NovelToon NovelToon
SESAL YANG TERLAMBAT

SESAL YANG TERLAMBAT

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Pelakor jahat / Tamat
Popularitas:364.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Virginia Fernandes mencintai Armando Mendoza dengan begitu tulus. Akan tetapi kesalah pahaman yang diciptakan Veronica, adik tirinya membuatnya justru dibenci oleh Armando.

Lima tahun pernikahan, Virginia selalu berusaha menjadi istri yang baik. Namum, semua tak terlihat oleh Armando. Armando selalu bersikap dingin dan memperlakukannya dengan buruk.

Satu insiden terjadi di hari ulang tahun pernikahan mereka yang kelima. Bukannya membawa Virginia ke rumah sakit, Armando justru membawa Vero yang pura-pura sakit.

Terlambat ditangani, Virginia kehilangan bayi yang tengah dikandungnya. Namun, Armando tetap tak peduli.

Cukup sudah. Kesabaran Virginia sudah berada di ambang batasnya. Ia memilih pergi, tak lagi ingin mengejar cinta Armando.

Armando baru merasa kehilangan setelah Virginia tak lagi berada di sisinya. Pria itu melakukan berbagai upaya agar Virginia kembali.

Apakah itu mungkin?
Apakah Virginia akan kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Pertemuan pertama 2

Duarrrr…

Ledakan benar-benar terjadi puing-puing mobil melayang ke atas, kepulan asap membumbung tinggi. Virginia secara refleks menelungkupkan badannya melindungi tubuh Alessandro.

“Kamu baik-baik saja?” tanyanya panik.

“Aku yang seharusnya bertanya.” Alessandro menatap Virginia, rasa kagum menelusup kalbunya

“Jangan khawatir, aku tidak terluka.”

“Tapi aku hanya orang asing.”

“Namaku Virginia Fernandez. Sekarang kamu sudah tahu namaku. Jadi kita bukan orang asing lagi.”

“Namaku Alessandro Garcia.”

.

“Saat itu kukira bertemu malaikat. Virginia apa kamu tahu betapa inginnya aku memiliki dirimu? Sayangnya, saat itu aku tahu kamu sudah menikah dan punya suami yang sangat kau cintai. Aku tidak mau merusak kebahagiaanmu jadi memilih pergi. Kalau saja aku tahu ternyata kamu tidak bahagia ....”

Alessandro menghapus air matanya. “Virginia aku akan mengambil semua dari mereka. Semuanya!" ucapnya lalu tancap gas meninggalkan tempat itu.

*

“Armando…!” Sergio datang setelah menerima kabar dari pelayan. Suami Cecilia itu merasa iba melihat kondisi Armando yang begitu berantakan bahkan wajahnya hitam penuh dengan noda arang.

Armando menangis. Telapak tangannya mengarah pada api yang masih terlihat, dengan kepulan asap membumbung hitam. “Tuhan sedang menghukumku,” ucapnya seraya menatap pilu.

Sergio menepuk bahu sahabat sekaligus kakak iparnya. “Jangan berpikir macam-macam ini hanya kecelakaan.”

Armando mengangkat wajahnya. Air mata tampak membanjiri wajah cemong nya. “Sebelum pergi, Virginia membawa semua barangnya. Di rumah ini, semua yang berhubungan dengannya sudah tidak ada. Dia hanya menyisakan rumah ini untukku. Ini adalah kenangannya. Sekarang rumah ini pun sudah hilang. Sekarang satu-satunya yang menghubungkan kami hanya surat perceraian ini.”

Sergio mengambil kertas dari tangan Armando, surat perceraian dengan Virginia. Ada tanda tangan kakak iparnya di sana. “Armando Mendoza. Apa akhirnya kamu mengakui kamu mencintainya?”

Armando tertegun mendengar pertanyaan Sergio.

Sergio menatapnya lekat. “Maksudku, meski salah mengenali, tapi selama ini mendapat perhatian tulus darinya setiap hari, tanpa sadar kamu jatuh cinta padanya. Itu benar kan?”

Armando menyandarkan punggungnya pada bangku. Air matanya masih tak berhenti mengalir. Menatap Sergio, lalu mengangguk.

“Aku sudah lama mencintainya. Selama ini aku terikat dengan janji masa kecil yang aku kira adalah Veronica. Aku mencoba membangun tembok membentengi hati agar tak memberinya harapan. Ternyata aku buta. Aku tak mengenali siapa yang aku cari. Virginia, aku merindukannya. Aku rindu Virginia, tapi dia takkan kembali. Dia takkan kembali.”

Sergio menghela napas memeluk bahu sahabatnya, menepuk-nepuk memberikan kekuatan. “Lihatlah ke depan, semua akan berlalu.”

Armando menggelengkan kepala. “Aku sudah terlalu banyak menyakiti Virginia. Mungkin hanya dengan melihatku menderita dia bisa bahagia.”

“Armando Mendoza, kalau kakak ipar masih ada, dia pasti tak suka melihatmu seperti ini. Dia paling mencintaimu di dunia ini. Dia tak ingin melihatmu menderita.”

Armando meraup kasar wajahnya dengan dua tangan, menggelengkan kepala. “Dia tidak mencintaiku. Dia begitu membenciku sampai menyakiti diri sendiri. Apa hakku untuk dicintainya?”

Sergio tak tahu lagi harus bicara apa. Ia hanya bisa menatap sahabatnya penuh rasa iba.

Armando berjalan dalam gelapnya malam, tanpa sadar langkah kakinya membawa dirinya sampai di tepi pantai. Virginia tersenyum dan melambai, kemudian berbalik pergi meninggalkannya.

“Virginia… Jangan pergi!” teriak Armando. “Virginia… Awas ada ombak. Jangan ke sana

Ayo pulang bersamaku. Ayo pulang ke rumah!” Armando ingin mengejar tetapi kakinya seperti terpaku dan tak bisa digerakkan.

Virginia menoleh. “Rumah?” teriaknya. “Apa aku masih punya rumah?” tersenyum getir.

Armando menangis. “Maafkan aku sudah menyakitimu. Jangan pergi. Ayo kita pulang, ya? Aku akan memperbaiki semua kesalahanku.”

“Di dunia ini sudah tidak ada lagi yang kusayangi.” Virginia membalikkan badan lalu melanjutkan langkah.

“Tidak, jangan pergi. Kembalilah Virginia! Virginia … Kembalilah.” Armando berteriak semakin frustasi saat dengan mata kepalanya sendiri ia melihat Virginia melangkah semakin jauh ke dalam laut hingga akhirnya tak lagi dapat terlihat.

“Virginia… kenapa kamu pergi? Kenapa tak mendengarku?” Armando jatuh berlutut di atas pasir. Menangis meraung. “Virginia….!”

.

.

“Virginia…!”

“Tuan, cepat bangun!”

“Virginia…!”

Armando tersentak dan membuka matanya. Napasnya tersengal, kaget ada Matilda di hadapannya.

“Maaf, saya masuk dengan lancang. Anda terus berteriak dalam tidur.” Matilda menundukkan kepala.

Armando menelan ludahnya kasar, menoleh ke sana kemari. Mendapati dirinya bukan di atas pasir melainkan di atas ranjang. “Ternyata hanya mimpi,” gumamnya.

“Keluar lah!” titahnya tanpa melihat ke arah Matilda.

Pelayan itu pun mengangguk lalu melangkah keluar.

Armando meraup wajahnya kasar. “Virginia,,, bahkan dalam mimpi pun kamu tak memberiku kesempatan untuk mendekat. Kenapa …? Kenapa aku harus kehilangan dirimu dulu baru sadar?”

Denting notifikasi pada ponsel, menandakan ada pesan masuk. Armando membuka dan melihat ada pesan singkat dari Esmeralda.

“Tuan, jangan lupa ada pertemuan dengan klien di restoran Amigos!”

Armando melihat penunjuk waktu, pukul 20.30. Pria itu pun segera bangkit dari ranjang. Sedikit heran, tak biasanya tertidur di jam itu. Sayangnya sekalinya bisa tidur malah melihat mimpi yang mengerikan. Kepergian Virginia.

*

Mobil yang dikendarai Armando telah sampai di tempat parkir restoran Amigos.

Seorang pelayan wanita menyambutnya begitu ia melangkah masuk. “Tuan Armando Mendoza, saya akan mengantar ke tempat Anda. Mari Ikuti saya.” Pelayan menunduk hormat.

Armando mengangguk mengikuti langkah pelayan hingga sampai di sebuah ruangan.

“Silakan dinikmati!” Pelayan menghidangkan secangkir kopi.

Armando mengangguk, mungkin dia memang butuh kopi. Ia meraih cangkir dan mendekatkan ke depan hidung. Menghirup aromanya, tak seharum kopi buatan Virginia, tapi mungkin akan membantu matanya tetapi terjaga. Ia tak ingin melihat mimpi itu lagi.

Baru saja hendak menyeruput kopi di tangannya, matanya menangkap siluet laki-laki dan perempuan yang ia kenal. Itu adalah Veronica dan pria yang kemarin ditemuinya.

Siapa pria itu? Kenapa Veronica bisa berada di tempat ini bersamanya? Berbagai kecurigaan berkecamuk dalam hati. Armando mengurungkan minum kopi lalu meletakkan kembali cangkirnya.

Sementara itu di ruangan sebelah, Veronica menuangkan minuman untuk Alessandro.

“Tuan Garcia. Aku benar-benar tidak menyangka kita benar-benar akan bertunangan hari ini. Bukankah ini terlalu cepat?”

Suara Veronica yang mendayu-dayu terdengar jelas di telinga Armando. Pria itu mengerutkan keningnya. Tuan Garcia? Veronica memanggil pria itu dengan sebutan Tuan Garcia? Apakah benar itu Alessandro Garcia, konglomerat muda paling terkenal di kota ini. Tapi bagaimana Veronica bisa bertunangan dengan nya? Sejak kapan mereka saling mengenal?

“Kalau tidak tiba-tiba namanya bukan kejutan,” ucap Alessandro.

Veronica tersenyum malu-malu. Tersipu dengan wajah merah. Sikap Alessandro sangat manis.

Ekor mata Alessandro melirik ruangan sebelahnya. Dia tahu Armando sudah berada di sana. Sebenarnya ia memang sengaja mengajak Veronica untuk datang ke tempat ini. Dan Ia juga yang sudah memerintahkan Bernardo mengatur agar Armando berada di tempat itu dalam waktu bersamaan.

1
Khairul Azam
ini sebener nya cerita apa sih
Betty
Bagus
Jolie
bgs
Khansa Sutresno
persis bgt crita di dracin stlh q baca....
Nisa Nisa
Habiskan sisa hidupmu dlm penyesalan Armando. Kamu jahat sekali.
Nisa Nisa
Herannya ada jadilah tes DNA dari mana? siapa pembandingnya. Tdk ada yg bertanya tdk Armando tolol ataupun Cecilia. Sergio sepertinya tahu sesuatu dari Kai
Nisa Nisa
Hanya begitu sikapnya pd Veronica padahal dia sdh tahu kebenarannya, ttg kebohongan vero dan penyiksaan Virginia oleh vero dan ibunya dan begitu dia bilang dia cinta Virginia?? coba kalau dulu bgm sikapnya pada virgi dan vero. kalau ada yg bilang Armando mencintai Virginia dan hanya tertipu oleh vero fix yg bilang gagal paham apa itu cinta dan terlalu memuja Armando
Nisa Nisa
maksa mau mengakuisisi group Morantes, dasar serakah bertopeng demi bisa bertemu Virginia. Itu bukan cinta itu keserakahan
Nisa Nisa
mau menguasai harta morantes jg rupanya. Kurang apa perusahaan mu dibantu saat bangkrut dulu. Dasar manusia tanpa ahlak
Nisa Nisa
manusia sombongnya menyundul langit bahkan tak ada satu kata maaf terucap dari bibirmu. Maunya semua orang menyanjung dan menghormati tp dia sendiri berperilaku lebih rendah dari hewan yg bahkan mencintai anak keturunannya.
Nisa Nisa
Dasar otak rongsokan
Nisa Nisa
yg membaringkan ingatan masa kecil ttg Virginia, kenapa yg dicintai mati-matian adalah veronica. selama lamanya berpisah gk akan ketukar nama dan orang begitu Thor. ini cerita alurnya kacau
Nisa Nisa: maksudnya menbagongkan, bukan membaringkan.
total 1 replies
Nisa Nisa
kok tiba-tiba namanya veronica, sebelumnya Virginia. ini ingatan siapa yg kacau
Nisa Nisa
nah jelas namanya Virginia knp jadi veronica yg diingat Armando tolol
Nisa Nisa
cinta seperti apa sih yg diyakini tokoh2 di novel.. cinta balas budi, cinta masa kecil, cinta hutang nyawa. Tapi salah orang. Itulah jika salah mengartikan cinta, cinta itu ketulusan. cinta is cinta. just it. no reasons
Nar Sih
kasihan kmu esmeralda ,yg harus jdi korban nafsu armando
Nisa Nisa
Sebabnya krn dia lelaki sombong, arogan. Dia berpikir bisa mengendalikan semua orang termasuk Virginia
Nisa Nisa
knp selama ini tdk ada yg mengatakan kebenarannya pada Armando, tdk ibunya tdk Cecilia malah iparnya
Nisa Nisa
jikapun akhirnya Armando percaya jika Virginia yg merawatnya lalu menyesal itu hanya rasa bersalah dan merasa tdk bisa balas budi. Tetap itu bukan cinta. Karena cinta yg datang setelah semua sesal itu bukan cinta tp penyesalan
Nisa Nisa
nah begitulah cinta Armando mau melakukan apa saja utk Veronica, spt selama ini Virginia jg mau melakukan apa saja utk menyenangkan Armando
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!