Viona adalah seorang gadis yang terjebak di sebuah pekerjaan hiburan malam, sebelumnya dia di ajak Tasya teman yang baru ia kenal di kota untuk bekerja di sebuah club sebagai seorang pramusaji.
Viona tidak mengira setelah dirinya bekerja selama dua minggu Tante Siska selaku pemilik club itu menyuruhnya untuk melayani seorang laki-laki hidung belang tamu di club itu.
Terjebaknya Viona di club itu malah membawa dirinya bertemu dengan seorang CEO tengil yang bernama Yuda.
Yuda kerap sekali mendatangi club itu hanya untuk bersenang-senang tapi dia tidak pernah sedikitpun tergiur dengan wanita penghibur, tapi entah mengapa semenjak dirinya bertemu dengan Viona dia malah mulai jatuh cinta.
Tasya yang sudah lama menyukai Yuda menjadi sangat benci pada Viona karena menurutnya Vionalah yang sudah merebut hati Yuda darinya.
Bagaimanakah kisah seru mereka selanjutnya? yuk langsung baca...
Happy reading!
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dicerita ini ya readers..Terimakasih🙏😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indaria_ria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Surat perjanjian kontrak
Sementara itu di club tempat Viona bekerja, baru saja sudah terjadi keributan antara Tasya dan teman kerjanya mereka saling berebut pelanggan yang baru saja datang.
Siska selaku pemilik club itu sungguh malu dengan para pekerjanya, dia meminta maaf untuk ketidak nyamanan tempat itu, Viona yang baru saja melihat apa yang sudah terjadi hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Kenapa para pekerja disini sudah seperti barang murahan, apalagi Tasya, dia yang aku kenal baik dan ramah bisa melakukan hal yang sebar bar itu." batin Viona sambil meninggalkan tempat kejadian.
"Viona ada yang ingin bertemu dengan mu!" ucap Berto didepan Viona.
"Siapa? maaf aku harus kembali bekerja!" Viona mencoba menghindar.
"Tunggu! gajimu bisa dipotong kalau sampai tidak menemui orang itu!" Viona langsung menghentikan langkahnya.
"Siapa orang itu yang sampai bisa membuat gajiku dipotong?"
"Orang itu yang kemarin kamu hajar sampai masuk rumah sakit!" Viona nampak terkejut.
"Apa? orang itu datang kesini lagi?" jantung Viona berdetak kencang saat tahu orang yang kemarin dia tendang itu ingin bertemu dengannya.
"Ya, temui dia, tapi ingat! kali ini kamu tidak bisa menghajarnya lagi karena sekarang orang itu sudah membawa pengawal pribadi untuk menjaganya." Viona langsung terkekeh saat mendengar penjelasan Berto.
"Kenapa kamu tertawa? apa ini lucu?"
"Lucu aja gitu, kenapa dia sampai takut denganku?"
"Itu karena kamu wanita menakutkan!" ucap Berto sambil tertawa ringan.
"Kamu!" Viona langsung mengekor di belakang Berto,
"Ternyata Berto tak seseram kemarin, apa dia juga takut denganku?" pikir Viona sambil tertawa kecil.
"Maaf bos, Viona sudah datang!" ucap pengawal pribadi Ferdian saat melihat Viona sudah berada di depan pintu.
Orang yang bertubuh gembul dan perut yang membuncit itu segera bangun dari tempat duduknya, mendengar nama Viona saja sudah membuat dirinya merinding, rasa sakit yang ia rasakan kembali terasa ngilu saat ini.
Viona masuk kesebuah ruangan, dia melihat banyak orang didalam sana, benar kata Berto disana sudah ada beberapa orang yang mengawal Ferdian, lebih kagetnya lagi disana juga sudah ada tante Siska sedang duduk bersama orang itu.
Viona nampak kikuk, dia masih diam berdiri dihadapan mereka, apa yang harus ia lakukan bahkan mereka masih nampak diam melihat kearahnya.
"Duduklah!" akhirnya Siska bersuara, Viona nampak lega dan langsung duduk di kursi yang sudah disediakan untuknya.
"Ferdian, bicaralah!" perintah Siska pada Ferdian yang nampak mulai berkeringat.
"Kamu saja yang berbicara Sis, aku disini sudah banyak dirugikan perempuan itu!" tatap tajam ferdian kearah Viona.
"Baiklah, Viona, kamu masih ingat bukan dengan orang ini?" Viona menganggukan kepalanya.
"Begini, Ferdian mau meminta ganti rugi atas apa yang sudah kamu lakukan terhadapnya." Viona nampak terkejut.
"Maksud tante apa? ganti rugi apa?" suara Viona sedikit meninggi.
"Turunkan suaramu! kamu tahu Ferdian bukan orang sembarangan dia bisa saja membuatmu miskin tujuh turunan, kamu paham!" Ferdian hanya manggut-manggut dengan senyuman miring.
"Tapi tante, harusnya aku juga bisa menuntut tante, karena tante sudah sengaja menjual aku dengan orang itu!"
"Sudah berani bicara kamu rupanya! kamu tahu apa kamu lupa, kamu sudah menandatangani surat perjanjian kontrak saat kamu saya terima bekerja, sekarang kamu baca isi kontrak itu!" Siska langsung menyodorkan sebuah map yang berisi surat perjanjian kontrak milik Viona kala itu.
Viona langsung membuka map itu dan mulai membacanya, disana dia baru menyadari persyaratan dalam kontrak itu benar-benar diluar nalar, kenapa dulu dia bisa langsung menandatanganinya tanpa membacanya terlebih dulu.
"Apa-apaan ini tante? ini semua pembodohan, kenapa disini aku selaku karyawan kontrak yang harus menanggung semua kesalahan yang tidak aku perbuat? Bahkan aku siap di penjara kalau melanggarnya!"
"Jadi, apa kamu mau masuk penjara? kalau tidak! tanggung semua kerugian Ferdian yang kemarin hingga dia masuk kerumah sakit."
"Gila, ini benar-benar gila, isi kontrak macam apa yang sudah aku tandatangani? tante Siska benar-benar licik, pantas saja karyawan disini akhirnya terpaksa menjual dirinya karena takut dengan isi surat perjanjian ini" batin Viona.
"Aku harus bisa mempertahankan diri, sampai aku bisa terlepas dari semua ini." pikir Viona.
"Baiklah, potong saja gajiku setiap bulannya untuk mengganti rugi! kalau begitu saya permisi!" Viona sangat kesal dia tidak mau berlama-lama diruangan itu, ruangan itu terasa engap karena banyak orang yang munafik sedang mencoba memojokkannya.
Setelah kepergian Viona, Siska dan Ferdian langsung tertawa bersama. Mereka memang sudah merencanakan semua itu dari kemarin, Siska tentu tidak mau rugi, rencananya gaji yang ia potong dari Viona akan masuk kerekeningnya sedang Ferdian akan medapatkan 20% dari rencana itu.
"Lima ratus juta, aku pastikan Viona akan bekerja sampai seumur hidup di tempat ini!" Siska kembali terkekeh.
"Dan nantinya aku pastikan kalau perempuan itu akan jadi anak buahmu yang banyak menghasilkan uang karena kecantikannya itu!" Ferdian ikut berbicara.
"Apa kamu mau coba memakainya lagi?"
"Ti-tidak aku sudah kapok Siska! biar yang lain saja yang sudah berpengalaman melayaniku." Ferdian tidak mau kejadian kemarin terulang kembali, dimana dia harus berbohong pada istrinya atas insiden yang ia alami kemarin.
**
Pagi hari pun tiba, Viona baru saja ingin segera pulang dari club tempatnya bekerja, dia baru saja berpapasan dengan Tasya yang terlihat sedang sempoyongan menuju ke loker untuk mengambil tasnya.
"Tasya, apa kamu baik-baik saja?" tanya Viona.
"Hem...aku baik-baik saja, apa kamu mau pulang? pulanglah aku bisa sendiri." celoteh Tasya.
"Tapi kamu?"
"Sudahlah, jangan sok baik. Aku baik-baik saja, sudah sana pulanglah! aku tidak butuh bantuanmu!" tanpa sadar ucapan Tasya sudah membuat hati Viona kecewa.
"Aku kasihan melihat Tasya, aku yakin dia juga korban tante Siska hingga dirinya bisa seperti ini, mereka semua tertekan dibawah surat perjanjian kontrak dari tante Siska yang tidak masuk akal itu!"
"Baiklah, aku pulang dulu jaga dirimu baik-baik Tasya!" Tasya nampak tidak suka dengan ucapan Viona.
Viona mulai berjalan keluar dari club, pekerjaan Viona memang dimalam hari, jadi tidak heran setiap dia berpapasan dengan orang dirinya selalu jadi pusat perhatian.
Memakai Rok mini, serta dibalut dengan kaos yang begitu ketat membuat pekerjaan Viona terlihat sangat negatif, begitulah peraturan yang sudah Siska buat. Untung saja setiap pulang kerja Viona selalu menghapus make up tebal di wajahnya kalau tidak dia akan semakin di gunjing orang-orang.
