Gilda terbangun di tempat yang berbeda dengan tubuh dan rupa yang berbeda juga. Tubuh tokoh antagonis dari novel yang dibacanya. Seorang wanita bernama Scarlett tak henti-hentinya mengejar pria yang menjadi kekasih saudara tirinya. Felix, pria tampan dan berkharisma yang selalu dipuja oleh kaum hawa. Ia melakukan semua cara agar bisa merebut pria itu dari saudara tirinya mulai dari mengancam hingga melukai saudara tirinya. Bahkan di akhir cerita Scarlett mati terbunuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31: Terlambat 2 Menit
Scarlet membawa nampan berisi kopi dan buah untuk Frank. Scarlett mengetuk pintu ruangan atasannya.
"Masuk" terdengar suara bariton dari dalam ruangan membuat Scarlett bergedik. Suara itu terdengar dingin dan juga sexy bagi Scarlett. Ia lalu menekan gagang pintu, lalu masuk dan menutupnya kembali.
Frank sedang marah karena kopinya telat diantar, dengan wajah dinginnya, pria itu berdiri dengan badan bertumpu di meja kerjanya. Kedua tangan bersedekap di depan dada. Frank seolah siap untuk menginterogasi sekretaris barunya. Frank terlihat gagah sekali dengan kemeja putihnya yang dipadukan dengan dasi hitam. Jangan lupakan dada bidang pria itu yang membuat semua wanita ingin bersandar di sana.
"Kamu telat 2 menit.." ucap Frank dingin.
"Say___"
"Frank... ka__ kamu," ucap Scarlett terbata dengan wajah terkejutnya. Ini seperti tidak nyata. Wanita itu terdiam di tempatnya. Dengan pikiran yang penuh dengan pertanyaan-pertanyaan. Mungkinkah Frank juga ikut bertransmigrasi. Tidak, tidak. Itu tidak mungkin. Tapi wajahnya mirip dengan Frank. Ah, sial. Jika itu benar, Scarlett sepertinya harus keluar dari perusahaan ini.
"Ba__bagai__"
"Saya bilang kamu telat dua menit," ucap Frank memotong perkataan Scarlett menatap wanita di depannya. Sekretaris barunya. Baru saja bekerja sudah membuat kesalahan.
"Saya minta maaf Pak. Saya baru pertama kali menggunakan mesin-mesin itu dan sedikit lama membuatnya karena baru belajar dari salah satu OB yang saya temui di pantry," ucap Scarlett jujur. Kepalanya masih dipenuhi dengan pertanyaan. Kalau dia Frank yang dia maksud, seharusnya pria itu terkejut saat melihat wajahnya. Pasalnya wajahnya mirip dengan Scarlett. Sekarang dia dalam mode Gilda. Itu artinya dia bukan Frank yang Gilda maksud. Tapi dia belum percaya sepenuhnya.
"Nona Balamy..."
"Nona Balamy," panggil Frank membuyarkan lamunan wanita di depannya.
"Ah ya.. maaf sa__"
"Sudah dua kesalahan yang kamu lakukan pagi ini," tukas Frank kembali ke kursi kebesarannya. "Pertama, terlambat mengantar kopiku. Kedua, kamu memanggil nama ku begitu saja seolah kita kenal dan dekat," kata Frank menatap wajah Scarlett yang gugup.
"Saya minta maaf Pak, wajah anda sedikit mirip dengan teman saya. Dan kebetulan kalian memiliki nama yang sama. Itu sebabnya saya terkejut dan tak sengaja memanggil nama anda," ujar Scarlett menunduk menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca. Wajah pria di depannya itu membuatnya teringat dengan kejadian saat dirinya belum mengalami kecelakaan.
"Apa kamu akan memegang nampan itu terus."
Scarlett tersadar, ia kemudian menaruh kopi dan buah di meja Frank.
"Silahkan duduk Nona Balamy," kata Frank. Scarlett mengangguk kemudian mendaratkan bokongnya di kursi dengan nampan yang dibawanya ia letakkan di atas pahanya.
"Bukankah ayah mu Wilson Balamy, kenapa kamu memilih bekerja di sini?" tanya Frank. Scarlett terkejut, ternyata Frank mengenal ayahnya.
"Selain saya belum siap menanggung tanggung jawab besar saya ingin mandiri Pak," jawab Scarlett. Ia menatap Frank yang sedang menyesap kopinya.
"Nona Balamy, saya dengar kamu seorang model sebelumnya. Kenapa kamu meninggalkan dunia modeling dan memilih menjadi sekretaris."
"Astaga, apa dia sedang mewawancarai ku..." batin Scarlett.
"Ada masalah pribadi Pak," jawab Scarlett tidak ingin menjelaskannya yang sebenarnya. Memangnya pria itu akan percaya. Yang ada dia akan ditertawai. Scarrlett hanya tidak ingin mati lagi. Dia harus menghindari orang yang membuatnya mati. Scarlett pikir, Elyzia tidaklah sebaik yang orang-orang lihat. Scarlett menjadi gugup saat Frank menatapnya. Ia akui, pria itu mirip dengan Frank kekasihnya saat menjadi Gilda dulu. Tapi pria ini lebih tampan dari Frank.