NovelToon NovelToon
Tanah Bangsawan

Tanah Bangsawan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: lunar crimson

Kahisyana jatuh hati pada Carlio seorang bangsawan Belanda dari keluarga Fredinand, seorang penjajah yang menjajah bangsanya ratusan tahun. Kahisyana berusaha mengelak dan meninggalkan cintanya, namun takdir terasa selalu mengembalikannya pada Carlio.

Di samping itu, ia adalah wanita kuat yang selalu berusaha meninggikan derajat wanita, menjadi seorang relawan sebagai guru melawan protes dari pihak penjajah dan pihak bangsanya sendiri. Akankah Kahisyana berhasil atas dirinya dan bangsanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lunar crimson, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

030 — Perjalanan ke Gresik

Saat Kahis baru melangkahkan kakinya melewati ambang pintu, ia melihat Carlio menuruni tangga sembari menenteng sebuah tas besar. Pria itu langsung tersenyum melihat kedatangannya, begitupun Kahis yang bingung langsung menghampiri Carlio dengan tatapan bingung membutuhkan sebuah jawaban.

“Mau ke mana tiba - tiba seperti ini?” tanya Kahis kebingungan, Carlio mengusap dua sisi pipi Kahis dengan jemarinya.

“Ayo ikut aku ke Gresik,” ajak Carlio hingga membuat Kahis mengerutkan keningnya tak mengerti.

“Kau ada urusan di sana, Tuan?” tanya Kahis lagi membuat Carlio terkekeh.

“Berhentilah memanggilku Tuan, aku priamu. Ayo kita menemui kedua orang tuamu di Gresik. Serahkan semuanya padaku, gadis manis.”

Kahis membelalakan matanya tak percaya pada Carlio, Kahis menjawab dengan gelengan untuk menolak. “Tidak, sangat sulit bagiku untuk menemui mereka,” tolak Kahis pelan.

“Bukankah kau merindukan orang tuamu? Mereka pasti merindukanmu juga. Seharusnya aku meminta maaf kepada mereka karena diam - diam membawamu ke mari,” papar Carlio dengan kekehan.

Kahis pun melihat Kilam yang menyunggingkan senyum kepadanya, dirinya juga tengah berberes memasukkan barang - barang miliknya ke dalam sebuah tas kecil. “Kilam juga meminta dirinya ikut,” jelas Carlio.

Kahis menatap Kilam dengan khawatir. “Tidakkah ragu dengan keputusanmu itu, Kilam?” tanya Kahis pada Kilam, remaja itu hanya membalas dengan gelengan.

“Aku ingin menemui ayahku dan meminta maaf pasanya juga jika sempat aku akan bertemu dengan Madam Chourissa,” papar Kilam membuat Kahis tersadar.

Dirinya dan Kilam berada di posisi yang sama, meninggalkan tempat kelahirannya secara tiba - tiba. Ia merindukan ibunya yang pasti menanti dirinya, atau ibunya itu akan mengira dirinya telah ditelan oleh Bumi. Akhirnya Kahis mengangguk menyetujui ajakan Carlio.

Carlio benar - benar yakin pada keputusannya pergi ke Gresik. Tak lupa Mbok Nur yang pontang - panting panik mempersiapkan hal yang perlu sekiranya ia, sebelum ketiga orang itu pergi.

“Walah, kalian makan dulu ini,” riweuh Mbok Nur keteteran mempersiapkan semua peralatan makan. Kahis dan Carlio sama - sama tertawa kecil akhirnya mereka berpandangan dan menghentikan tawa secara canggung.

Mbok Nur memang telah lama di dalam keluarga Fredinand, Carlio sendiri menganggap Mbok Nur layaknya ibu sendiri. Bayangkan Mbok Nur sedari Glenio kecil sudah berada di sinii hingga sampai sekarang menemani Carlio yang telah beranjak dewasa. Tiga puluh tahun lamanya dapat dihitung.

Banyak hal yang diceritakan Carlio pada Kahis atau Mbok Nur yang bercerita tentang semua hal. Mbok Nur tidak punya siapa - siapa, wanita itu memutuskan untuk selalu menemani Carlio sampai kapanpun, ia anggap Carlio itu sendiri sebagai anaknya. Begitupun Carlio yang menganggap Mbok Nur tempat berpulang sebelum Kahis datang dalam hidupnya, sekarang ia punya dua tempat untuk berpulang, sebagai rumah.

“Tuan dan Nyonya sepertinya tidak lama lagi akan pulang dari Belanda,” ujar Mbok Nur sembari menyiapkan hidangan untuknya sendiri.

Kahis dapat melihat Carlio yang langsung perlahan berhenti mendentingkan sendok di atas piring setelah mendengar ujaran Mbok Nur barusan. Hal yang tak pernah Kahis dengar sama sekali, tentang pasangan Fredinand.

Mbok Nur berdehem sekali menyadari kecangguan yang telah ia perbuat, “Ayo eh Nduk Kahis, makan yang banyak nanti tak bekalin buat perjalanan kalian,” ajak Mbok Nur menyunggingkan senyumnya lebar.

“Kapan pulangnya, Mbok?” tanya Carlio penasaran.

“Enggak tahu eh kapan tapi beberapa bulan lagi sepertinya. Ah, masih lama kok,” balas Mbok Nur, pria itu menganggukkan kepalanya.

Carlio menatap gadis di depannya itu dengan diam, ribuan kemungkinan terpikir dalam benak Carlio saat menyadari bahwa Papah dan Mamah- nya itu akan segera pulang dari perjalanan pulang dari negara asal mereka. Pasangan Fredinand tak mengenal begitu dekat dengan anak keduanya, mereka lebih dekat dengan kakaknya Glenio. Jadi tak heran jika pola pikirnya sama, Londo kolot.

Beberapa bulan bukanlah waktu yang sangat singkat, namun Carlio harus secepatnya menemukan cara agar gadisnya itu baik - baik saja selama bersamanya. Ia telah berjanji kepada Kahis, ia akan membuat gadis itu sepenuhnya percaya padanya.

Tatapan Carlio beralih ke Mbok Nur, tatapannya datar namun tersirat dalam benaknya sebuah pertanyaan kenapa wanita paruh baya itu betah tinggal di kediaman yang penuh kesuraman ini. Ia menganggap Mbok Nur sepenuhnya Ibu, lebih dari ibu kandung. Apapun itu rasanya yang terpenting dua orang wanita di hadapannya kini selalu bersamanya.

***

Gadis itu tak mengindahkan tatapannya, jalanan yang ia lewati penuh gejolak bersamaan dengan kereta kuda yang ia tumpangi. Walaupun terkadang ia kehilangan keseimbangannya, ia berusaha menahan agar tidak terlalu mendekat ke Carlio.

Pria itu menatap Kahisyana lalu terkekeh. “Apa perasaanmu kini padaku telah berkurang?” tanya Carlio sembari terkekeh, dengan jahil ia mendekat ke arah Kahis namun gadis itu langsung memintanya menjauh. Wajah mungilnya itu memerah karena terik matahari, mendukung ekspresinya kini yang terlihat kesal.

Kahis menatap Carlio dengan delikan, “Batas kita ini jangan dilanggar ya Tuan!” pekik Kahis membuat Carlio tak berhenti untuk tertawa kecil, Kahis mengambil kapur tulis yang sengaja ia bawa berjaga - jaga jika saja anak muridnya di Gresik memintanya lagi menjadi Guru di sana.

Padahal itu bukanlah suatu kemungkinan, ia berharap anak muridnya yang pernah dekat saat di Gresik itu tak melupakannya.

Kahis mulai menggores kapur tulis itu di atas bangku kayu yang kini mereka duduki, rasanya tak adil oleh Carlio karena Kahis menggoresnya tidak seimbang sengaja mengambil bagian duduknya. “Hei Nona, jangan usil padaku. Jika seperti ini aku tidak bisa merangkul tubuh kecilmu itu yang seringkali akan terjatuh dari kereta,” tutur Carlio dengan nada mengejek.

“Apa kalian hanya bisa mengambil hak orang saja? Memperbaiki jalan kecil ini saja tidak bisa, sangat buruk dan mengganggu perjalanan!” adu Kahis dengan menggebu - gebu.

Carlio menggaruk pelipisnya yang tak gatal, “Kenapa sepertinya dirimu menyeret diriku ini yang tidak tahu apa - apa?” kikuk Carlio berusaha membela diri.

“Kan kalian sama saja, mengurus daerah sekecil Gresik saja tidak becus. Kalian hanya bisa merebut merebut dan merebut itu saja,” tukas Kahis tak mau mengalah.

“Maaf Nona, wilayah kepengurusanku itu berada di Surabaya bukan di Gresik,” balas Carlio yang melemparkan senyum pada Kahis.

“Jangan berusaha membenarkan dirimu jika salah,” sahut Kahis tak terima membuang muka ke arah persawahan yang sangat luas melebihi saat ia berada di Surabaya.

“Coba bandingkan kondisi daerah yang aku pegang dengan di sini Nona, bagaimana menurutmu? Jelas kau menemukan sebuah perbedaan, yang jelas Surabaya lebih teratur,” pinta Carlio dengan kekehan keras tak bisa untuk berhenti.

“Orang gila mana yang membandingkan daerah kecil dengan kota pusatnya, menjengkelkan!” desis Kahis tak lagi menatap Carlio.

Pria itu kini segera mempersempit jarak, mendekati Kahis yang sedang menghela napasnya berkali - kali karena kepanasan. Satu tangan diulurkan oleh Carlio untuk menutupi wajah gadisnya. Kahis hanya bisa mendelik keheranan dengan tingkah yang diperbuat prianya itu.

“Agar kau tidak kepanasan, biar tanganku saja yang berkorban,” Sangking tak tahu menahu lagi dengan Carlio, Kahis tak bisa berkata - kata.

Carlio menurunkan tangannya lagi, lagi lagi ia salah memperlakukan gadisnya. Berat juga menjadi seorang pria, harus bisa mengerti kemauan gadisnya itu.

Perdebatan keduanya itu berlanjut sepanjang perjalanan, gadis itu akan memprotes lalu prianya akan menanggapi dengan candaan. Hingga tak merasakan perjalanan yang amat jauh mengunakan kereta kuda.

1
Arlingga Ve Mustafa🇮🇩🇹🇷
hadir,,,, semangaat ea,,, 💪💪
Yi Yid
siapa ini? carlio kh
Zizi
smngt kak up nya🌹🌹
lunariesse van der hourver: terima kasih semangat juga 💗💗💗
total 1 replies
hazelsgn
p
Ikhsan
bagus kak,keren
Ikhsan: sama sama kak
lunariesse van der hourver: terimakasih
total 2 replies
Bilqies
gak kurang sih cuma udah kewajiban kamu sebagai orang tua untuk membesarkan dan membiayai anaknya
Bilqies
1 kata egois
sama aja jual anaknya untuk kepentingan dia yang tak mau jadi gelandangan
Mhila izuna
mampir thor
si ciprut
dua dulu😁
si ciprut
saya sih bukan mau mencela atau bagaimana. cuma untuk sesi bab awal lebih baik fokus pada tokoh utama dulu. entah itu perkenalan dari tokoh protagonis. dari segi pendidikan atau visual ataupun yg lainnya. fokus itu dulu. baru bab selanjutnya adalah jalan cerita kisah yg akan disampaikan.
maaf saya juga orang baru di dunia novel. tapi itu semua pernah saya alami dan juga ditegur oleh auditor NT. dan untuk 'kata' lebih baik 1000- 1200 kata, agar bisa mencakup cerita di satu bab.
tetap semangat kak. semoga sukses🤗
lunariesse van der hourver: baiklaaa terima kasih krisarnya kakk
total 1 replies
Yiab Yoje
thorrr
lunariesse van der hourver: apaaaa
total 1 replies
husnia wahidah
prolognya bagus bgt, heran
lunariesse van der hourver: makasih ya sengku
total 1 replies
husnia wahidah
kapan up nya thor? seru banget baru kali ini nemu cerita kaya gini
lunariesse van der hourver: ditunggu ya seng
total 1 replies
Legiyan Lyn
keren
niara kahishaa
mantap bgt thor
hazelsgn
hehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!