NovelToon NovelToon
Masuk Ke Dunia Kultivasi Lebih Dahulu Dari Teman Sekelasku

Masuk Ke Dunia Kultivasi Lebih Dahulu Dari Teman Sekelasku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Transmigrasi / Fantasi Isekai / Time Travel / Sistem / Iblis
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: EGGY ARIYA WINANDA

Lu Changzu dan teman temannya terlempar ke dimensi lain, Namun Tanpa Lu Changzu sadari ia masuk ke dunia tersebut lebih awal dari teman teman sekelasnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EGGY ARIYA WINANDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kamar Dagang Chaoming 2

Ruang VIP Diamond No. 3 memiliki kenyamanan yang bisa membuat seorang raja fana lupa akan takhtanya. Dindingnya terbuat dari Kristal Satu Arah, memungkinkan penghuninya melihat keluar dengan jelas sementara dunia luar hanya melihat cerminan diri mereka sendiri.

Lu Changzu duduk bersandar di sofa kulit Naga Air, kakinya disilangkan dengan santai. Di sampingnya, Tetua Guan Long—sosok Ranah King yang dihormati di seluruh ibukota—sedang menuangkan teh dengan sikap seorang pelayan yang patuh.

"Silakan, Tuan Muda Lu," kata Guan Long dengan nada hormat yang dalam. "Ini adalah Teh Puncak Awan Kabut. Daunnya hanya tumbuh di tebing setinggi sepuluh ribu meter dan dipetik oleh kera roh albino saat fajar. Ini memiliki efek menenangkan jiwa."

Lu Changzu menyesap teh itu, membiarkan aroma floral yang rumit memenuhi indranya. "Lumayan, Tetua Guan. Walaupun saya lebih suka teh yang sedikit lebih pahit untuk mengingatkan pada kenyataan hidup."

Guan Long tertawa kecil, tawa yang dipaksakan untuk menyenangkan tamu agungnya. "Anda benar-benar memiliki selera yang unik. Ah, ngomong-ngomong, item berikutnya mungkin akan menarik perhatian Anda. Meskipun para penilai kami bingung, insting saya mengatakan benda ini tidak sederhana."

Di bawah sana, di panggung lelang utama, suasana mulai meredup. Lampu sorot difokuskan pada satu titik.

Juru lelang wanita yang cantik itu tampak sedikit canggung saat membuka kain penutup nampan perak. Di atasnya, sebuah botol kaca kristal kecil berdiri sendiri.

Isinya adalah cairan hitam kental.

Cairan itu tidak memantulkan cahaya. Sebaliknya, ia tampak menyerap energi di sekitarnya, menciptakan ilusi lubang kecil di realitas. Tidak ada aura yang memancar. Tidak ada fluktuasi energi. Bagi mata telanjang kultivator biasa, itu terlihat seperti tinta cumi-cumi yang basi atau lumpur selokan yang dipadatkan.

"Hadirin sekalian," suara juru lelang itu sedikit ragu. "Item berikutnya adalah... penemuan unik dari reruntuhan kuno di Celah Bintang Utara. Para penilai kami tidak dapat mengidentifikasi jenis cairan ini, namun... struktur molekulnya sangat padat dan tidak bisa dihancurkan oleh api Grandmaster sekalipun."

"Kami menyebutnya 'Cairan Malam Tanpa Nama'. Cocok untuk... koleksi para Tuan Besar yang menyukai misteri. Harga buka: 1.000.000 Batu Spiritual."

Keheningan melanda aula lelang selama dua detik. Lalu, gelombang tawa meledak dari ribuan peserta di kursi reguler.

"Hahaha! Apa Chaoming mulai bangkrut?! Menjual lumpur selokan?!" teriak seorang kultivator gemuk dengan cincin di setiap jarinya.

"Hei Nona Manis! Bawa pulang saja buat tinta alismu! Jangan jual sampah di sini!" sahut yang lain.

"Buang saja! Kami menunggu Api Logam Kristal! Jangan buang waktu kami dengan sisa pembuangan tungku gagal!"

Cemoohan itu bergema riuh rendah. Suara tawa mengejek, siulan nakal, dan teriakan ketidaksabaran bercampur aduk. Juru lelang wanita itu wajahnya memerah, senyum profesionalnya mulai retak. Item misterius tanpa fungsi jelas adalah mimpi buruk dalam lelang, seringkali menjadi bahan lelucon.

"Lihat itu, Tetua Guan," Lu Changzu meletakkan cangkir tehnya, matanya menatap kerumunan yang tertawa di bawah. "Mata manusia itu lucu. Mereka menertawakan apa yang tidak mereka pahami."

Guan Long mengangguk setuju, meski dia sendiri juga bingung melihat botol itu. "Massa memang bodoh, Tuan Muda. Tapi... apakah Anda melihat sesuatu yang berbeda?"

Lu Changzu tidak menjawab. Tangannya sedikit gemetar. Bukan karena takut, tapi karena Dark Dimension di dalam intinya meraung.

WUUUNG.

Resonansi itu begitu kuat hingga membuat tulang dadanya bergetar. Di pergelangan tangannya, Gelang Ouroboros—artefak yang biasanya diam dan angkuh—tiba-tiba mengirimkan impuls panas yang menyengat kulit.

Pola Rune Kedua menyala di dalam benaknya, mengirimkan satu kata yang terfragmentasi namun jelas:

[...Dunia...]

"Dunia?" gumam Lu Changzu, matanya menyipit tajam. Cincin ganda di pupilnya berputar, mencoba menembus botol kaca itu dari kejauhan dengan persepsi Thousand Domain Physique.

Pandangannya menembus kaca, menembus lapisan luar cairan itu, dan masuk ke dalam strukturnya.

Dia tidak melihat cairan. Dia melihat dunia.

Di dalam botol kecil itu, terbentang sebuah Dunia Kecil (Small World) yang luasnya tak terukur. Langitnya kelabu tanpa bintang, dan di bawahnya, bergolak sebuah lautan hitam pekat yang ombaknya setinggi gunung. Itu bukan air. Itu adalah esensi kegelapan murni yang dipadatkan menjadi bentuk cair. Sebuah dimensi yang utuh, dipenjara dalam kaca.

"Tetua Guan," kata Lu Changzu pelan.

"Ya, Tuan Muda?"

"Siapkan kontraknya. Aku akan membeli 'lumpur' itu."

Lu Changzu menekan tombol penawar di sandaran kursinya.

"5 Juta Batu Spiritual."

Angka itu muncul di layar raksasa di tengah aula.

Hening.

Tawa di aula terhenti seketika, seperti leher ayam yang dipotong. Ribuan kepala mendongak ke arah layar, lalu menoleh ke arah Ruang VIP No. 3.

"Lima... Lima juta?!" teriak seseorang di barisan depan. "Apa mataku rabun?"

"Siapa orang gila di Ruang No. 3 itu? Tadi dia menjual resep legendaris, sekarang membeli lumpur seharga 5 juta?"

"Dia pasti anak orang kaya baru yang bodoh! Uang membakar sakunya!"

"Heh, mungkin dia kira itu obat kuat!"

Bisik-bisik penuh cemoohan kembali terdengar, tapi kali ini bercampur dengan rasa penasaran.

Juru lelang ternganga sejenak sebelum memulihkan diri dengan cepat. "5 Juta dari tamu terhormat di Ruang No. 3! Apakah ada penawaran lain?"

"Bodoh," cibir suara berat dari Ruang VIP No. 1—ruangan yang dikhususkan untuk tamu paling agung dari aliansi 5 Sekte Besar.

Tirai ruangan itu sedikit terbuka, memperlihatkan seorang pria tua dengan jubah merah darah yang menyala. Wajahnya penuh dengan bekas luka bakar, dan matanya memancarkan hawa panas yang menekan.

Itu adalah Tetua Douma. Wakil Ketua Sekte Lembah Merah (Red Valley Sect).

"Anak muda," suara Tetua Douma diperkuat Qi, menggema ke seluruh aula, nadanya penuh penghinaan yang membuat peserta lelang di bawah menahan napas. "Uang bukanlah daun yang jatuh dari langit. Membeli sampah dengan harga segitu hanya menunjukkan betapa rendahnya wawasanmu dan betapa dangkalnya pendidikanmu. Pulanglah dan minum susu ibumu, jangan membuat malu kaum bangsawan di sini."

Kerumunan di bawah tertawa, kali ini mendukung Douma. "Benar kata Tetua Douma! Ajari bocah itu!"

Di Ruang VIP No. 3, Guan Long terlihat khawatir. "Tuan Muda, itu Tetua Douma. Dia terkenal temperamental. Sebaiknya kita tidak memprovokasinya."

Lu Changzu tersenyum di balik kaca satu arah. Dia menekan tombol komunikasi suara, mengubah suaranya menjadi tenang dan sedikit mengejek.

"Terima kasih atas nasihatnya, tetua douma. Tapi di kampung halaman saya ada pepatah: 'Bagi lalat, kotoran adalah makanan terbaik, itu sebabnya emas tidak mungkin terlihat lezat dimata lalat'. Mungkin mata tua Anda perlu diperiksakan ke tabib mata? Saya bisa merekomendasikan satu."

"Hahahaha!" Beberapa orang di kerumunan tidak bisa menahan tawa, meskipun segera menutup mulut mereka dengan ketakutan.

"KAU!" Tetua Douma meledak. Auranya yang panas membuat suhu aula naik beberapa derajat. Tidak ada yang berani berbicara sekurang ajar itu pada Tetua Sekte Besar.

"Bagus. Sangat bagus!" Tetua Douma tertawa marah, suaranya bergetar. "Kau ingin bermain mulut? Aku akan mengajarimu cara menghabiskan uang sampai kau menangis darah."

"10 Juta!" teriak Douma.

"Gila! Sepuluh juta untuk cairan hitam?!" teriak penonton. "Ini perang ego!"

Lu Changzu tidak berkedip. "15 Juta."

"20 Juta!" balas Douma cepat. "Aku punya gunung batu spiritual, Nak. Aku bisa membeli nyawamu dan seluruh klanmu seratus kali lipat!"

"25 Juta," sahut Lu Changzu santai, sambil mengupas buah anggur yang disodorkan pelayan. "Uang hanyalah angka, Tetua. Kenapa Anda begitu emosional? Tekanan darah tinggi buruk untuk kultivasi Anda. Hati-hati serangan jantung."

Wajah Douma memerah padam hingga hampir ungu. Dia merasa dipermainkan di depan ribuan orang. Dia adalah emperor Tahap 2 awal. Dia dihormati di mana-mana.

"30 Juta!"

"40 Juta."

Aula menjadi sunyi senyap. Keringat dingin menetes di dahi banyak orang. 40 juta? Itu harga senjata tingkat tinggi! Hanya untuk cairan tak dikenal?

Douma ragu. Tangannya mencengkeram pagar balkon. Dia datang ke sini untuk tujuan utama: Api Logam Kristal. Jika dia menghabiskan terlalu banyak uang untuk sampah ini hanya demi gengsi, dia akan kesulitan di acara utama nanti.

Namun, egonya terluka parah.

"45 Juta!" desis Douma. "Jika kau berani menawar lagi, aku akan memberikan sampah ini padamu dan menghancurkanmu setelah lelang selesai! Aku akan pastikan kau tidak keluar dari kota ini hidup-hidup!"

Lu Changzu tertawa kecil. "Ancaman adalah senjata orang yang kehabisan argumen dan uang."

Dia menekan tombol.

"50 Juta."

Douma terdiam. Napasnya memburu, tapi dia menahan diri. Dia membanting gelas anggurnya hingga pecah berkeping-keping.

"Ambil! Makanlah lumpur itu! Aku ingin lihat seberapa kaya kau nanti saat acara utama! Sampah!" teriak Douma, lalu menutup tirai ruangannya dengan kasar.

"50 Juta, sekali... dua kali... Terjual!" Juru lelang mengetuk palu dengan wajah berseri-seri. Komisi hari ini akan membuatnya pensiun dini.

"Selamat, Tuan Muda," kata Guan Long, menyeka keringat di dahinya. "Anda... Anda benar-benar berani."

Lu Changzu bersandar santai. "50 juta batu spiritual untuk meningkatkan kekuatan? Murah. Sangat murah, tetua Guan. Kau tidak akan mengerti."

Namun, dompetnya kini menipis. Sisa uangnya tinggal 55 juta.

Sesi lelang berlanjut.

Item-item langka bermunculan.

"Logam mitril Dingin! Harga buka 1 juta!"

"Kain Sutra Penahan Jiwa! Harga buka 2 juta!"

Lu Changzu tidak menahan diri. Dia tahu dia tidak akan bisa membeli Api Logam Kristal dengan sisa uangnya. Jadi, strategi terbaik adalah: Habiskan semuanya untuk memperkuat diri sendiri.

"Kain Sutra Penahan Jiwa? Berguna untuk pasukan bonekaku. Beli. 5 Juta."

"Bijih Besi Hampa? Bagus untuk memperkuat tulangku. Beli. 8 Juta."

"Logam emas petir. 12 Juta."

"Beli"

Kerumunan di bawah mulai berbisik ngeri melihat pola belanja Lu Changzu.

"Lihat VIP No. 3 itu! Dia belanja seperti orang beli sayur!"

"Dia menghabiskan hampir 100 juta malam ini! Siapa dia sebenarnya?"

"Pasti pangeran dari benua lain!"

Dalam satu jam, Lu Changzu menghabiskan sisa uangnya seperti air.

Saldo akhir: 0 Batu Spiritual.

Dia sekarang memiliki tumpukan material kelas atas, Dunia Kecil dalam botol, dan senyum puas di wajahnya. Dia miskin secara tunai, tapi kaya secara aset.

"Dan sekarang..." Lu Changzu menegakkan duduknya, menatap ke arah panggung yang kini menjadi gelap gulita. "...Panggung utama."

Sebuah aura panas yang membekukan mulai merembes keluar dari balik tirai panggung. Bahkan Guan Long di sampingnya merasakan tekanan itu dan mengaktifkan perisai Qi-nya.

Kotak kristal berisi Api Logam Kristal dibawa keluar.

Api bening dengan inti bintang itu berputar indah, memancarkan cahaya yang menyakitkan mata. Ruang di sekitar kotak itu terdistorsi, menciptakan ilusi optik yang memusingkan.

"Inilah dia! Harta karun 4-Dimensi!" Juru lelang berteriak dengan suara bergetar karena kegembiraan. "Api Logam Kristal! Harga Buka: 900 Juta Batu Spiritual!"

Kerumunan menahan napas. 900 Juta adalah angka yang tidak bisa dibayangkan oleh kultivator biasa.

"905 Juta!" Sekte Es Abadi langsung membuka penawaran dari Ruang VIP No. 2. Suara dingin wanita itu memotong udara.

"950 Juta!" Sekte Laut Biru menyahut dari Ruang VIP No. 4.

"960 Juta!" Jenderal Kekaisaran Great Ming dari ruang tengah.

Angka-angka itu melesat naik.

"Gila... ini gila..." bisik seorang kultivator tua di kursi reguler. "Angka itu... itu anggaran sekteku selama seratus tahun!"

"Mereka berperang menggunakan gunung emas!" sahut yang lain dengan wajah pucat.

Lu Changzu duduk tenang, memakan anggur terakhirnya. Dia tidak memiliki satu keping pun untuk ikut menawar, tapi matanya berkilat tajam.

"1 miliar? Masih pemanasan," komentarnya pada Guan Long. "Lihat saja, Tetua Douma sebentar lagi akan kehilangan akal sehatnya."

Benar saja. Di Ruang No. 1, Tetua Douma berdiri. Wajahnya serius. Sekte Lembah Merah adalah sekte yang mengkhususkan diri pada elemen Api dan tanah. Api ini adalah takdir mereka. Ketua Sekte telah memberinya mandat mutlak: Bawa pulang api itu dengan cara apa pun.

"1,1 Miliar!" teriak Douma.

BAM. Angka keramat itu terucap. Lonjakan harga itu membungkam sekte-sekte kecil. Aula hening total.

"1,2 Miliar," suara dingin dari perwakilan Sekte Es Abadi, meskipun terdengar ragu.

"2 Miliar!" Douma meraung. Matanya merah, urat lehernya menonjol. "Sekte Lembah Merah menginginkan ini! Siapapun yang menghalangi kami adalah musuh bebuyutan!"

Jenderal kekaisaran sedikit marah dengan ucapan douma namun ia harus berpikir logis, Menghabiskan 2 miliar lebih untuk api yang mungkin gagal dimurnikan adalah risiko besar bagi kas negara.

"2,5 Miliar!" teriak Douma lagi, menekan mental lawan sebelum mereka sempat berpikir.

Sekte Laut Biru mundur. Sekte Es Abadi mundur. Jenderal Kekaisaran menggelengkan kepala. "Kami mundur, sekte lembah merah memang tidak diragukan lagi adalah sultan dari wilayah ming."

Douma tersenyum menang. Dia sudah membayangkan api itu di tangannya.

Namun tiba-tiba...

"2,8 Miliar."

Suara itu datang dari Ruang VIP No. 5. Sekte Beast Ming.

"Kalian?!" Douma melotot ke arah ruangan itu. "Kalian sekte pengendali hewan bau! Untuk apa kalian butuh api ini?! Berikan pada ahlinya!"

"Untuk memurnikan darah Beast Purba kami, Tetua Douma," jawab perwakilan Beast Ming tenang. "Uang kami halal, kenapa kami tidak boleh menawar?"

Wajah Douma berkedut hebat. Dia merogoh saku jubahnya, mengambil token transmisi suara. Dia menghubungi markas sektenya dengan panik.

"Aku butuh otorisasi dana cadangan. Sekarang! Jual beberapa tambang jika perlu!"

Setelah beberapa detik berdebat sengit dengan Ketua Sekte, Douma kembali menatap panggung. Napasnya memburu.

"3 Miliar Batu Spiritual!"

Suaranya serak, penuh tekanan dan kegilaan. 3 Miliar. Itu setara dengan pendapatan pajak satu provinsi besar selama sepuluh tahun.

Sekte Beast Ming terdiam. Mereka menggeleng. "Kami menyerah. Itu harga orang gila."

"3 Miliar, sekali... dua kali... tiga kali! Terjual kepada Sekte Lembah Merah!"

Palu diketuk.

DUG.

Sorak sorai membahana di aula. "Lembah Merah kaya raya!" "Tetua Douma luar biasa!"

Tetua Douma jatuh terduduk di kursinya, keringat dingin membasahi tubuhnya. Dia menang, tapi sektenya baru saja "berdarah" hebat secara finansial. Tangannya gemetar saat meraih gelas air.

Di Ruang No. 3, Lu Changzu tersenyum lebar.

Dia bertepuk tangan pelan. Prok. Prok. Prok.

"Luar biasa. 3 Miliar. Benar-benar orang tua yang berdedikasi."

Dia menatap Tetua Douma yang sedang tertawa lega di seberang sana melalui dinding kaca.

"Terima kasih, Tetua Douma," bisik Lu Changzu. "Terima kasih telah membayarkannya untukku. Kau benar-benar orang tua yang baik hati. Menyimpankan barangku, membayarnya, dan mengantarkannya ke markasmu."

Guan Long menatap Lu Changzu dengan bingung. "Tuan Muda? Apa maksud Anda?"

"Logika Strategis, Tetua Guan," Lu Changzu berdiri, merapikan jubah hitamnya. "Kenapa harus membayar 3 Miliar jika kau bisa mendapatkannya dengan harga 'kunjungan persahabatan'?"

Lelang selesai.

Para tamu mulai bubar. Lu Changzu mengambil barang-barangnya (botol berisi Dunia Kecil dan material lain) dari loket belakang dengan efisiensi tinggi , berharap tidak bertemu dengan para vip dari kamar sebelah.

Malam itu, di dalam kamar penginapan yang telah dipasangi formasi anti-sadap.

Lu Changzu duduk di depan peta besar Dinasti Great Ming. Di sampingnya, Botol berisi Dunia Kecil dengan Lautan Hitam itu melayang, perlahan masuk ke cincin penyimpanannya.

Matanya kembali ke peta. Jarinya menunjuk ke sebuah lembah pegunungan berapi di wilayah tenggara.

Markas Besar Sekte Lembah Merah.

Dia mengambil kuas, menulis di atas kertas:

• Rencana Operasi: menjadi murid pelayan lalu memberi racun pada kultivator yang ingin memurnikan api logam kristal.

• Identitas Baru: chang zulu.

• Latar Belakang: Kultivator jenius pengembara yang 'mengagumi' seni api dan ingin belajar di Sekte Lembah Merah.

• Tujuan awal: Menjadi Murid.

Dia membakar kertas rencana itu , lalu bergegas dengan cepat menuju sekte lembah merah.

Changzu sang pencuri daging di kandang macan.

Bersambung...

1
EGGY ARIYA WINANDA
🔥🔥🔥🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!