Brian Carlos adalah seorang presiden direktur sekaligus pewaris tunggal salah satu perusahaan terbesar di suatu negara. Ia diterpa gosip miring tentang minatnya pada wanita.
Valerie, seorang wanita yang bekerja sebagai instruktur senam dengan keahlian beladiri yang mumpuni serta kehidupan penuh rahasia.
Keduanya terlibat masalah karena sebuah kesalahpahaman, hingga Brian menuntut Valerie atas kasus penganiayaan.
Demi menyelamatkan nama baiknya, Valerie menerima tawaran Brian untuk bekerja sebagai bodyguard. Namun tidak menyangka jika Brian sudah memiliki maksud lain sejak pertama kali mereka bertemu.
Akankah kisah mereka berakhir manis seperti kisah dalam novel pada umumnya?
Yuk baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kabar Mengejutkan
Valerie ingin berteriak, "Cukup, cukup! Jangan menambah beban pikiranku! Jangan katakan apapun lagi!" Namun sayangnya kalimat itu hanya bisa ia dengar sendiri. Ia tidak cukup berani untuk membantah Brian secara terus terang.
Valerie hanya bisa menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan. Hanya itu yang bisa ia lakukan agar tetap waras dan tenang.
Sepanjang perjalanan pulang, Valerie hanya melamun, ia diam membisu. Sesekali ia melirik Brian yang fokus mengemudi, namun tidak lagi berani menatap laki-laki itu lebih dari tiga detik.
"Kau akan terus di sini? Apa kau masih ingin bersamaku lebih lama?" tanya Brian.
Valerie mengedarkan pandangan, ia baru sadar jika mereka sudah memasuki halaman rumah Brian.
Tanpa memberi jawaban, Valerie membuka pintu mobil dan keluar. Sepertinya hari ini Brian cukup menguras tenaga dan pikirannya hingga ia merasa amat lelah. Valerie melirik Brian yang menyusulnya keluar dari mobil dan berjalan mendekat.
"Pulanglah." Brian mengayunkan dagu sambil tersenyum samar.
"Baik."
"Hati-hati di jalan, kau harus fokus," saran Brian memberi nasehat. Valerie hanya mengangguk, ia berjalan menuju garasi tempat motornya terparkir.
"Jika terjadi sesuatu padaku, itu semua salahmu!"
...**********...
Sudah hampir dua bulan lamanya Valerie bekerja untuk Brian. Selama itu pula mereka hampir selalu bersama setiap hari.
Meskipun sikap Brian acuh dan dingin pada sebagian besar orang, Valerie memahami kepedulian laki-laki itu pada orang-orang yang ia anggap penting.
Tidak bisa dipungkiri, ketampanan, kekayaan, pesona dan karisma yang dimiliki oleh Brian sedikit menggugah hati Valerie.
Wanita manapun akan tergoda oleh pesona laki-laki berusia dua puluh sembilan tahun yang memiliki segalanya. Brian adalah tipe laki-laki sempurna yang diidam-idamkan oleh banyak wanita.
Sepanjang perjalanan pulang dari rumah Brian, Valerie tidak bisa fokus. Kata-kata serta ungkapan perasaan tiba-tiba yang diucapkan oleh Brian sukses membuat pikirannya teralihkan. Valerie benar-benar dirundung rasa bimbang.
Karena bisa pulang lebih awal, Valerie sengaja menelepon sekretaris sang kakek dan meminta bertemu. Sudah beberapa hari Valerie tidak menemui Theo karena kesibukan, kini akhirnya ia memiliki waktu senggang untuk melepas rindu bersama sang kakek.
Pukul tujuh malam, Valerie datang ke sebuah restoran bintang lima. Theo memesan meja khusus dengan ruangan VIP untuk bertemu dengan sang cucu.
Karena Valerie adalah sebuah rahasia, maka dengan terpaksa mereka harus seperti ini. Demi menjaga Valerie tetap aman dan rencana berjalan sempurna, mereka harus berhati-hati setiap kali bertemu.
"Bagaimana pekerjaanmu, Cucuku?" tanya Theo. Ia melihat wajah Valerie nampak kusut dan lelah.
"Baik, Kek. Semuanya berjalan baik."
"Jika kau merasa tidak nyaman, sebaiknya kau berhenti. Paman Sena akan membantumu menyelesaikan masalahmu."
Valerie menggeleng. Ia meyakinkan Theo bahwa semuanya baik-baik saja dan ia senang dengan pekerjaan barunya.
"Kau mengetahui berita gosip itu? Tentang presiden direktur tempat kau bekerja?" tanya Theo.
"Hmm, itu semua tidak benar. Brian bukan laki-laki seperti itu, dia laki-laki tulen, dia normal," jelas Valerie meyakinkan.
Theo menyipit, namun tidak berselang lama ia tersenyum.
"Apa dia laki-laki baik?" tanya Theo.
"Begitulah, Kek. Dia sangat baik pada semua orang."
"Kakek dengar dia juga sangat tampan, dia pewaris tunggal keluarganya. Pasti banyak sekali wanita yang ingin mendekatinya."
"Entah, tapi wajar saja jika dia disukai banyak wanita. Dia tipe laki-laki sempurna," jawab Valerie.
"Bagaimana denganmu? Apa dia menarik hatimu?" tanya Theo. Ia sadar jika pembicaraan tentang Brian membuat Valerie bersemangat. Seketika wajahnya kembali berseri saat nama laki-laki itu disebut.
"Kakek! Kenapa bertanya seperti itu. Aku masih belum tertarik dengan percintaan, aku masih senang sendiri," jawab Valerie. Wajahnya tampak malu-malu.
Theo hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala pelan. Sebagai orang dengan usia yang sudah cukup tua, Theo sangat tahu makna dari raut wajah serta jawaban cucunya. Ia sadar jika apa yang dikatakan oleh cucunya berbeda dengan apa yang sebenarnya ia rasakan.
"Laki-laki bernama Brian itu akan segera dijodohkan," ungkap Theo.
🖤🖤🖤