seorang istri yang di rendahkan suami dan keluarga nya.
suami yang perhitungan dan suka selingkuh. membuat sang istri bangkit dan balas dendam dengan elegan kepada suami dan keluarga nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
"Mas akan tetap bercerai dengan Kanya dan akan menikah kamu. Cuma mas takut kalau orang tua kamu nanti nggak akan menyetujui pernikahan kita ." ucap Rihan
"Mas tenang saja untuk masalah orang tua ku. Orang tua ku pasti akan setuju aku menikah dengan Mas." Ucap Niela.
"Oh ya, Han, apa kamu sudah menanyakan pada Kanya? ' tanya Bu Ratih.
"Tanya apa Bu? " kata Rihan.
"Tanya soal tadi, darimana Kanya mendapatkan uang untuk ke salon , dan tadi pas pulang ibu lihat Kanya membawa beberapa paperbag." kata Bu Ratih.
Oh yang itu, Gara-gara takut kita ketahuan kalau kita mencari sertifikat rumah nya aku sampai lupa tanya Bu." Cicit Rihan sambil menepuk jidatnya dengan tangan.
"Ya sudah kamu tanya Kan padanya, cepat.!"
"iya Bu Rihan akan tanyakan ke Kanya." Rihan pun berdiri dari duduknya.
Kanya yang lagi menguping pembicaraan mereka, bergegas kembali merapikan kamar nya. Karena Rihan akan segera menemui nya untuk mengintrogasi nya lebih tepat nya.
"Kanya , Mas mau tanya sama kamu!"
"Mau tanya apa Mas? Tanya saja kalau Kanya bisa jawab Kanya jawab, kalau tidak bisa akan Kanya jadikan PR. " jawab Kanya, yang sebenarnya Kanya sudah tahu apa yang mau di tanyakan, tapi Kanya pura pura tidak tahu dan mengikuti permainan mereka.
"Ibu bilang tadi di salon ketemu kamu?"
"benar, memang tadi aku ketemu Ibu, ketemu Sarah dan juga ketemu MANTAN Pacar kamu di salon. emang nya kenapa Mas? " Tanya Kanya dan memberikan kata Mantan agar Rihan tahu bahwa wanita yang jadi selingkuhan nya sekarang adalah mantan nya.
Heran kalau masih cinta kenapa dulu putus , dan sekarang malah menjadi orang ketiga dalam rumah tangga yang dibina. Batin Kanya.
"Jujur sama Mas, kamu dapat uang darimana untuk ke salon? Soalnya ibu bilang jika perawatan disana itu sangat Mahal."
"Perlu Mas tahu , aku bisa ke salon karena sahabat terbaikku Maria mentraktir ku untuk perawatan. Sahabat ku sangat peduli terhadap ku. Emangnya apa yang Mas Rihan pikirkan tentang aku? Mas Rihan selama ini nggak pernah perduli. Setiap kali minta uang tambahan untuk belanja keperluan dapur saja Mas Rihan nggak kasih.Mas urusan perut sendiri saja pelit nya minta ampun. Boro boro uang untuk pergi ke salon. " Oceh Kanya sambil menyimpan baju baju yang di buat berantakan oleh suami dan keluarganya ke almari.
"Maria mentraktir mu ke salon, lalu kamu dapat uang darimana bisa membeli semua barang barang ini?" Tanya Rihan sambil menunjuk paperbag belanjaan Kanya.
"Oh itu, tadi aku tidak sengaja bertemu dengan orang yang pernah aku tolong. Beliau ingin mentraktir ku katanya sih sebagai ucapan terima kasih karena sudah menolong nya . semua belanjaan ini tidak menggunakan uang Mas. Kalau Mas takut aku menggunakan uang milik Mas . Ini aku kembalikan Uang nya ." Kata Kanya sambil mengeluarkan uang yang Rihan kasih tadi pagi dari tasnya dan mengembalikan uang itu ke Rihan.
"Mas buka mau minta uang Mas di kembalikan. Mas hanya curiga jika kamu melakukan hal aneh-aneh di luaran sana."
"melakukan hal aneh? Maksud Mas apa? Mas mau bilang aku menjual diri demi uang begitu?" kata Kanya dengan sedikit emosi.
"Halah, Ngaku saja kamu. Kita lihat sendiri kok kalau kamu jalan dengan lelaki. " Kata Bu Ratih yang tiba tiba nimbrung dalam pembicaraan mereka.
"Apa ibu punya bukti kalau aku jalan dengan lelaki? " Tanya Kanya dengan tatapan tajam.
"Punya kok, tadi aku sempat foto kamu dengan lelaki di mall." Kata Niela sambil mengambil ponselnya dan memperlihatkan foto yang di ambil nya.
"Itu bukan bukti, tapi itu fitnah namanya. Apa kalian semua nggak bisa lihat aku tidak berdua an dengan lelaki itu. disitu ada Maria , ada nenek yang pernah aku tolong. Kalau Mas Rihan tidak percaya Mas bisa langsung bertanya ke Maria."
"Ngaku saja kamu, kamu nggak usah banyak alasan. Katanya wanita baik baik tapi prilakunya jauh dari kata baik. Lihat nih Niela baru wanita baik baik." Kata Bu Ratih.
"Bu, kalau dia wanita baik baik kenapa dia sering datang bertemu mantan pacarnya. Yang mana mantan pacarnya sudah punya istri. Atau jangan-jangan dia pelakor. Ups..." Kata Kanya yang membuat Niela meradang.
"Hai, aku bukan pelakor, kamu itu yang pelakor. Kamu yang merebut Mas Rihan dari aku." Niela sudah mulai terpancing emosi.
"Dengar baik baik Mbak yang katanya wanita baik baik tapi masih nempel ke mantan pacar yang sudah menikah. Aku menikah dengan Mas Rihan setelah kalian putus. Itu artinya kalian sudah tidak ada hubungan apa-apa. Dan bukan aku pelakor nya." Jawab Kanya dengan santai.
Rihan pusing melihat Kanya dan Niela bertengkar. Rihan berniat menghentikan nya.
"Sudah sudah, kalian jangan bertengkar lagi. Apa kalian nggak malu kalau ada tetangga mendengar dan melihat kalian semua bertengkar seperti ini. "
"Apa yang Mas bilang tadi. ? Mas bilang malu. Seharusnya aku yang tanya sama Mas dan perempuan ini . Apa mas nggak malu jalan sama mantan pacar Mas ini kesana kemari. Sedangkan Mas ketika aku minta tolong untuk mengantar aku pulang ke rumah orang tua ku Mas banyak alasan. Sedangkan untuk dia mas selalu saja ada waktu. Sebenarnya yang istri Mas itu siapa Dia atau aku? Atau jangan-jangan Mas masih cinta sama mantan pacar Mas ini ya kan? " Kata Kanya dengan mata melotot.
"Mas nggak ada perasaan lagi sama dia , percaya sama mas . Aku mengantar Niela itu karena ibu yang menyuruh." Kata Rihan.
" Ooo... Karena ibu yang menyuruh Mas. Lalu kalau Ibu menyuruh Mas menikahinya, apa Mas juga bersedia gitu? "Tanya Kanya.
"Tidak usah menyalahkan orang lain, seharusnya kamu ngaca sadar diri kamu. Kamu itu mandul, dekil, intropeksi diri kamu. Dan apa salahnya jika Rihan menuruti perkataan Ibu. Itu sebagai tanda bakti seorang anak pada ibunya." Bu Ratih mulai ceramah.
"Benar apa kata ibu, kamu saja sampai sekarang belum bisa memberikan Mas Rihan keturunan. Itu salah satu kekurangan mu. Dan kesalahan mu yang lain adalah kamu terlahir dari keluarga miskin. Kamu pantas nya jadi pembokat Mas Rihan bukannya istri Mas Rihan." Kata Niela yang ikut menghina Kanya.
Plakkkk.....
Satu tamparan mendarat di pipi mulus Niela.
"Kamu...Kamu berani menamparku. Lihat Mas istri kamu berani menamparku." Niels mengadu pada Rihan sambil memegang pipinya yang kemerahan.
"Kanya apa apaan kamu, beraninya kamu menampar Niela? " Omeh Bu Ratih membela Niela. Bu Ratih mencoba menenangkan Niela.