Menjadi seorang dokter adalah cita-cita dari seorang Hana Aulia. Ia diberkahi wajah yang cantik dan otak cerdas, sehingga ia terima di salah satu Fakultas Kedokteran di salah satu Universitas yang terkenal.Suatu hari ibu Hana sakit dan tidak memungkinkan lagi untuk bekerja. Hana pun mengambil sebuah keputusan yang besar dalam hidup nya, ya dia terpaksa bekerja menjadi ART di sebuah keluarga yang kaya raya demi bisa melanjutkan kuliahnya kembali yang sudah semester akhir.
Aditya Wisnu adalah seorang pemuda tampan yang menganggap pernikahan adalah hal terakhir yang akan terpikir dalam hidupnya.Di usianya yang sudah memasuki 30 tahun belum ada satu wanita pun yang mampu menaklukan hatinya yang dingin, Tapi tidak demikian dengan mamanya yang selalu mendesak ia untuk segera menikah. Selalu berusaha mencarikan istri untuk putra bungsunya itu.
Akankah Hana bisa melanjutkan kuliah nya? apakah Aditya menemukan wanita yang bisa mengubah prinsip hidupnya dan mencairkan hatinya yang dingin?...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dina Melya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 Rencana bibi
flashback on
"Hana..." panggil bibi sambil mengusap -usap kepalaku dengan lembut. "Maafkan Bibi karena sudah sedikit egois karena sudah memutuskan sendiri tanpa bertanya pendapatmu dulu. Menurut bibi hanya ini satu-satunya jalan keluar untuk permasalahan kita sekarang. Majikan bibi orangnya sangat baik, gaji di sana juga lumayan, kamu bisa membantu biaya pengobatan ibumu dan juga biaya sekolah untuk adik-adikmu, untung-untung kamu juga bisa melanjutkan kulia mu. kamu hanya tinggal cerita pada nyonya Ratna tentang kondisimu, mudah-mudahan beliau mengijinkan kamu bekerja sambil kuliah," jelas bibi memberi ku semangat.
"Urusan ibumu jangan dipikirkan itu akan menjadi tanggungjawab bibi, bibi akan merawat ibu dan adik-adikmu dengan baik, dan warung biar bibi yang melanjutkan kedua adikmu bisa membantu bibi sepulang mereka sekolah. Ibumu sudah tidak boleh bekerja lagi ia harus istirahat total karena dia tidak boleh kelelahan," lanjut bibi.
" Baiklah bi, untuk saat ini memang inilah keputusan yang terbaik, setidaknya aku masih bisa membantu ibu dan adik-adik, " jawab ku pelan.
Hana menghela napas pelan sambil bergumam, " semua hamba serahkan kepada Mu, Engkau yang maha tau apa yang terbaik untuk hamba-Mu."
"Apa tugas yang akan aku lakukan saat bekerja di rumah nyonya Ratna nanti bi? " tanya Hana sambil berbaring di samping bibinya.
"Tugasmu setiap pagi membangunkan tuan muda untuk sholat subuh, beliau sangat sulit untuk bangun pagi karena beliau sering tidur malam. Tuan muda orang yang gila bekerja. selesai sholat subuh beliau akan tidur lagi dan kamu harus membangunkannya lagi jam setengah tujuh agar beliau tidak terlambat pergi ke kantor. Kamu harus mempersiapkan pakaian kerjanya kalau tak ingin menambah pekerjaan lagi. Karena untuk mengambil satu seragam kerja saja dia bisa membongkar separuh isi lemari pakaiannya. Kalau kamu tak ingin repot siapkan semua peralatan nya termasuk pakaian dalam.
"Apa...... bibi serius! " teriak Hana
" Kenapa? kamu hanya mengambilkannya, buka memakaikannya," jawab Bibi menahan tawa.
"Bibi..." rengek Hana manja.
" Nanti kalau sudah terbiasa kamu tak akan malu lagi, lagian kamu kan juga sudah dewasa, " lanjut bibi. Kemudian bibi melanjutkan penjelasannya, "Tuan muda sangat suka kebersihan setelah beliau berangkat bekerja kamu segera rapikan kamarnya termasuk toilet. keranjang pakaian kotor harus kamu keluar kan setiap pagi. Sebelum magrib kamu harus menyiapkan pakaian rumahnya dan letakkan dekat meja di samping pintu ke kamar mandi. setelah tuan muda masuk ke ruang kerjanya kamu siapkan pakaian tidurnya, dan juga jangan lupa letakkan di atas meja tadi, kecuali baju kerja kamu letakkan atas tempat tidur."
"Apakah semua orang kaya seperti tuan muda ya bi? " tanya Hana.
" Mana bibi tau, bibi belum pernah bekerja dengan orang kaya lain selain keluarga nyonya Ratna, " Jawab bibi.
"Tuan muda orangnya pendiam, apalagi dengan orang yang tidak di kenalnya dia akan dingin seperti gunung es, jadi nanti jangan kaget melihat sikap tuan muda kepada mu hana. Kalau sama keluarganya beliau itu orang yang hangat bahkan sedikit manja karena beliau anak bungsu dari keluarga nyonya Ratna dan tuan Wisnu."
"Bagimana sikap tuan muda kepada bibi? " tanya Hana sambil memiringkan tubuhnya ke kesamping bibinya.
" Tuan muda memperlakukan bibi sama seperti keluarganya, karena bibi sudah terbiasa bersamanya sejak beliau lahir,"jelas bibi.
"Apakah kamu sudah paham dengan tugasmu Hana? " tanya bibi.
" Insya Allah Hana paham bi," jawab Hana.
"Sekarang ayo kita tidur karena besok kita harus berangkat," lanjut bibi.
Malam sudah semakin larut tetapi Hana belum juga bisa memejamkan mata. Tak pernah terbersit sedikit pun keadaan seperti ini akan menimpahnya.
Setelah ayah meninggal ibu yang mengantikan posisi ayah sebagai tulang punggung keluarga, sekarang sudah saatnya aku yang harus menggantikan posisi Ibu.
Ya Allah semua hamba serahkan kepada MU, hamba hanya sedang menjalani alur takdir yang tertulis untuk hamba. Semoga ada manis di ujung perjalanan yang pahit ini bathin Hana. Karena tak kunjung mengantuk Hana memutuskan untuk sholat Tahajjud, menghilangkan sejenak beban di pundaknya.
flashback off
.
.
.
.
Bersambung
