NovelToon NovelToon
Dibuang Sersan Dipinang CEO

Dibuang Sersan Dipinang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Ayah Darurat
Popularitas:60.3k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Aisyah yang mendampingi Ammar dari nol dan membantu ekonominya, malah wanita lain yang dia nikahi.

Aisyah yang enam tahun membantu Ammar sampai berpangkat dicampakkan saat calon mertuanya menginginkan menantu yang bergelar. Kecewa, karena Ammar tak membelanya justru menerima perjodohan itu, Aisyah memutuskan pergi ke kota lain.

Aisyah akhirnya diterima bekerja pada suatu perusahaan. Sebulan bekerja, dia baru tahu ternyata hamil anaknya Ammar.

CEO tempatnya bekerja menjadi simpatik dan penuh perhatian karena kasihan melihat dia hamil tanpa ada keluarga. Mereka menjadi dekat.

Saat usia sang anak berusia dua tahun, tanpa sengaja Aisyah kembali bertemu dengan Ammar. Pria itu terkejut melihat wajah anaknya Aisyah yang begitu mirip dengannya.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Ammar akan mencari tahu siapa ayah dari anak Aisyah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19. Salah Sebut Lagi

Setelah cukup lama berbincang, akhirnya Mia mencoba untuk meyakinkan dirinya kalau Ammar memang mencintainya. Seperti yang pria itu katakan, bukankah dia telah memilih dirinya.

"Ammar, aku mandi dulu. Sudah gerah," ucap Mia.

"Mandilah, dulu. Setelah kamu baru aku mandi," jawab Ammar.

Mia mengangguk tersenyum dan dia langsung masuk ke kamar mandi. Sedangkan Ammar masih duduk di sofa dekat jendela. Pandangannya kosong. Dia kembali teringat akan Aisyah. Seminggu ini dia terus saja mengingat mantan kekasihnya itu.

Bahkan dia jadi sulit tidur sehingga sering mengalami sakit kepala. Pagi harinya dia menjadi sering mual dan muntah karena kesulitan tidur.

Ammar menatap ke luar jendela, pikirannya melayang ke Aisyah. Dia tidak bisa menghilangkan gambaran wajah cantik dan senyum manis wanita itu dari pikirannya. Baru dia rasakan kesedihan karena telah kehilangan wanita yang dia cintai.

Sementara itu, Mia keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah. "Aku sudah selesai, kamu bisa mandi sekarang," ujar Mia dengan suara yang ceria.

Ammar mengangguk, tapi tidak langsung berdiri. Dia masih terbenam dalam pikirannya sendiri. Mia menyadari itu. "Ammar, apa kamu baik-baik saja?" tanya Mia dengan suara yang lembut.

Ammar tersadar dan memandang Mia. "Ya, aku baik-baik saja. Aku hanya sedikit lelah," jawab Ammar dengan suara yang datar.

Mia mengangguk, tapi dia tidak percaya sepenuhnya. Dia tahu bahwa Ammar masih memikirkan Aisyah, dan dia merasa sedikit tidak aman. "Ammar, kita baru bicarakan ini tadi. Aku tak mau kalau kamu masih memikirkan wanita itu!" seru Mia.

"Mia, aku lelah. Bukan karena memikirkan siapa-siapa. Seminggu ini juga kesehatanku agak terganggu dan tubuhku terasa lemah," balas Ammar.

Mia mengambil napas dalam-dalam sebelum berbicara. "Semoga kamu berkata jujur. Kita sudah membahas ini panjang lebar. Aku tak mau kamu mengingkari ucapanmu!" ancam Mia.

Ammar terkejut dengan ancaman Mia. Dia tidak tahu bagaimana menjawabnya dengan jujur. "Mia, percayalah ... aku mencintai kamu. Aku tak ada memikirkan yang lain," balas Ammar dengan suara yang tidak yakin.

Mia memandang Ammar dengan tatapan yang tajam. "Aku tidak percaya kamu sepenuhnya, Ammar. Aku tahu kamu masih memikirkan Aisyah," kata Mia dengan suara yang tegas.

Ammar merasa tidak nyaman dengan pernyataan Mia. Dia tidak tahu bagaimana meyakinkan Mia bahwa dia mencintai wanita itu. Mia seolah tahu isi pikirannya sehingga dia sedikit sulit untuk dibohongi. "Mia, aku ... aku tidak tahu apa yang harus aku katakan," kata Ammar dengan suara yang lembut.

"Sudahlah. Seperti katamu ini awal pernikahan kita. Mungkin kamu belum sepenuhnya bisa melupakan mantanmu itu, tapi aku harap kamu tetap menjaga ucapanmu. Aku tak mau nama itu kau sebut. Sekarang mandilah, pasti kamu sudah gerah," ucap Mia.

"Yuup, aku mandi dulu." Ammar berjalan cepat menuju kamar mandi. Selain tubuhnya memang gerah, semua untuk menghindari obrolan dan pembahasan tentang Aisyah.

Ammar masuk ke kamar mandi dan menutup pintu di belakangnya. Dia merasa lega karena bisa menghindari pembahasan tentang Aisyah untuk sementara waktu. Dia membuka keran air dan membiarkan air hangat mengalir ke tubuhnya, berharap bisa menghilangkan rasa tidak nyaman yang dia rasakan.

Sementara itu, Mia duduk di sofa dan memandang ke arah kamar mandi. Dia merasa sedikit sedih karena Ammar masih memikirkan Aisyah, tapi dia juga ingin memahami bahwa Ammar membutuhkan waktu untuk melupakan mantan kekasihnya.

Mia mengambil napas dalam-dalam dan mencoba untuk tidak memikirkan tentang Aisyah lagi. Dia ingin fokus pada hubungannya dengan Ammar dan membangun masa depan bersama. Tapi, dia tidak bisa menghilangkan rasa tidak yakin yang dia rasakan tentang perasaan Ammar yang sebenarnya.

Setelah beberapa saat, Ammar keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah. "Aku sudah selesai," ucap Ammar dengan suara yang santai.

Mia memandang Ammar dengan mata yang hangat. "Ayo, kita makan malam bersama," kata Mia dengan suara yang ceria.

Ammar tersenyum dan mengangguk. "Ya, aku juga sudah lapar," balas Ammar..

Mereka berdua berjalan menuju meja makan dan duduk bersama. Mereka makan dalam keheningan yang nyaman, sesekali saling menatap dengan mata yang hangat. Tapi, di balik keheningan itu, Mia masih memikirkan tentang perasaan Ammar yang sebenarnya.

Saat ini keduanya tinggal di apartemen milik Mia. Dia tak mau tinggal dengan orang tua atau mertua. Tak ingin ada orang ketiga di antara mereka.

Selesai makan, keduanya masuk kamar. Mereka bermaksud ingin tidur. Kemudian Ammar mengajak Mia tidur. Keduanya masuk kamar dan langsung naik ke ranjang. Wanita itu langsung memeluk tubuh suaminya. Kepalanya berada di dada bidang pria itu. Dia lalu mengecup rambut indah dan wangi sang istri.

Ammar lalu memiringkan tubuhnya menghadap Mia. Dikecupnya dahi wanita itu. Kemudian kedua pipinya. Ciuman Ammar turun ke bibir ranum istrinya.

Tangan Ammar mulai bekerja membuka kancing baju istrinya. Satu persatu kancing dibuka, dan dia melepaskan dari tubuh wanita itu. Pria itu menaiki tubuh istrinya dan mengecup leher dan dada Mia, meninggalkan banyak jejak kepemilikan.

Ammar membuka satu persatu kain yang melekat di tubuhnya. Saat ini yang tersisa hanya pakaian dalam. Pria itu kembali melecuti seluruh kain yang tersisa di tubuh istrinya hingga mereka berdua dalam keadaan polos.

Ammar menatap Mia dengan binar mata teduh. Jemarinya menyentuh lembut wajah istrinya itu. Seolah dia meminta persetujuan untuk memulai hubungan. Anggukan kecil dari wanita itu sebagai bukti atas jawaban yang diberikan.

Entah siapa yang memulai terlebih dahulu. Kini dua tubuh itu telah menyatu dalam kehangatan. Berbagi apa yang seharusnya dibagi oleh dua insan yang telah sah dalam ikatan pernikahan.

Mengalir'lah banyak rasa kala tatap mereka ditengah pergulatan mereka. Setelah beberapa saat, Ammar akhirnya menumpahkan sesuatu dzat murni ke dalam rahim sang istri sebagai pelepasan. Menuju puncak paling nikmat yang belum pernah pria itu rasakan dan bayangkan sebelumnya.

"Terima kasih, Aisyah," bisik Ammar yang terdengar sedikit parau.

Mia yang baru saja merasa kebahagiaan karena pergulatan, merasa dadanya sesak. "Lagi-lagi nama Aisyah yang kamu sebut, Ammar. Apakah aku memang tak pernah ada dihatimu?" tanya Mia dalam hatinya.

Ammar yang belum menyadari kesalahannya, turun dari tubuh Mia. Dia lalu tidur terlentang menatap langit kamar.

1
Tri Handayani
Rugi sendiri kan kamu'luna,udah g dapat alby,sakit hati d pecat pula...
Udah aisyah'kalau alby tulus ingin menikahimu jalani aja'meskipun blm ada cinta'setidaknya ada yg menjagamu dan bertanggung jawab.
❤️ mamah kanay ❤️
🥰🥰🥰🥰🥰
❤️ mamah kanay ❤️
wuidih mas Al sat set...🤭🤭
Arbaati
gift vote meluncur
ayok lanjut mama author....
mbok Darmi
good alby hrs gercep untuk membungkam mulut" lemes terhadap aisyah udah aisyah kamu jgn banyak protes semua demi kebaikan mu perkara cinta atau tidak urusan belakangan
Rahma Inayah
tu lah resiko nya luna klu terlalu ikut campur urusan orang .
Patrick Khan
luna berani juga km yaa.. wes lgsg dapet pesangon kan.. baik kan alby di kasih uang pesangon 😂😂😂
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
Ida Nur Hidayati
rasakan Luna yg tanpa menfilter ucapannya...
Ida Nur Hidayati
lebih baik terima lamaran dan niat baik Alby...Aisya. seoertinya dia tulus ungi menikahimu.
Sunaryati
Cinta tak tersambut jadi marah tanpa tahu akar masalah yang sebenarnya, memang tak dibenarkan seseorang pacaran melebihi batas namun semua sudah terjadi, yang ada pelaku bisa taubat dengan memperbaiki kualitas diri, didukung lingkungan bukan menfitnah dan menghakimi bahkan membuliy yang akan merugikan diri sendiri dan orang lain
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Hafifah Hafifah
ngapain aisyah ngemis pertanggung jawaban darimu yg ada dia ilfiel ketemu kamu
☠ᵏᵋᶜᶟբɾҽҽթαlҽsԵíղαKᵝ⃟ᴸ𒈒⃟ʟʙᴄ🍉
ceritanya menarikkkkkkk😍😍😍😍
☠ᵏᵋᶜᶟբɾҽҽթαlҽsԵíղαKᵝ⃟ᴸ𒈒⃟ʟʙᴄ🍉
pecat aja karyawan songong kek luna
☠ᵏᵋᶜᶟբɾҽҽթαlҽsԵíղαKᵝ⃟ᴸ𒈒⃟ʟʙᴄ🍉
wkwk gw sih gk percaya sm mulutnya amar yakin deh mi nnti pas amar ketemu anaknya dia sm mia pasti dia bakal mikir 1000x gmn cara mendapatkan mereka kembali
Teh Euis Tea
pecat aj karyawan ky modelan si luna bisanya cuma fitnah iri dengki trs sm aisyah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!