CERITA INI MENGANDUNG 21++. DISARANKAN BIJAK MEMILIH BACAAN!
DISARANKAN JUGA UNTUK TIDAK AMBIL SERIUS CERITA INI. TUJUAN AUTHOR UNTUK MENGHIBUR NGANA SEMUANYA.
Miya Andara, seorang perempuan berkaca mata, berpenampilan sederhana yang bekerja di sebuah perusahaan property terbesar di Jakarta, tidak menyangka akan terjebak di dalam sebuah pernikahan dengan seorang lelaki yang ia temukan dalam kondisi mabuk pada suatu malam.
Bagas Gumilang, seorang CEO perusahaan property besar itu tidak bisa menolak permintaan ayah dan ibunya untuk menikahi Dara saat mereka kedapatan di dalam kamar yang sama.
Bagas yang sudah memiliki kekasih mau tidak mau harus menikahi Dara atas desakan kedua orangtuanya yang terlanjur salah paham.
Akankah keduanya bertahan dalam hubungan tanpa cinta yang akhirnya mengikat mereka dalam pernikahan dadakan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketika Duo Tarzan Bersabda
Cintai dulu....
Cintai dulu....
Cintai dulu....
Kata-kata dari salah satu personil Tarzan itu selalu terngiang-ngiang di dalam pikiran Bagas sampai sekarang. Bagas sedang duduk gak santai di balkon apartement yang konon menurut Bagas punya view indah kalau sudah sore begini.
Saat ini, Bagas sedang termenung. Dengan kedua tangan menopang dagu ia menghadap ke langit senja yang nampak indah memayungi bumi Jakarta yang masih saja padat seperti biasanya.
Dara sedang ke rumah kedua orangtuanya, mama dan papa Bagas. Bagas di apartemen sendirian, sebab nampaknya mama dan papa sekarang punya anak gadis daripada anak lelaki.
Tapi, bukan itu yang jadi bahan pikiran Bagas saat ini. Ia sedang berusaha menerjemahkan juga menganalisa kata-kata "Cintai Dulu" yang dikatakan oleh Doni.
Mengapa ia jadi tidak mengerti bahwasanya pernikahan itu sejatinya harus ada cinta? Bukan semata-mata untuk bercinta saja seperti yang selalu ada dalam pikiran Bagas. Bagaimana Dara mau melakukan penyatuan dengannya bila tidak ada cinta.
Cinta? Bagas kira itu spesies paling langka yang pernah Bagas rasakan. Bagas sendiri tidak mengerti mengapa ia tidak pernah bisa mencintai seorang perempuan dengan sebenarnya.
"Masa iya, belah duren juga mesti pake cinta? gue kira cuma perlu alat kontrasepsi sama obat perangsang doang." keluh Bagas sambil menatap Jordi yang tergantung di dalam sangkar dekat balkon.
"Cinta... cinta...cinta. Nyai Nyai Nyai." Jordi mulai cari masalah. Bagas berjalan mendekat ke arah burung Beo yang sering ia ajarkan kata-kata indah itu dengan kekesalan.
"Lo ngejek gue Jor?" tanya Bagas pada Jordi.
Kesal pada Jordi yang hanya mengeluarkan dua kata itu sedari tadi, Bagas memilih masuk ke dalam kamar. Ia memandang guling yang disusun berjajar, menjadi garis pemisah yang menghalangi ia dari Dara selama ini.
Pernikahan mereka telah berjalan satu bulan, tapi malam pertama tak kunjung ia rasakan. Apalagi sekarang Dara tak lagi malu memakai baju seksi jika sedang berada di dalam apartemen. Sungguh menguji Jeki yang sudah meronta ingin ketemu Nyai.
"Gue gak bisa begini terus. Kayaknya gue mesti minta pencerahan sama tuh Tarzan dua."
Bagas segera berganti pakaian, lalu meraih kunci mobil, tak lupa juga ia mencomot semangka yang ada di dalam kulkas.
"Gak seenak semangkanya Dara." gumam Bagas lalu melangkah keluar dari Apartement.
Bagas menghampiri para satpam yang sedang asik berjoget ria di besment. Ia memberikan beberapa kotak rokok kepada mereka yang segera menyambutnya senang.
Bagas melajukan diri ke salah satu kafe tempat ia mengadakan pertemuan dengan duo Tarzan sore ini. Ia begitu semangat, rasanya ia perlu diberi petunjuk oleh kedua Tarzan itu.
"Wah kenapa ada cewek?" Bagas menatap gadis dengan pakaian kurang bahan itu tidak suka saat ia sampai di salah satu ruangan VIP yang telah mereka pesan.
"Ya gak papa lah, emang lo mau ngomongin apa sampai ngajak ketemuan begini?" tanya Doni sambil mengelus rambut perempuan yang sedang menatap dirinya itu, membuat Bagas jadi risih.
"Suruh pulang aja deh, gue gak enak ngomongnya kalo ada spesies jenis lain di sini."
Perempuan cantik itu kontan melotot begitu Bagas memintanya pergi dan menyebutnya dengan sebutan spesies lain.
"Udah Yang, kamu pulang aja dulu ya. Nanti aku samperin." Akhirnya Doni mengalah. Si perempuan menatap Bagas sebal lalu melangkah keluar dengan keki.
"Lo mau ngomong apa sih?" Kevin yang sedang bervideo call ria dengan seorang perempuan menoleh pada Bagas.
"Gue rasa cuma kalian berdua yang bisa bantuin Jeki, eh gue maksudnya." sahut Bagas dengan pandangan serius.
"Apaan sih lo? gak jelas banget." celetuk Doni.
"Please kasih gue pencerahan, gimana caranya biar Dara mau belah duren sama gue?"
Kedua Tarzan itu langsung berpandangan kemudian mereka tertawa terbahak-bahak.
"Sejak kapan titisan dewa b*k*p ini minta petunjuk sama kita berdua? bukannya dia ahlinya?" Kevin tergelak kencang di atas meja makan.
"Lo berdua jangan gitu dong, gue bingung beneran ini. Segala cara udah gue pake buat narik perhatian Dara. Gue udah pasang gaya cool, ngibas rambut gondrong gue ke kiri ke kanan kayak iklan shampo pantene, gak pakai baju sengaja buat nunjukin otot perut gue yang dicintai banyak perempuan ini, terus pasang musik klasik buat bikin suasana jadi romantis. Dara tetap aja gak peka!" pekik Bagas putus asa.
Duo Tarzan kembali tertawa kencang. Tapi demi melihat wajah yang sudah memelas itu, mereka akhirnya menghentikan tawa secepatnya.
"Gini ya Gas, tipe perempuan kayak Dara, itu gak bisa sembarangan diajak begituan." Kevin mengambil posisi di depan Bagas dan menatap sahabatnya itu serius.
"Loh kan gue udah jadi suaminya, dia udah jadi istri gue? gak bisa gimana coba? masa gue seumur hidup nikah sama dia tanpa begituan?" protes Bagas.
"Eh Sapi! Dara mana mau ngelakuin itu kalo lo dan dia gak ada rasa. Tipe Dara itu menganggap hal kayak gitu bukan mainan, Gas. Dari dia yang udah susah payah jaga Nyai selama ini kita jadi tahu kan berarti Dara itu tipe perempuan yang sangat menjaga kehormatannya." Doni menjitak kesal kening Bagas.
"Terus gue mesti gimana? Masa gue mau main sabun terus? sertifikat kelelakian gue gak bakal turun dari dewa b*k*p kalo begini terus." keluh Bagas.
"Lo mesti ajak Dara ngobrol berdua, mungkin ajakin dia dinner romantis. Terus kalo lo emang mau serius, lo mesti belajar cinta sama dia. Lo mesti sayang sama dia, lo mesti baik sama dia. Ya pokoknya kayak suami idaman lah. Kalo Dara udah cinta sama elo, si Nyai yang bakal minta ketemu Jeki duluan." sahut Doni lagi dengan bijaknya.
Ia segera menutup mulut dengan gaya kocak.
"Kenapa gue jadi bijak begini ya?" tanya Doni pada kedua sahabatnya yang segera mengangkat bahu.
"Tapi, apa yang Doni bilang tadi emang bener sih, Gas. Lo emang gak ada rasa gitu sama Betty?" tanya Kevin pada Bagas yang mengerutkan dahi.
"Gak tau sih, gue kalo lihat dia bawaannya pengen terkam aja gitu."
"Maksud gue bukan rasa yang itu, Gas. Aduh, susah banget sih ngomong sama induknya Jordi ini." keluh Kevin pada Bagas yang segera melemparnya dengan bantal sofa.
"Pokoknya, lo sama Dara coba ngomong dari hati ke hati la dulu." Doni memberi usul.
Pelayan kafe datang membawa makanan pesanan mereka. Ketiganya mulai tenggelam dengan makanan masing-masing.
Bagas sendiri masih bingung apa yang harus ia lakukan. Tapi sepertinya ia akan ikut saran kedua Tarzan itu. Mencoba bicara pada Dara dari hati ke hati. Meski ia sudah bisa membayangkan akan ada banyak pasal dan perdebatan nanti yang dikeluarkan oleh Dara.
"Demi Nyai, gue akan berusaha melawan Dara berdebat. Sabar ya Jek, lo tenang aja, Nyai bakal ketemu lo secepatnya." ujar Bagas pada Jeki yang sedang menggantung dengan tenang di bawah sana.
"Wah udah gila beneran ni dia." Doni berbisik pada Kevin yang segera mengangguk.
"Gak lucu banget nanti di rekam medis RSJ, Bagas didiagnosa menderita penyakit kejiwaan karena gagal belah duren." balas Kevin.
"Emang ada kasus kaya gitu?" tanya Doni dengan bodohnya.
"Khusus Bagas, ada. Dia kasus pertama, pemecah rekornya."
"Oh.." Doni mengangguk paham.
Mereka kembali makan dengan lahap sebab Bagas juga butuh asupan lebih untuk menghadapi Dara yang masih keukeh mempertahankan kesucian Nyai.
Mana yg aku inget cuman nama peran laki lakinya aja pokoknya namanya Bagas, trus istrinya sekretaris dia.
Yahh pokoknyaa senenggg bgtttt akhirnya ketemu sama novel ini, udah pengen baca ulang dari tahun kemarin tapi ga ketemu mulu.