NovelToon NovelToon
Ditipu Kekasih, Dinikahi Tuan Muda Kaya

Ditipu Kekasih, Dinikahi Tuan Muda Kaya

Status: tamat
Genre:Cintamanis / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Pembantu / Chicklit / Orang Disabilitas / Tamat
Popularitas:608.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Tanpa perlu orang lain bicara, Aya sangat menyadari ketidaksempurnaan fisiknya.

Lima tahun lamanya, Cahaya bekerja di kota metropolitan, hari itu ia pulang karena sudah dekat dengan hari pernikahannya.

Namun, bukan kebahagiaan yang ia dapat, melainkan kesedihan kembali menghampiri hidupnya.

Ternyata, Yuda tega meninggalkan Cahaya dan menikahi gadis lain.

Seharusnya Cahaya bisa menebak hal itu jauh-jauh hari, karena orang tua Yuda sendiri kerap bersikap kejam terhadapnya, bahkan menghina ketidaksempurnaan yang ada pada dirinya.

Bagaimanakah kisah perjalanan hidup Cahaya selanjutnya?
Apakah takdir baik akhirnya menghampiri setelah begitu banyak kemalangan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Kembali ke kota

.

Aya kembali ke kota dengan perasaan lega. Beban di pundaknya seolah terangkat, berganti dengan harapan baru.

Di dalam mobil mewah milik keluarga Dirgantara, ia duduk di samping Marcel, sang tuan muda yang kini terasa begitu dekat.

"Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih pada tuan muda berdua," ucap Aya tulus, memecah keheningan. "Saya tidak tahu apa yang akan terjadi seandainya tanpa bantuan Anda berdua."

Marvel yang sedang fokus dengan kemudinya menoleh. “Kamu adalah bagian dari keluarga kami. Jadi sudah selayaknya kami melakukan itu. Jangan terlalu dipikirkan!”

Marcel, yang sedari tadi menatap lurus ke depan, menoleh dengan senyum lembut. "Apa yang dibilang Kakak bener. Mulai sekarang apapun masalahmu kamu harus bicara pada kami! Kami, terutama aku, akan selalu ada untukmu."

Aya tersipu. Ucapan itu, meski sederhana, terasa begitu hangat dan menenangkan. Ia mengalihkan pandangannya ke luar jendela, menyembunyikan rona merah yang menjalar di pipinya.

Pemandangan jalanan Jakarta yang padat tak mampu menarik perhatiannya, pikirannya masih tertinggal di desa, namun hatinya mulai bersemi di kota.

*

Beberapa jam perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah keluarga Dirgantara, Aya disambut dengan hangat oleh Nyonya Sifana dan Tuan Dirgantara. Kedua majikan yang baik hati itu, yang memang telah menganggap Aya sebagai putrinya sendiri, turut merasa senang karena putra-putranya begitu kompak membantu Aya menyelesaikan masalahnya.

"Aya, akhirnya kamu kembali," sapa Nyonya Sifana dengan senyum tulus. "Aku ikut senang akhirnya masalahmu selesai.”

"Terima kasih banyak, Nyonya," jawab Aya dengan hormat. "Semua ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari Nyonya dan Tuan, serta Tuan Muda berdua."

Tuan Dirgantara menepuk bahu Aya dengan lembut. "Sudah seharusnya kami membantu kamu, Aya. Kamu sudah seperti keluarga sendiri bagi kami. Kami senang putra-putra kami bisa membantu kamu menyelesaikan masalahmu."

Cahaya menatap ke arah Tuan Dirgantara dengan mata berkaca-kaca.

“Ya sudah, sekarang kamu istirahat sana dulu. Besok saja kalau sudah hilang lelahnya baru mulai kerja lagi!” tambah Tuan Dirgantara lagi.

“Terima kasih Tuan Besar.” Aya mengangguk lalu membawa tasnya menuju ke kamar. Ia merasa terharu dengan sambutan hangat dari keluarga Dirgantara. Ia merasa sangat beruntung bisa bekerja di rumah ini, di mana ia diperlakukan seperti keluarga sendiri.

*

Keesokan harinya Aya kembali menjalankan tugasnya seperti biasa. Namun, ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Ia merasa lebih bahagia dan bersemangat dalam bekerja. Walaupun terkadang masih dihantui peristiwa kemarin, namun luka itu perlahan mengering, digantikan oleh harapan akan masa depan yang lebih baik.

Sore itu, di taman belakang rumah keluarga Dirgantara, Aya duduk seorang diri setelah pekerjaannya selesai. Tatapannya kosong menerawang jauh. Tiba-tiba saja pikirannya dipenuhi bayangan kegagalan pernikahan, hinaan yang menusuk kalbu dari mantan calon suami dan keluarganya, serta rasa malu yang menggerogoti harga dirinya. Ia menghela napas panjang, padahal Ia telah berusaha untuk melupakan semuanya. Tapi kenapa tiba-tiba kembali teringat? Air mata mengalir membasahi pipinya.

Dari balik jendela ruang kerjanya, Marcel memperhatikannya. Ia melihat dengan jelas kesedihan yang terpancar dari wajah Aya, dan hatinya tergerak oleh rasa iba yang mendalam. Bergegas ia bangkit menuju dapur. Mencari sesuatu yang mungkin bisa menghibur Cahaya.

Marcel mengambil sekotak es krim cokelat dari dalam lemari pendingin dan membawanya ke taman.

"Aya?" seru Marcel tiba-tiba. "Boleh saya duduk di sini?"

Aya tersentak kaget dan segera menghapus air mata yang masih tersisa di pipinya. Ia menoleh ke arah Marcel yang minta izin untuk duduk tetapi sudah duduk sebelum diizinkan.

“Nih buat kamu!” Marcel menyodorkan sekotak es krim cokelat kepada Aya.

“Es krim?”

"Aku bawakan ini buat kamu," kata Marcel cuek bahkan tanpa menoleh.

Aya menerima es krim itu dengan ragu. Ia menatap Marcel dengan tatapan bingung, seolah bertanya-tanya mengapa tuan mudanya begitu baik padanya.

"Terima kasih, Tuan Muda. Tapi…" Aya masih bingung.

"Marcel saja," potong Marcel cepat, berusaha mencairkan suasana. "Jangan terlalu formal. Kita kan teman."

“Mana boleh seperti itu? Anda adalah majikan saya.”

“Tidak apa-apa. Kan aku yang mengizinkan?”

“Emm, maaf tapi saya tidak bisa. Saya takut itu akan menjadi kesenjangan di antara saya dan teman-teman.” Cahaya memberikan alasan yang masuk akal.

Marcel menoleh ke arah Cahaya lalu mendengus kesal. Ingin memaksa tetapi apa yang diucapkan oleh Cahaya memang benar.

“Huft… ya sudahlah, terserah kamu saja.” Marcel mengalah. “Oh ya, ngapain kamu sendirian di sini? Dan sepertinya kamu sedang tidak baik-baik saja. Apakah kamu masih teringat dengan mantan calon suamimu itu? Ternyata kamu benar-benar mencintai dia ya? Sampai kamu terlihat begitu terluka.”

Ada nada kesal dari suara Marcel. Pria itu merasa tidak rela jika Cahaya masih saja memikirkan Yuda.

Cahaya menoleh mendengar pertanyaan Marcel. Menatap wajah pria itu sejenak lalu kembali menghadap ke depan. Menyuapkan sesendok es krim ke dalam mulutnya dengan tatapan kosong.

“Saya tidak tahu apakah saya mencintai pria itu atau tidak. Hanya saja dikhianati membuat saya benar-benar sakit. Sebelumnya saya berpikir bahwa dia adalah pria yang baik. Dia yang menolong ketika saya dirundung oleh beberapa preman pasar.”

Cahaya mulai menceritakan awal pertemuan antara dia dan Yuda. Marcel hanya diam tanpa menyela.

“Dan sejak itulah hubungan kami menjadi dekat. Dia menyatakan perasaannya, mengatakan keinginannya untuk menikahi saya. Karena saya merasa dia pria yang baik, terlebih saya juga merasa berhutang budi padanya, maka saya menerimanya.”

Marcel menoleh, matanya memicing tajam. Dirundung preman? Yuda menolong, lalu mengungkapkan perasaan? Seorang pria pecundang seperti Yuda dengan rela hati menolong Cahaya? Seperti ada yang janggal.

Sebuah kemungkinan masuk ke dalam pemikiran Marcel. Apakah jangan-jangan sebenarnya preman-preman itu adalah orang-orang yang diatur oleh Yuda untuk mendekati Cahaya dan bisa memanfaatkan gadis itu?

Marcel menatap ke arah Cahaya yang tertunduk, terpekur menatap rumput di bawah kakinya. “Lalu bagaimana dengan perasaanmu? Coba sekali saja tanyakan pada hatimu. Apakah kamu pernah mencintainya?”

Tanpa sadar tangan pria itu terkepal. Berharap jawaban Aya adalah “tidak”.

Cahaya mengangkat kepalanya menatap ke arah depan dengan tatapan kosong. Menggeleng.

“Saya tidak tahu apakah itu adalah cinta. Tapi semenjak saya menerima ungkapan perasaan Yuda, saya selalu berusaha menjaga hati saya hanya untuk dia. Rumah besar ini yang menjadi saksi di mana saya bekerja dengan sungguh-sungguh demi mewujudkan impian kami membangun masa depan. Saya juga memiliki keinginan untuk menikah seperti teman-teman saya yang lain. Dijuluki sebagai perawan tua rasanya sangat tidak menyenangkan.”

Tanpa sadar tangan Marcel terulur untuk menghapus air mata gadis itu yang menetes tanpa permisi. “Jika aku mengatakan keinginanku untuk menikahimu, apakah kamu mau menerima aku?” Sayangnya Marcel hanya berani bertanya dalam hati.

“Jangan sedih. Bukankah Tuhan saja menjanjikan bahwa setiap yang ada di dunia ini selalu berpasangan? Mungkin belum sekarang, tapi suatu saat nanti kamu pasti menemukan pria yang lebih baik dari Yuda.” hanya kata-kata itu yang mampu ia ucapkan untuk menghibur gadis itu.

“Dia dan ibunya menolak bahkan mencemooh saya karena saya tidak sempurna seperti Bunga. Apakah karena saya pincang lalu saya pantas untuk dijadikan bahan perbandingan?” Dari yang semula hanya air mata yang menetes tanpa suara, kini menjadi isak yang terdengar jelas.

Marcel menggeleng. “Dia hanya tidak bisa melihat kesempurnaanmu. Dan kamu hanya belum menemukan orang yang benar-benar tulus padamu. Orang yang mencintaimu tidak akan melihat apakah kamu sempurna ataukah kekurangan.”

1
imhe devangana
sdh berhubungn intim tp kan di bab atas yuda membayngkn perawn bunga. maaf kku salah ya
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: gak salah.

dan akhirnya Yuda berhasil. merayu bunga..

singkat cerita gitu mam
total 1 replies
imhe devangana
ohhh tdk semudah itu feguso. pak reno bwh sj ke kantor polisi.
imhe devangana
ihh mn bisa ambil uang di bank klu sertif8kat atas nm orng lain, kecuali ada kuasa.itupun msh di konfirmasi ke atas nm. tp ahh ini kan dunia halu. apa sj bisa
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: nah itu paham /Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
imhe devangana
laki2 pecundang, makondo. roda berputar yiuda semoga km akan mendpt balasannya
imhe devangana
disinopsis,aya jg memiliki ketidaksempurnaan fisik. ketdk sempurnaan seperti apa ya thor?
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: kalo othor sama persis dengan cahaya.
polio GI kaki kanan.
nah kebetulan sebagian dari cerita ini merupakan kisah nyata pengalaman pribadi othor. semoga gak bosan baca ya🙏
total 1 replies
imhe devangana
Mampir, semoga endingnya bgs n'ngk banyak typo. hehehe maaf thor
Febby fadila
cahaya pasti bakalan minder dengan kondisi kakinya, klw Marcel sdah tampan dan sempurna,,
Febby fadila
ini Marcel jalan² nggak pakai masker atau apa gitu, atau di biarkan wajahx terbuka bgt saja
Febby fadila
pecuma menyesal pak Rasyid, nikmatilah hidupmu dengan semua kekayaanmu bersama ibumu yg tamak itu
Febby fadila
hmmmm Olivia bukan anakx rasyid
Febby fadila
hmmmm jangan mau Bu ningsi, sekali brensek tetap brensek, Rasyid itu masih hidup dibawah ketiak ibunya
Febby fadila
alhmdllah semua berjalan dengan lancar, semoga samawah sampai til Jannahnya allah
Febby fadila
mampuslah kau Olivia, Yuda juga bodohnya minta ampun
Febby fadila
semoga cahaya baik² saja dan hukum mereka dengan setimpalnya
Febby fadila
hadeee knp musti hilang segala siiii
Febby fadila
hadeeee Yuda mah oon banget ini lagi knp harus bertemu sama nenek lampir
Febby fadila
ngapain nunggu gratisan kekota, kan horang kaya pergi aja sendiri kekota
Febby fadila
dasar ular serakah 🐍🐍🐍🐍
Febby fadila
ni Olivia kayakx lahir dari keluarga miskin kali serakah sekali dia
Febby fadila
ini kenapa semua harus disahkan ningsi sama cahaya,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!