Alika Khumairoh gadis berjilbab nan tangguh yang berubah menjadi gadis diam seribu bahasa karena kecelakaan yang menimpa adiknya. Kesedihan yang mendalam ia rasakan ketika adik satu-satunya terbaring koma karena kecelakaan tersebut.
Dan ketika dia harus bertemu dengan Farel Adiputra Wijaya, manusia menyebalkan menurut Alika.
Farel sendiri adalah putra dari pemilik perusahaan Wijaya Group.
Kehidupan mereka yang berubah drastis karena sifat di antara keduanya yang bertolak belakang.
Sampai akhirnya mereka memulai untuk melakukan kerjasama di perusahaan ayah Farel agar mengetahui siapa dalang di balik runtuhnya perusahaan Wijaya Group.
Akankah mereka dapat memahami satu sama lain?
Dan bisakah keduanya mengungkap siapa yang berkhianat pada perusahaan Wijaya Group?
IG : miena_checil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertengkaran Saudara Kandung
Ini adalah hari kesepuluh dimana empat hari lagi adalah hari terakhir Farel dan para timnya membuat gebrakan di Perusahaan Wijaya Group.
Saat ini Farel dan Alika sedang di ruangan Direktur utama yakni ayah Farel.
"Apa kau sudah mempunyai rencana untuk keputusan yang kau ambil sepuluh hari yang lalu?" tanya Herlambang yang saat ini duduk di sofa.
"Aku sudah mempunyai rencana, Papa tenang saja semuanya pasti akan berjalan lancar," jawab Farel yang tengah duduk di depan ayahnya.
Sedangkan Doni dan Alika masih setia berdiri di belakang atasan mereka masing-masing.
"Papa harap rencana mu ini berhasil," lanjut Herlambang.
"Aku hanya butuh doa dari Papa. Baiklah kalau tidak ada yang perlu di bicarakan sebaiknya aku kembali keruanganku," akhir kata Farel sambil berdiri dan sudah melangkah pergi.
"Farel..." panggil Herlambang.
Farel pun berbalik karena panggilan ayahnya. Alika pun ikut berhenti dan berbalik karena atasannya menghentikan langkahnya.
"Lala ingin bertemu denganmu, dia merindukanmu," kata Herlambang.
Mendengar nama Lala disebut sepertinya Farel sudah memasang wajah tidak sukanya. Beberapa saat Farel terdiam, mencoba menetralkan emosinya. "Aku tidak peduli dengannya!" kata Farel sembari melangkah pergi keluar dari ruangan ayahnya disusul Alika yang berada di belakangnya.
Kini Farel dan Alika sudah berada di dalam lift yang akan membawa keduanya turun dua lantai.
Kenapa sikap Pak Farel seperti itu ketika mendengar nama Lala?
Lala? Iya, dia adalah gadis yang bertemu denganku di toko aksesoris dan dia juga gadis yang di acuhkan Pak Farel ketika mereka bertemu di perusahaan ini. Dia adik Pak Farel.
Ada apa sebenarnya di keluarga ini?
Pertanyaan itu muncul di pikiran Alika, mencoba melirik atasannya yang berdiri di depannya. Berusaha mencari jawaban atas semua pertanyaan yang ada di dalam hatinya.
"Jangan melihat gue seperti itu," kata Farel yang mengagetkan Alika. "Buang semua pertanyaan yang ada di kepala lu, karena gue gak akan menjawab semua pertanyaan itu," lanjut Farel sambil menatap Alika sinis.
"Maafkan saya Pak," kata Alika sambil membungkukkan kepala.
Kenapa dia bisa tau isi pikiranku? batin Alika menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Setelah berada di lantai tempat kerjanya Farel langsung memasuki ruangannya tanpa sepatah katapun ke Alika.
Dengan diamnya sikap Farel, Alika tak mau ambil pusing. Alika lantas menuju para timnya untuk menyelesaikan tugasnya.
Di meja besar, yang terletak di sebelah kubikel para timnya. Alika, Andre dan Riko kembali merencanakan beberapa desain yang belum mereka selesaikan.
Dengan posisi duduk Alika mencoba menggambar sketsa pakaian untuk menjadi inti acara di fashion show empat hari lagi.
Di saat itu pintu lift di lantai dua puluh delapan terbuka, seorang wanita terlihat keluar dari lift tersebut.
"Kak Alika..." sapa wanita yang baru keluar dari lift.
Alika menoleh ke arah sumber suara, dan saat itu pula wajahnya tercengang. "Lala..." kata Alika seraya bangkit dari duduknya.
Seketika itu pula kelima timnya mendongak ke arah Alika dan Lala.
"Aku mau ketemu sama kak Farel, kata Papa tadi pagi aku bisa ke lantai ini dan bertanya pada kak Alika," kata Lala dengan nada antusias karena setelah dia pulang dari Amerika baru kali ini dia berbicara langsung dengan kakak kandungnya.
Alika teringat kembali kejadian barusan, saat Farel mengacuhkan permintaan Direktur utama tentang Lala. "Ehm Lala, kakak..." ingin sekali Alika mengatakan jika Farel tidak ada di tempatnya, karena jika mereka bertemu pasti hanya pertengkaran yang ada.
"Hem kak Alika lama deh, ya udah aku langsung masuk ya. Disana ruangan kak Farel kan?" kata Lala sambil menunjuk ruang kerja Farel.
Tanpa aba-aba pun Lala langsung berjalan ke ruangan Farel. Alika yang berusaha mencegahnya kalah langkah dengan Lala. Dan pada akhirnya Lala benar-benar masuk ke dalam ruangan Farel.
"Kak Farel..." kata Lala yang masih memegang gagang pintu.
Farel yang tau ruangannya di buka tanpa permisi langsung melihat siapa yang datang. Dan saat itu pula wajahnya berubah menahan geram.
"Pak saya..." kata Alika yang kalimatnya tertahan.
"Kak Farel apa kabar? Kakak tau gak kalau aku kangen banget sama kakak." Lanjut Lala yang langsung melangkah maju sambil menerbitkan senyumannya.
"Bawa dia keluar!" kata Farel sekilas melihat Alika berkata dalam tatapannya untuk membawa Lala keluar. Dan sesaat dia langsung membaca lagi berkas yang ada di atas meja.
Alika membeku di tempatnya berdiri, bingung mau melakukan apa.
Sedangkan Lala yang merasa di abaikan mencoba untuk mencairkan suasana, seulas senyuman dia coba sematkan untuk menetralkan hatinya yang terasa sakit. "Kak aku..." belum selesai Lala berbicara.
"Apa yang lu lakuin? cepat bawa dia keluar!" kata Farel yang berteriak karena Alika masih saja berdiri di tempatnya.
Alika dan Lala pun sama kagetnya saat Farel berteriak. "Maafkan saya Pak, Lala..." kata Alika sambil mendekati Lala.
"Kenapa?" kata Lala dengan mata berkaca-kaca.
"Kenapa kakak sangat membenciku?" saat ini Lala merasa benar-benar tersakiti dengan teriakan Farel.
Alika yang melihat Lala begitu sangat kasihan dengan tindakan Farel.
Senyum ejekan dan seringai licik muncul di mulut Farel. "Lu masih bertanya kenapa gue sangat benci ama lu?" kini Farel benar-benar emosi. "Jika lu udah tau alasannya apa? kenapa masih bertanya hah..." Farel berbicara dengan berdiri, menumpahkan semua kekesalannya pada Lala.
Kini airmata Lala sudah membanjiri pipi mulusnya, Alika yang melihat pertengkaran dua saudara itu hanya berusaha untuk menenangkan Lala.
"Apa jika aku mati, itu akan membuat kakak memaafkan aku?" bahkan Lala kini tidak menyaring kata-katanya.
"Lala..." Alika terkejut dengan kata-kata Lala.
Farel tertawa dengan keras. "Apa dengan begitu Mama bakal hidup lagi?" tanya Farel yang sudah tersulut emosi.
"Aku mungkin tidak bisa membuat Mama hidup lagi, tapi jika dengan kematian ku bisa membuat kakak bahagia. Maka aku akan melakukan itu," lanjut Lala yang memang tidak punya cara lagi berdamai dengan kakaknya.
"Lala..." lirih Alika menyebut nama Lala, memegang lengan gadis yang berada di sampingnya. Berharap dia bisa menyalurkan tenaga agar Lala bisa bernafas dengan lega.
Lalu Lala mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, mengambil sebuah kotak kecil. "Aku hanya ingin memberikan hadiah ini ke kakak, semoga kak Farel suka," kata Lala sambil berjalan ke arah Farel dan meletakkan kotak kecil tersebut di atas meja kerja Farel. Lalu setelahnya dia pergi dari ruangan Farel.
Alika yang menyaksikan sendiri pertengkaran dua saudara itu tidak bisa melakukan apa-apa. Di satu sisi Farel adalah atasannya dan di sisi lain Lala adalah gadis kecil yang baik hati meskipun dia baru beberapa minggu bertemu dengannya.
"Apa Pak Farel sudah puas menyakiti hati Lala?" kata Alika yang menatap Farel dengan penuh kebencian.
Farel hanya bisa membuang nafasnya kasar mendengar kalimat yang di ucapkan Alika.
"Jika itu yang anda mau, maka anda akan benar-benar kehilangan saudara kandung anda," lalu Alika melangkah keluar dari ruangan Farel.
Farel yang di liputi emosi merasakan sesak di bagian dadanya dan akhirnya dia mendorong semua barang-barang yang ada di atas meja kerjanya. Berharap dengan begitu dia bisa mengusir semua penat di dalam dadanya.
Bersambung
secara ga langsung, ia mengungkapkan cinta buat Alika🤭
.