Kesabaran Ku Membawa Cinta

Wiyah keluar dari kamarnya, ia bisa melihat kalau Keluarganya sudah berada di ruangan tamu. Wiyah menatap sedih keluarganya yang sudah menjaganya selama tiga tahun, dan kini ia harus pergi meninggalkan mereka karena ia sudah menikah.

Sekarang Wiyah bukan lagi beban untuk keluarganya melaikan ia sudah menjadi seorang istri yang harus bisa melakukan tugasnya sebagai seorang istri.

Wiyah melangkah sambil membawa ransel di punggungnya." Kak Windi." Windi yang mendengar suara Wiyah menatap adiknya itu dengan sejuta kasih sayang. Wiyah melangkah mendekati Windi lalu ia memeluk tubuh wanita yang sudah menjaganya dan juga mendidik nya selama tiga tahun agar menjadi gadis yang kuat." Kaka Winda, terimakasih sudah mau menjagaku selama tiga tahun terakhir. Kakak bukan saja menjagaku tapi kakak juga memberikan aku kasih sayang yang sama seperti ibu. Maaf kalau aku ada ada salah sama kakak." Ucap Wiyah didalam pelukan Windi. Pelukan yang langsung di balas oleh Windi.

" Iya sama sama dek, kakak senang bisa menyaingi mu selayaknya putri kakak sendiri. Kami sudah memaafkan kamu dek jika kamu memiliki kesalahan dan selama ini kamu belum pernah melakukan kesalahan yang membuat kami marah." Jawab Windi sambil membalas pelukan dari Wiyah." Jadilah istri yang sabar. Istri yang selalu mengerti suaminya." Ucap Windi kembali, sambil mengingatkan peranan Wiyah sebagai seorang istri. Wiyah yang mendengar ucapan dari Windi membuatnya mengangguk mengerti karena ia akan berusaha untuk melakukan sama seperti pesan dari Windi.

" Iya Kak, Wiyah akan berusaha menjadi istri yang terbaik untuk kak Fazar." Jawab Wiyah, lalu melepaskan pelukannya. Wiyah melihat kearah Kakaknya Haidar yang dari tadi memperhatikan mereka sambil tersenyum.

" Hati hati dek, ingat pesan kakak kemarin." Ucap Haidar." Jika kalian ada waktu maka main main kerumah karena rumah ini selalu terbuka untukmu dek walaupun kamu sudah menikah." Ucap Haidar kembali yang mendapatkan anggukkan dari Wiyah.

Wiyah mencium punggung tangan Haidar dan Windi bergantian." Aku titip Wiyah Zar. Jangan pernah sakiti dia walaupun sedikitpun karena dia gadis yang rapuh. Jika dia melakukan kesalahan tegur dia tapi jangan pernah mengangkat tangan mu kepadanya. kerena Setiap ada luka yang tergores di adik kami, kami bisa merasakan lukanya." Ucap Haidar mengingatkan. Entahlah kali ini Haidar merasakan takut jika nanti adiknya itu tidak bahagia atau tersakiti setelah Wiyah mengikuti suaminya. Haidar takut kalau Fazar akan menyakiti Wiyah yang memang sudah rapuh. Wiyah yang sudah terluka akan semakin terluka jika Wiyah kembali di sakiti.

" Aku akan selalu mengingat pesan dari kakak." Jawab Fazar mencoba untuk meyakinkan perasaannya yang sampai sekarang ia sendiri bingung apa ia bisa atau tidak.

Setelah berpamitan kepada kedua kakaknya, kini Wiyah berpamitan kepada ketiga anak keponakannya yang tampak sedih karena kepergiannya. Mereka melarang Wiyah untuk pergi tapi Wiyah membujuk Ketiganya untuk membiarkannya untuk pergi. Wiyah mengatakan kalau ia akan sering kemari jika hari Minggu atau tanggal merah. Wiyah juga berjanji akan mengajak mereka ke taman bermain setelah libur nanti.

🍁🍁🍁🍁🍁

Setelah berpamitan dengan keluarga Haidar kini suami istri itu melangkah meninggalkan kediaman Haidar.

Di dalam mobil kedua hanya diam walaupun duduk bersebelahan karena sekarang Zain yang menyetir, tapi keduanya tidak ada yang berbicara sama sekali karena mereka sama sama fokus pada pikiran mereka masing masing.

Wiyah yang melihat kearah jendela, sedangkan Fazar sedang fokus dengan iPad nya. Zain yang menyetir sesekali memerhatikan kedua suami istri itu lewat kaca spion mobil.

Suami istri yang tampak aneh menurut Zain karena duduk saling berjauhan.

Apa mungkin pengantin baru jadinya malu-malu gitu, apalagi pernikahan mereka terkesan dadakan dan itu juga sesuai permintaan dari Fadil. Bisa sajakan keduanya masih belum terlalu nyaman atau saling mengenal tapi lambat laun keduanya akan saling suka jika sudah mengenal satu sama lainnya.

Karena jarak rumah Haidar dan juga Fazar tidak terlalu jauh mungkin sekitar sepuluh menitan, Tidak butuh waktu lama mobil yang mereka naikin telah sampai di depan rumah yang terlihat mewah tapi terkesan sederhana.

Wiyah menatap rumah suaminya itu yang begitu sangat indah, membuatnya begitu sangat takjub.

" Jangan menatap rumahku seperti itu karena rumahku tetap akan menjadi rumahku walaupun aku sudah menikah denganmu. Jangan berpikir untuk menjadi nyonya di dalam rumahku karena kamu hanya sementara. Jadi tetap pada posisimu." Ucap Fazar saat melihat istrinya itu menatap bangunan didepannya dengan tatapan takjub. Sedangkan Wiyah yang mendengar ucapan dari Fazar mengalihkan pandangannya dari rumah yang akan ia tepati sekarang mengarah kearah Fazar. Wiyah bisa melihat kalau pria di sampingnya itu sedang menatapnya dengan tatapan dinginnya.

" Maaf tuan." Ucap Wiyah yang merasa tidak enak. Walaupun Fazar suaminya tapi mendengar ucapan dari Fazar barusan membuat Wiyah merasa begitu sangat tidak enak dengan suaminya itu. Belum memasuki rumahnya tapi Wiyah sudah menatap takjub pada bangun di depannya, dan hal itu membuat pikiran buruk Fazar seakan kambuh kembali yang membuat Fazar mengatakan hal yang begitu sakit di Indra pendengaran. Bagaimana kalau sampai ia menghilangkan barang barang berharga pada rumah itu, mungkin Fazar akan menghukumnya dengan cara memenjarakannya. Membayangkan itu saja sudah membuat Wiyah bergidik geri apalagi memang terjadi.

Ih. Jangan sampailah.

" Zain berhenti disini." Perintah Fazar membuat Zain mengehentikan kendaraannya di dapan pagar. Terlihat di sana ada kedua security yang sedang membukakan pagar untuk mobilnya.

" Ada apa tuan." Tanya Zain melirik kearah kaca spion yang memperlihatkan wajah dari bosnya.

Fazar bukanya menjawab tapi pria itu malah menatap istrinya kembali yang sedang melihat kearahnya." Keluarlah." Perintah Fazar membuat Wiyah dan Zain mengerutkan keningnya bingung dengan perintah Fazar." Apa kamu tuli, aku menyuruhmu untuk keluar." Perintah Fazar kembali dengan suara yang sedikit meninggi membuat Wiyah dan Zain terkejut.

Wiyah yang menatap suaminya itu menjadi takut sendiri." Maaf tuan." Bisik Wiyah pada dirinya sendiri tapi masih bisa di dengar oleh Fazar. Karena Wiyah tidak mau mendengar Perintah Fazar untuk kedua kalinya, membuat Wiyah segera membuka pintu mobil lalu turun dari mobil Fazar.

Fazar yang melihat Wiyah yang sudah turun dari mobilnya langsung menutup mobilnya itu dengan otomatis. Fazar kembali melihat kearah Sekertarisnya Zain." Turunkan semua barang barangnya. Jangan membantunya, biarkan dia membawanya sendiri tanpa bantuan orang." Perintah Fazar membuat Zain mengangguk mengerti. Tanpa menolak Zain turun dari mobil lalu mengikuti perintah dari Fazar tanpa menolak sama sekali.

Zain menurunkan barang-barang Wiyah yang tidak terlalu banyak. Karena hanya ada satu koper besar dan juga tas ranselnya.

" Maaf nona Wisyah saya tidak bisa membantu, karena saya harus mengantar tuan Fazar kekantor." Ucap Zain memberikan alasan karena ia sendiri merasa begitu sangat tidak enak dengan istri dari tuannya itu.

Wiyah yang mendengar ucapan dari Zain tahu kalau itu hanya alasan sekretaris dari suaminya itu, karena ini semua sesuai permintaan dari suaminya. Wiyah tersenyum." Ngga apa-apa Tuan Zain. Aku bisa membawanya sendiri." Jawab Wiyah sambil tersenyum agar pria di depannya itu tidak merasa tidak enak karenanya." Anda bisa pergi tuan, karena Kak Fazar pasti sudah menunggu." Ucap Wiyah kembali membuat Zain mengangguk mengerti.

" Baik nona Wisyah. Sekali lagi maaf." Ucap Zain sebelum pria itu meninggal Wiyah lalu masuk kedalam mobil.

Wiyah hanya bisa menatap mobil itu sebelum mobil berwarna hitam itu kembali jalan meninggalkan Wiyah.

" Hati hati di jalan tuan semoga Allah selalu melindungi anda." Gumam Wiyah sambil terus menatap mobil hitam itu yang sudah menghilang dari pandangannya." Semangat Wiyah kamu bisa melewati semuanya." Ucap Wiyah kembali sambil menyemangati dirinya sendiri.

...----------------...

Harap bijak dalam membaca karena banyak typo yang bertebaran.

Jangan lupa like komen dan vote nya biar author makin semangat buat