dengan rasa malu dan bingung, benar - benar tak bisa berbuat apa - apa. Ia menurut saja dengan apa yang menjadi keinginan tuan Andra nya.
Sementara para mahasiswa dan juga dosen yang masih berdiri di sana, hanya bisa memandang kepergian Nadira dengan sang tuan Andra dengan segala kebisuan mereka.
Andra terus melangkah dengan membawa Nadira dari lorong kampus miliknya, hingga keberadaan mereka berdua pun benar - benar sudah tak dapat dijangkau oleh indera penglihatan semua orang yang ada di lorong kampus itu.
" Riska, Yanti, Tina ". Panggil salah satu dosen mereka.
Sontak mereka bertiga pun langsung menoleh ke arah sang dosen.
" Kalian ini apa - apaan sih?, jika kalian memang ingin protes karena tak terima Nadira mendapatkan beasiswa, ya kalian bisa katakan dengan baik - baik dan bukan dengan seperti ini caranya. Apalagi yang kalian hina tadi adalah kekasih dari pemilik kampus ini. Beruntung tuan Andra tak mengeluarkan kalian dari kampus ini ". Sentak dosen itu lantaran ketiga mahasiswinya yang berbuat ulah.
Mendapati kemarahan dari sang dosen, membuat Riska, Yanti dan juga Tina hanya bisa menunduk. Mereka sangat merasakan malu. Mereka yang awalnya ingin mempermalukan Nadira malah mereka sendirilah yang dipermalukan.
" Ayo semuanya boleh bubar, ini kan waktu istirahat makan siang, jadi kalian istirahatlah ". Seru dosen yang lainnya lagi pada mereka.
Dan para mahasiswa dan mahasiswi itupun mulai membubarkan diri mereka dari lorong kampus itu.
" Huh, dasar iri kalian, mau protes malah dengan mempermalukan orang ". Sindir salah satu mahasiswi yang mulai bubar itu.
" Iya betul, dasar iri ". Timpal mahasiswi yang lainnya.
Riska, Yanti dan juga Tina hanya bisa diam mendapatkan sindiran dari mahasiswi yang lainnya. Namun meski diam, bukan berarti mereka menyesali perbuatan mereka. Hingga pada akhirnya mereka bertiga yang menjadi sumber kericuhan itu, ikut melenggang pergi meninggalkan area lorong kampus itu.
Sementara Putri sendiri, masih terdiam dengan segala pikirannya yang berkecamuk. Ia masih benar - benar tak habis pikir dengan semua yang sudah terjadi.
" Dira - Dira, bisa - bisanya kamu tidak cerita sama aku kalau kamu sudah jadi kekasih tuan Andra, kalau aku sudah tahu kamu itu pacarnya tuan Andra, aku kan tidak perlu repot - repot tengkar dengan si Riska itu, tinggal aku katakan saja kalau kamu pacarnya tuan Andra ". Batin Putri yang merasa tak habis pikir.
Namun setelah itu, Putri pun menjadi tersenyum. Meski merasa kesal karena sahabatnya tak jujur atas hubungannya, namun Putri merasa senang, karena Nadira benar - benar menjadi kekasih tuan Andra.
" Semoga tuan Andra benar - benar menjadi kebahagiaan mu ". Seru Putri tersenyum pada akhirnya.
*****
Di sinilah di sebuah restoran mewah ini sepasang sejoli itu berada. Karena restoran mewah ini adalah milik sang tuan, mereka pun telah duduk di sebuah ruangan khusus VVIP yang ada di restoran itu. Hal yang wajar jika mereka lebih memilih di sana, mengingat mereka sudah menjadi sepasang kekasih hingga merekapun lebih memilih tempat yang bersifat privat.
Semenjak dirinya sampai di restoran, tak ada seruan sama sekali dari kedua belah bibir Nadira. Gadis cantik itu masih terdiam yang ikut larut dalam pikirannya.
Andra yang duduk bersebelahan dengan Nadira pun mulai menatapnya dengan lebih dalam. Dan sepertinya sudah saatnya lah ia memulai pembicaraan.
" Apa kamu baik - baik saja? ". Seru Andra yang mulai memecah keheningan.
" Iya, saya baik tuan ". Sahut Nadira dengan sedikit canggung.
Dan Andra pun mengangguk saja.
" Tuan ". Seru Nadira.
" Iya ". Sahut Andra.
" Tuan, kenapa di kampus tadi tuan bisa bersikap seperti itu, apa karena tuan ingin menolong saya jadinya tuan sampai berbohong dengan mengatakan jika saya adalah pacar tuan? ". Tanya Nadira karena memang inilah yang dirinya ingin tanyakan sedari tadi.
Andra pun kembali menatap wajah sendu Nadira dengan begitu lekat.
" Jadi kamu mengira aku melakukan semua itu karena aku ingin menolongmu?, sayangnya bukan hanya itu ".
" Aku melakukan itu semua bukan hanya sekedar menolongmu, tapi karena aku memang ingin kamu menjadi pacarku ". Sahut Andra.
Nadira yang mendengar ungkapan kebenaran dari tuan nya inipun menjadi semakin tak percaya. Jadi tuan Andra nya melakukan semua itu memang karena berniat ingin memacari nya. Tapi bagaimana bisa?.
" Tapi tuan, saya hanya seorang pelayan di kafe, bagaimana bisa tuan memiliki seorang pacar yang bekerja sebagai pelayan, rasanya saya sangat tidak pantas jika harus menjadi pacar tuan ". Sahut Nadira, karena memang itulah yang dirinya rasakan.
" Pantas atau tidak pantas, itu aku yang menentukan ".
" Kamu merasa jika aku sudah menolongmu kan?, maka sebagai balas jasanya, kamu harus menjadi pacarku ". Putus Andra.
Andra sudah tak mau mendengar adanya alasan jika Nadira menolaknya.
" Tapi tuan, saya ini seorang janda, bagaimana bisa tuan mau dengan seorang janda? ". Sahut Nadira lagi, rupanya dirinya masih merasa tak pantas untuk menjadi pacar dari seorang tuan Andra.
" Sudah aku katakan, pantas atau tidak pantas, itu aku yang menentukan, sudah jangan menolak lagi, mulai hari ini kamu sudah menjadi pacarku, bagaimana?, katakan saja iya ". Sahut Andra.
Nadira merasa sudah tak bisa menolak lagi. Dan benarkah jika ingin membalas jasa tuan Andra harus dengan menjadi pacarnya?, iya, sepertinya memang harus seperti itu.
" Jawaban mu hanya satu, yaitu menjadi pacarku, sudah jangan dipikirkan lagi ". Lanjut Andra lagi karena Nadira tak kunjung menyahut.
" Baiklah tuan, saya mau jadi pacar tuan ". Sahut Nadira pada akhirnya setelah sekian lama gadis cantik itu tak memberikan kepastiannya.
" Terlambat ".
" Kalau begitu, ubah panggilan mu padaku, jangan memanggilku tuan, apa ini, tuan, saya, kita sudah pacaran kenapa harus sekaku itu, dan lagi pula, aku ini bukan tuan mu ". Lanjut Andra lagi.
Lagi - lagi Nadira dibuat tak habis pikir dengan tuan Andra. Bagaimana bisa tuan Andra nya protes hanya karena dirinya memanggilnya dengan sebutan tuan, sementara mereka sendiri baru hari ini resmi berpacaran, jadi hal wajar kan jika dirinya masih belum memiliki panggilan khusus untuk pacar barunya ini.
" Kenapa kamu malah diam?, aku menyuruhmu untuk tidak memanggilku tuan ". Jelas Andra lagi.
" Kalau begitu, saya harus memanggil anda dengan sebutan apa tuan? ". Sahut Nadira yang merasa bingung.
" Panggil aku mas ". Sahut Andra pada akhirnya.
Mendapati nama panggilan yang sudah ditentukan sendiri oleh tuan Andra nya, membuat Nadira hanya bisa mengangguk saja sebagai tanda jika dirinya setuju. Meski dirinya merasa masih begitu sangat canggung dengan semua ini, namun dirinya haruslah mengikuti keinginan tuan Andra.
" Kenapa kamu hanya mengangguk?, kamu mau memanggilku dengan panggilan mas kan? ". Tanya Andra lagi.
" Iya mas, saya mau ". Sahut Nadira pada akhirnya.
" Jangan menyebut saya kalau bicara denganku, itu terlalu formal ". Peringat Andra, rupanya begitu banyak tuntunan yang dirinya berikan pada Nadira.
" Iya mas, aku paham ". Sahut Nadira lagi.
Mendengar sahutan yang diinginkannya telah terwujud, membuat Andra kembali diam. Rupanya kebersamaannya kali ini bersama Nadira membuatnya cukup banyak berbicara. Tak seperti biasanya, sosok Andra yang terkenal irit dalam berbicara itu malah menjadi banyak menuntut saat bersama Nadira. Dan Andra sendiri pun masih tak menyadari akan perubahan sikapnya.
Hingga tak lama dari itu, datanglah sesosok pelayan wanita dengan membawa menu pesanan nya dan juga Nadira.
" Permisi tuan, nona, ini menu pesanannya ". Seru pelayan wanita itu ramah dengan meletakkan dua menu makanan dan minuman yang telah dipesan Andra.
" Terima kasih mbak ". Sahut Nadira dengan tersenyum.
" Baiklah, kalau begitu saya permisi undur diri dulu tuan nona ". Pamit pelayan wanita itu sebelum akhirnya benar - benar berlalu dari ruangan khusus itu.
Andra tak menyahut sama sekali. Setelah pelayan wanita itu mengantarkan makanannya, membuat Andra langsung bersiap saja untuk makan. Mungkin karena ini sudah masuk waktu makan siang sehingga membuat dirinya begitu tak sabar ingin makan.
Sementara Nadira sendiri masih diam. Bisa berada sedekat ini dengan tuan Andra sangatlah membuatnya menjadi canggung. Meski dirinya dan tuan Andra sudah resmi berpacaran, namun tetap saja, semuanya masih terasa begitu cepat, apalagi ini pertama kalinya dirinya menjalin hubungan berpacaran.
" Kenapa kamu masih diam?, makanlah sebelum menjadi dingin ". Seru Andra tanpa mengalihkan pandangannya dari makanannya.
" Eh, iya tuan ". Sahut Nadira canggung.
Lalu gadis cantik itupun mulai menyantap makanannya juga. Setelah mengalami semua apa yang terjadi pada hari ini, membuat Nadira menjadi khawatir, namun dirinya juga merasa begitu sangat bersyukur, karena dalam waktu yang hampir bersamaan pula, telah datang sebuah pertolongan yang tak pernah ia duga. Bahkan pertolongan ini telah berhasil menjadikannya menjadi seorang kekasih, menjadi seorang kekasih yang tak pernah dirinya duga, yaitu menjadi seorang kekasih dari tuan Andra Becham Salim.
Bersambung..........
🙏🙏🙏🙏🙏❤❤❤❤❤
🌿🌿🌿🌿🌿