Kisah Cinta antara seorang duda beranak satu dengan gadis cantik yang ternyata adalah adik dari asistennya sendiri.
Semuanya berawal ketika Ghea bertemu dengan bocah tampan bernama Gathan. Dilanjutkan dengan pertemuan Ghea dengan Gavin, yang ternyata adalah ayah dari Gathan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BatagorAci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 19
"Hai Ghea." Sapa Ara dengan senyum cerah, secerah matahari.
"Apa lu!" Ketus Ghea.
"Ghea makan siang bareng yuk sama Ara sama Bagas, ntar Ara yang traktir sebagai perayaan jadiannya Ara sama Bagas kemaren." Ucap Ara dengan semangat.
"What the hell...kalian serius jadian?" Tanya Ghea sambil menunjuk kedua anak manusia yang tengah bergandengan tangan sambil mesam-mesem.
"Iya Ghea, kan kemaren Ghea liat sendiri Ara udah jadian sama Bagas. Iya kan sayangnya Ara? " Ucap Ara, Bagas hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Dih emang yang gua liat kemaren apaan? perasaan lu kagak ditembak sama Bagas, lu yang maksa dia bocil!" Tandas Ghea.
"Biarin yang penting sekarang Ara udah pacaran sama Bagas, kemaren habis dianter Ghea pulang, Ara dikirimin boneka beruang besar loh sama Bagas." Ucap Ara memamerkan hal romantis itu pada Ghea. Ghea hanya diam seolah tak tau akan hal itu, padahal sebenarnya ia tau.
"Ehem yang keluaran terbaru, lu kirim ke rumah gua secepatnya oke!" Ucap Ghea pada Bagas.
"Iya Ghea." Balas Bagas.
Sebenarnya Bagas adalah sepupu Ghea sendiri. Dan Bagas mendekati Ghea bukan karna suka kepada Ghea, melainkan kepada sahabat Ghea yang lucu dan imut itu, siapa lagi kalo bukan Ara.
Gadis imut itu berhasil mencuri perhatian Bagas, dan hal itu membuat Bagas gigih untuk mendekati Ara.
Dan akhirnya Bagas meminta bantuan Ghea agar bisa dekat dengan Ara.
Awalnya Ghea menolak, karna ia pikir Bagas yang dulunya playboy hanya akan mempermainkan Ara saja. Ara masih terlalu polos untuk disakiti.
Dan Bagas berjanji kepada Ghea, jika ia berhasil mendapatkan Ara, Ghea akan diberi hadiah sesuai keinginan Ghea sendiri. Karna diberi iming-iming menggiurkan Ghea tak menyia-nyiakan hal itu, gadis itu meminta motor trail keluaran terbaru sebagai hadiah yang dijanjikan oleh Bagas.
Bukannya Ghea tak mampu membelinya, kalo ada yang gratis kenapa musti bayar? Itu salah satu motto yang Ghea gunakan dalam hidup.
🌹🌹🌹🌹
"Gimana Ghea? Mau yah makan siang sama Ara sama Bagas, please?" Mohon Ara pada Ghea yang masih memasang wajah datar.
"Sorry, gua udah ada janji duluan sama orang special. Makan siang bareng kalian nya lain kali aja, bye." Balas Ghea langsung meninggalkan Ara dan Bagas.
"Ghea kok nggak mau ya diajak Ara makan siang bareng. Bagas Ara ngelakuin kesalahan sama Ghea, ya? Kok Ghea kayak nggak seneng gitu." Ucap Ara sedih menatap kepergian Ghea.
"Udah kamu jangan sedih, kamu nggak ada salah sama Ghea. Kan dia tadi bilang udah ada janji duluan sama orang specialnya, kita kan bisa traktir Ghea lain kali." Jelas Bagas pada kekasihnya sambil memeluk tubuh mungil Ara.
"Jangan sedih lagi, oke?" Bagas.
"Iya."
"Senyum dong, masa sayangnya Bagas sedih terus sih." Ucap Bagas meminta Ara tersenyum sambil membingkai wajah imut gadis itu.
Senyum Ara langsung mengembang saat Bagas berkata 'Sayangnya Bagas'
"Hehe iya sayangnya Ara." Balas Ara tertawa kecil. Bagas mencubit gemas pipi Chubby Ara, membuat Ara mengaduh kesakitan namun sesaat kemudian mereka tertawa bersama.
*****
"Halo Ghea, kamu dimana? Saya udah didepan Caffe Pelangi yang kamu share tadi." Gavin.
"Masuk pak, Ghea udah didalem . Lantai satu meja nomor lima." Ghea.
"Oh oke saya langsung masuk, saya tutup dulu ya." Gavin.
Tuttttt tuutttt
Setelah melakukan panggilan singkat itu, Gavin segera masuk kedalam Caffe Pelangi.
"Hai. Maaf nunggu lama, agak rame jalanan jam makan siang." Ucap Gavin yang sudah ada disebelah Ghea.
"Nggak papa kok, lagian saya juga juga baru nyampe lima menitan tadi." Balas Ghea.
"Udah pesen makanan?" Tanya Gavin sambil membolak-balikkan buku menu di meja itu.
"Belum, nungguin bapak." Jawab Ghea tersenyum.
"Oh maaf-maaf, ayo pilih bareng makanan yang mau kamu pesen." Ajak Gavin sambil memperlihatkan beberapa makanan Di buku menu.
"Udah dapet mana yang mau kamu pesen?" Tanya Gavin.
"Udah-udah." Jawab Ghea.
Gavin pun langsung memanggil salah satu pelayan dalam Caffe itu untuk mencatat pesanan mereka.
"Nasi goreng seafood sama lemon tea aja, mbak." Ghea.
"Saya steak aja satu, minumnya sama, lemon tea." Gavin.
"Baik mbak, mas, silahkan ditunggu sebentar. Pesanan akan segera kami hidangkan." Ucap pelayan wanita itu. Gavin dan Ghea hanya mengangguk pada pelayan itu. Usai mencatat pesanan Gavin dan Ghea pelayan itu langsung undur diri.
"Gimana kuliahnya, lancar?" Tanya Gavin membuka percakapan.
"Lancar pak." Jawab Ghea apa adanya.
"Kamu jangan panggil saya pak lagi dong, masa saya dipanggil pak terus. Rasanya kayak dipanggil sama anak buah dikantor." Ucap Gavin pada Ghea.
"Iya-iya, mau dipanggil apa? Sayang, ganteng, hubby, mas, abang, koko, pacarku, calon imamku, Calon ayah dari anak-anak ku. Bilang sama Ghea mau yang mana?" Tawar Ghea sambil terkekeh.
"Serius Ghea." Ucap Gavin sambil mencebikkan mulutnya kesal karna diledek Ghea.
"Iya-iya serius ini, gimana kalo Mas Gavin? Eh tapi rada gimana gitu, iya kan." Guman ghea.
"Tau ah males aku sama kamu, bercanda mulu." Gerutu Gavin kesal menjatuhkan kepala diatas meja.
"Uluh-uluh ngambek nya udah ngalahin Gathan aja. Jangan marah dong, bercanda sayang." Ucap Ghea sambil merapikan rambut Gavin yang berantakan.
"Coba ulangin lagi, ngomong apa tadi kamu." Ucap Gavin sambil mendongak menatap Ghea.
"Jangan ngambek lagi, bercanda doang tadi." Ucap Ghea.
"Bukan yang itu, yang terakhir." Balas Gavin.
"Jangan marah." Jawab Ghea.
"Sayanggggggggg." Desah Gavin prustasi karna dipermainkan Ghea.
"Iya-iya udah jangan ngambek, sayangku cintaku." Balas Ghea kembali mengusap kepala Gavin.
"Nah itu bisa." Ucap Gavin pada Ghea.
"Yakin mau dipanggil sayang nih?" Tanya Ghea pada Gavin.
"Iya itu juga nggak papa, kalo kamu mau." Jawab Gavin sambil menganggukkan kepalanya.
"Iya sayangku." Balas Ghea tersenyum hangat kepada Gavin.
*****
Kini dimeja Ghea dan Gavin sudah dihidangkan makanan yang mereka pesan tadi. Mereka makan siang sambil bercerita.
"Oh iya sayang, kamu mau nggak aku ajak ketemu sama nenek kakek nya Gathan? Mereka bilang pengen ketemu sama kamu." Tanya Gavin.
"Aku sih mau-mau aja, kamu atur aja waktu ketemuan kita nanti." Balas Ghea.
"Makasih ya." Ucap Gavin tersenyum sambil menggenggam jemari halus Ghea.
"For?"
"Semuanya, semua yang kamu lakuin buat aku. Walau kita masih saling mengenal, kamu udah bikin hidup aku berarti, dan merubah segalanya menjadi lebih baik. Terutama buat Gathan juga. Makasih sayang." Ucap Gavin dengan tulus.
"Mungkin ini takdir yang udah digariskan Allah buat kita. Jadi kamu bersyukurnya sama Allah ya, dan aku juga sayang sama kamu." Balas Ghea.
**Uuwuuuuuuuw😆😘
Jangan lupa tinggalkan jejak ya**