⚠️WARNING *** ⚠️
KISAH PERJUANGAN ISTRI KEDUA TUAN MUDA.
Delina tidak menyangka ada tuan muda yang mengajaknya menikah secara mendadak tepat saat dia lulus SMA. Dihari pernikahannya Delina baru saja mengetahui kalau dirinya menjadi istri kedua. Gadis itu tak terima dan ingin melarikan diri, namun tak bisa.
Mahesa berjanji akan menceraikan Delina setelah dia melahirkan anak untuknya. Apakah Delina sanggup untuk bertahan? Atau memilih untuk benar-benar melepaskan Mahesa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Viviane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelaku Utama
Merasa kesal karena usaha untuk menjatuhkan Delina selalu gagal. Venya dan Maharani curiga perempuan itu memiliki guna-guna agar hidupnya selalu beruntung. Hingga akhirnya Venya nekat turun tangan sendiri dalam aksi itu.
"Kurang ajar! Gara-gara perempuan kampungan itu. Papa selalu membandingkan aku dengannya," keluh Venya melalui sambungan telepon kepada Maharani.
"Memang sialan itu perempuan. Sebelum dia benar-benar menyingkirkan kita. Kita harus lebih dahulu menyingkirkan dia, Kak," ucap Maharani.
"Aku sudah menyuruh orang dari Perusahaan XXX untuk mendatangi dia, meminta tanda tangan, dan mengajak kerjasama," lanjut Maharani memberitahu.
Urusan meminta tanda tangan Delina sudah berhasil. Kini kurang tanda tangan dari Mahesa sebagai CEO Mahesa Grup.
"Dia bod0h sekali, Kak. Dengan mudahnya memberikan tanda tangannya kepada orang asing yang datang menemuinya," kata Maharani.
"Tetapi aku belum mendapatkan tanda tangan dari Mahesa," lanjutnya dengan sedih.
"Tenang saja. Kalau itu aku bisa melakukannya sendiri," sahut Venya.
"Kak, sebaiknya jangan lakukan sendiri tugas ini. Kita sewa orang suruhan saja. Itu akan jauh lebih aman dibandingkan kita yang beraksi sendiri," usul Maharani.
"Tidak Maha!" tolak Venya.
Kakak ipar dari Maharani itu sudah sangat kesal dengan Delina. Makanya dia tidak sabar ingin cepat-cepat melaksanakan rencananya. Dia pun nekat ingin mencari contoh tanda tangan Mahesa sendiri.
"Aku sudah tidak sabar untuk menunggu. Biar aku sendiri yang mencari tanda tangan asli Mahesa lalu kita manipulasi," imbuhnya.
"Bukankah itu sangat berbah---" ucapan Maharani terhenti.
"Ssstt! Percaya sama aku, Maha. Aku bisa melakukannya," potong Venya.
"Baiklah Kak. Tetapi aku sudah mengingatkan kalau ini sangat berbahaya. Aku tidak tanggungjawab kalau ketahuan ya, Kak."
"Halah tenang saja, Maha."
Malam itu juga Venya menyelinap masuk ke dalam ruang kerja Mahesa. Membuka tumpukan berkas yang ada di atas meja kerjanya. Mencari berkas yang dibubuhi tanda tangan asli sang adik.
"Nah dapat juga," ucap Venya senang setelah beberapa saat mencari-cari.
Dia masukkan berkas itu ke dalam bajunya. Kemudian keluar dari ruangan Mahesa dengan santai.
"Maha! Aku sudah mendapatkan apa yang kita cari," ucap Venya memberikan laporan.
"Baguslah, Kak. Aman kan?" tanya Maharani.
"Ya jelas aman dong. Lalu bagaimana tahap selanjutnya?" tanya Venya sembari membolak-balik berkas yang dia curi.
"Berikan berkas itu kepada salah satu orang suruhanku dari Perusahaan XXX," ucap Maharani.
"Biar mereka yang memproses tanda tangan itu agar tampak seperti tanda tangan asli. Lalu kita lihat saja apa yang akan terjadi."
"Semua orang akan menyalahkan kebodohan Delina."
Terdengar tawa nyaring dari dua perempuan itu. Malam itu mereka merasa menang karena sudah mendapatkan dua tanda tangan orang penting di Mahesa Grup.
"Ternyata kakak iparku tak kalah bod0hnya dengan Delina," gumam Maharani setelah mematikan sambungan teleponnya dengan Venya.
"Yang penting aku sudah mengingatkan. Jangan salahkan aku jika sesuatu buruk menimpamu kakak," lanjutnya tersenyum sinis.
Rupanya Venya melupakan adanya CCTV yang aktif selama 24 jam di rumah utama Keluarga Mahesa. Termasuk kamera rahasia yang dipasang di ruang kerja Mahesa. Itu sebabnya Maharani mengingatkan Venya sebelum bertindak, namun perkataannya dihiraukan oleh Venya.
***
Benar saja kejadian itu terjadi kepada Venya. Setelah kepulangan Mahesa ke tanah air. Venya menelepon Maharani untuk membicarakan masalah yang menyangkut dirinya.
"Berisik sekali," kesal Maharani mendengar ponselnya terus berdering.
Sengaja Maharani tidak akan mengangkat telepon dari Venya. Perempuan itu mengetik pesan di layar ponselnya.
[Maaf Kak. Sebelumnya aku sudah pernah mengingatkan akan bahayanya jika kamu melakukan tugas itu sendirian. Tetapi kakak justru nekat melakukanya. Aku mohon jangan kaitkan aku dalam masalah ini]
[Sebaiknya kakak menyelesaikan masalah ini sendirian. Dan aku akan fokus akan tetap untuk menjatuhkan Delina]
Setelah mengirimkan pesan terakhir. Maharani mematikan ponselnya agar siapa pun tidak menganggu liburannya di Swiss.
"Satu orang sudah masuk ke dalam perangkapnya sendiri."
"Selamat menikmati hukuman dari papa, kakak."
Maharani tertawa senang diatas penderita Venya. Memang salah satu tujuannya tercapai. Yaitu ingin menjatuhkan Delina dengan melibatkan orang dalam. Agar tidak terlihat bahwa dirinyalah sebagai pelaku utama.
"Sayang!" ucap seorang pria yang baru saja masuk ke dalam kamar Maharani.
"Oh hai, Sayang!" sambut Maharani berhambur ke dalam pelukan pria itu.
###
Apa hukuman yang akan diberikan kepada Venya? Apakah Maharani benar-benar tidak ikut terlibat dalam masalah itu? Dan ... siapakah pria yang baru saja masuk ke dalam kamar Maharani? Kan Mahesa sedang pulang ke tanah air.
please Thor....dilanjutin ya ya ya... semangat 🔥🔥🔥