Arga yang mendapati kekasihnya berselingkuh, akhirnya menerima perjodohan tanpa tahu siapa wanita yang dijodohkan dengannya.
Zia yang mendengar keinginan mendiang ibunya pun menerima perjodohan yang disampaikan oleh ayahnya.
Janji perjodohan yang direncanakan orang tua Arga dan Zia membuat mereka bertemu kembali. Dulu mereka bagaikan musuh, Zia yang dulu menjadi anggota osis harus siap menghadang anak-anak yang terlambat, Arga yang hobi terlambat harus berurusan dengan Zia. Tapi ternyata, dalam hati mereka menyimpan cinta. Dijadikan satu dalam ikatan pernikahan, akankah mereka saling mengungkapkan cinta lama?
Belum revisi ya🤭
update setiap hari.
ig: myafa16
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjanjian perjodohan
"Sudah lama Dhi? Maaf jalanan macet," ucap Surya yang baru datang.
"Tidak aku baru sampai juga," jawab Adhi sambil meminum kopi yang sudah di pesannya.
Adhi Kusuma adalah sahabat waktu kuliah. Mereka berempat adalah teman waktu kuliah. Surya, Adhi, Marya, dan Mirna.
Bila perusahaan Surya di bidang pariwisata,
perusahaan Adhi di bidang konstruksi.
Mereka sama sama dua perusahaan besar, di Indonesia.
"Ada apa kamu menyuruhku kemari, Surya?" tanya Adhi penasaran, karena temannya menghubunginya tiba-tiba.
"Aku hanya ingin memberi tahu anakku telah setuju untuk menikah, aku ingin acaranya di adakan seminggu lagi." Surya mencoba menjelaskan.
"Kenapa secepat ini, apa tidak terlalu terburu-buru dalam seminggu?" tanya Adhi benar-bebar heran dengan sahabatnya ini.
"Ayolah Dhi, jangan berpikir ini buru-buru, bahkan kita sudah merencanakan ini sejak kita kuliah." Surya tak mau kalah menjawab.
"Ya, aku tau ini memang sudah rencana kita, apalagi dulu Mirna begitu bersemangat menginginkan pernikahan anak kita." Dengan raut sedih adhi mengingat mendiang istrinya.
"Sudahlah jangan sedih, kita kan sedang berusaha mewujudkan keinginan Mirna juga." Surya mencoba memberi semangat.
"Ya sudah, aku secepatnya akan bicarakan dengan putriku. Aku mau kamu merahasiakan ini semua sampai hari pernikahan tiba. Aku tak mau Lidia mengacaukannya," pinta Adhi
"Baiklah." Surya menyangupi permintaan sahabatnya.
Bukan karna alasan Adhi meminta merahasiakan dulu rencana pernikahan putrinya. Lidia selalu mengacaukan hidup putrinya. Dulu Adhi mencoba menikahi Lidia, berharap Lidia akan mencintai putrinya, tapi ternyata semua salah, yang dicintai Lidia hanya dirinya.
Setelah tau janji perjodohan putrinya dengan anak sahabatnya, dia selalu berusaha memutuskannya. Sebenarnya Adhi bukan tidak tahu apa yg dilakukan istrinya, tapi dia diam untuk menjaga keutuhan rumah tangganya. Selama putrinya masih aman dia akan mencoba diam.
***
Setelah bertemu dengan Surya. Adhi langsung menuju apartemen putrinya. Dilangsung menekan bel apartemen.
"Ayah." Zia membuka pintu mendapati ayahnya yang datang ke apartemennya. Zia yang melihat ayahnya langsung memeluknya.
"Apa kau akan memeluk ayah terus, dan tidak mengizinkan ayah masuk." Adhi terkekeh melihat putrinya memeluknya, menyalurkan rindunya
"Ayah ... " rajuk Zia. "Baiklah ayo masuk." Zia mempersilakan ayahnya masuk.
Zia Archana Kusuma adalah anak Adhi Kusuma dan mendiang Mirna. Zia tinggal di apartemen setelah masuki bangku kuliah, lebih tepatnya setelah ayahnya menikah lagi. Zia adalah seorang desainer, dia memiliki butik lumayan terkenal di ibu kota. Bukan karna dia anak seorang pengusaha, butiknya bisa terkenal, tapi karna hasil karyanya yang begitu hebat. Hobinya mengambar dia tuangkan dalam karya, menciptakan gaun-gaun indah.
"Ada apa ayah kemari? Kenapa tidak menghubungi aku? Aku kan bisa datang ke kantor ayah," tanya Zia.
"Apa ayah tak boleh berkunjung ke apartemen mu?" Adhi berpura pura marah.
"Bukan begitu ayah." Zia berglayut di lengah sang ayah, agar sang ayah tidak marah dengan ucapannya.
Adhi langsung tertawa melihat anaknya merajuk. "Kamu ini masih manja saja." Adhi mencubit hidung putrinya.
Zia langsung mecebikkan bibirnya saat ayahnya bilang kalau dia manja.
"Sudah, jangan merajuk terus. Ada yang akan ayah bicarakan dengan mu." Adhi memulai membicarakam rencananya pada Zia
Zia yang mendengar ayahnya, ingin bicara padanya, di buat heran, karena ayahnya jauh-jauh ke apartemennya untuk membicarakan sesuatu. Zia hanya bisa menebak, yang ayahnya ingin bicarakan adalah hal penting.
"Zi, ayah mau kamu menikah." Adhi mulai memulai menyampaikan keinginannya pada Zia.
Zia yang mendengarkan, ayahnya memintanya menikah, hanya bisa menautkan alisnya, Zia sedikit bingung dengan ke inginan sang ayah. "Kenapa ayah meminta Zia untuk menikah? Zia belum kepikiran yah. Lagi pula Zia nggak punya pacar, bagaimana bisa menikah." Zia sedikit kesal dengan permintaan ayahnya, dan menjawab dengan beberapa pernyataan.
"Zi, dulu ibumu, aku, dan sahabat kami sepakat ingin menjodohkan putra putri kami, dan disini ayah meminta kamu untuk menikah dengan putra sahabat ayah." Adhi mulai menjelaskan maksud dari permintaannya.
Zia membulatkan matanya mendengar apa yang di ucapkan ayannya, Zia sedikit keget dengan penuturan ayahnya. "Ayah, ini sudah bukan zaman Aiti Nurbaya, kenapa harus di jodoh-jodohkan. Lagi pula Zia mau menikah dengan orang yang Zia cintai yah." Zia mulai kesal mendengar permintaan ayahnya, dan mencoba untuk menolaknya.
"Zi, semua ini adalah keinginan mendiang ibumu juga. Dulu ibumu sangat bersemangat dengan rencana ini. Dan ayah di sini hanya ingin memenuhi janji ayah pada ibumu." Adhi begitu sedih mengingat mendiang istrinya, dan mengingat keinginannya untuk menikahkan anaknya dengan anak sahabatnya
"Ayah .... " Zia melihat ayahnya yang begitu sedih mengingat ibunya, Zia tak bisa pun merasa tidak tega melihat ayahnya, tapi berat untuk Zia menikah, dengan seseorang yang dia tidak kenal, dan tidak dia cintai.
Zia menimbang semua yang di katakan ayahnya padanya. "Baiklah Zia setuju yah." Akhirnya Zia memilih menyetujui demi ayah dan mendiang ibunya.
"Benarkah nak, kamu mau?" tanya Adhi memastikan, dan Zia mengangguk tanda setuju.
Mir lihatlah, aku akan mewujudkan keinginanmu. Dalam hati Adhi merasakan bahagia.
"Kapan penikahannya, Yah?"
"Seminggu lagi," jawab Adhi
"Hah ... Ayah bercanda, kenapa secepat ini?" Zia benar- benar tak habis pikir dengan ayahnya ucapkan, kalau pernikahan akan di selengarakan dalam seminggu.
"Dengar, kita hanya mengundang keluarga, acaranya ijab qobul saja. Jadi tak masalah di laksanakan lebih cepat. Masalah resepsi nanti kalian tentukan sendiri kapannya. Yang penting sah dalam agama dan hukum dulu." Adhi menjelaskan pada putrinya rencana yang sudah dia siapakan.
Zia yang mendengar ayahnya sudah merencanakan semua hanya bisa menuruti semuanya. "Baiklah kalau itu yang terbaik menurut Ayah, Zia ikut saja." Akhirnya Zia memilih pasrah dan mengikuti semuanya.
"Calon suamimu akan datang sehari sebelum pernikahan. Nanti kalian bisa mencari cincin bersama, saat dia datang."
Hih ... apa-apan pria aneh, mau menikah tapi datangnya terlalu dekat dengan waktu pernikahan, batin Zia kesal mengingat ucapan ayahnya.
"Ya sudah aku ikut ayah saja."
Setelah Adhi menyelesaikan tugasnya untuk memberi tahu Zia, Adhi pun memilih pulang.
Setelah ayahnya pulang Zia cuma diam merenungi. Menikah dengan orang yang tidak di kenal akan jadi apa pernikahannya nanti. Jangankan cinta kenal saja tidak, itulah yang di pikirkan oleh Zia.
Achhhh ....
Zia benar-benar frustasi membayangkan semua yang akan terjadi ke depan.
"Bu, Zia akan menikah dengan pilihan ibu, apa ibu akan senang." Zia berucap seraya melihat foto ibunya. Tidak terasa air matanya mengalir. Zia hanya bisa pasrah menjalani semua yang sudah di siapkan oleh ayahnya. Demi ke dua orang tuanya Zia rela menerima pernikahan perjodohan ini.
banyak hati yg kecewa