NovelToon NovelToon
Unwritten Apologies

Unwritten Apologies

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Model / Diam-Diam Cinta / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:90.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Ini adalah kisah cinta pria berkebangsaan Korea dan gadis berdarah Indonesia.

Waktu SMA, Ha joon tidak setampan sekarang. Pria itu gemuk dan selalu memakai kacamata tebal kemana-mana. Ha joon sangat menyukai Rubi, gadis populer di sekolahnya.

Namun suatu hari Ha joon mendengar Rubi menghina dan mengolok-oloknya di depan teman-teman kelas mereka. Rasa suka Ha joon berubah menjadi benci. Ia pun memutuskan pindah ke kampung halamannya di Seoul.

Beberapa tahun kemudian, Rubi dan Ha joon bertemu lagi di sebuah pesta pernikahan. Ha joon sempat kaget melihat Rubi yang berada di Korea, namun rasa dendamnya sangat besar hingga ia berulang kali menyakiti perasaan Ruby.

Tapi, akankah Ha joon terus membenci Ruby? Mulutnya berkata iya, namun tiap kali gadis itu tidak ada didepan matanya, ia selalu memikirkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tatapan Ha joon

Ruby merasa jantungnya berdegup tidak karuan. Tangannya yang menggenggam ujung gaun bahkan sedikit gemetar. Ia mencoba mengatur napas, namun tetap saja, udara terasa sesak di dadanya. Pikirannya kalut. Ia belum siap untuk bertemu lagi dengan Ha Joon dalam keadaan seperti ini.

"Ruby, kau bicara dengan pak Ha joon tadi? Kalian saling kenal?" Bora, si penata rias yang mengatur penampilan Ruby tadi muncul entah dari mana. Di samping wanita itu berdiri wanita seorang wanita cantik dan tinggi. Lebih tinggi beberapa 7 atau 8 senti darinya.

Wanita itu tampak cuek bahkan memandang Ruby sebelah mata, namun, begitu Bora bertanya tentang Ha joon, apakah dia dan pria itu saling mengenal atau tidak, Ruby dapat melihat perubahan di wajah wanita itu. Wanita itu tampak tertarik. Ia ikut menatap Ruby menunggu jawaban perempuan itu.

"Pak Ha joon?" Ruby balas bertanya ke Bora, ia berpura-pura tidak tahu siapa yang wanita itu maksud.

"Laki-laki tinggi yang tampan sekali itu, aku jelas melihatnya berbicara denganmu barusan." kata Bora.

"Ah, laki-laki tinggi itu? Kami hanya berpapasan, aku yang berbicara duluan padanya, hanya sekadar menanyakan di mana toilet. Itu saja, aku tidak mengenalnya." balas Ruby mengatakan alasan yang terpikirkan di otaknya saat ini.

Model yang berdiri di sebelah Bora langsung tersenyum mencibir.

"Eonnie, jangan bertanya lagi. Mana mungkin wanita ini kenal dengan pak Ha joon. Model-model terkenal sekelas aku saja tidak di lirik sama pak Ha joon, apalagi model tidak terkenal seperti dia."

Ruby tersenyum kaku mendengar komentar tajam itu. Ia menunduk, mencoba menyembunyikan sorot matanya yang bergetar antara kesal dan terluka. Tapi ia tahu, membalas hanya akan menambah drama yang tak perlu. Lebih baik diam.

"Ya, kau benar," jawab Ruby singkat, suaranya nyaris tak terdengar.

"Aku bukan siapa-siapa."

Bora tampak canggung sejenak. Ia melirik Ruby lalu model di sebelahnya, seperti hendak menenangkan suasana, tapi tak tahu harus berkata apa. Sementara itu, si model justru semakin percaya diri dengan ekspresinya yang meremehkan.

"Kau jangan terlalu berharap tinggi hanya karena sempat bicara dengannya, dia bukan CEO mata keranjang. Matanya bisa melihat jelas wanita yang baik-baik dan tidak." lanjut model itu, sambil menyentuh rambut panjangnya yang bergelombang dengan angkuh.

"Pak Ha Joon itu bukan orang yang mudah didekati. Dia terlalu tinggi untuk dijangkau orang seperti kita, apalagi orang asing seperti kau."

Ruby menahan napas.

"Terlalu tinggi untuk dijangkau orang seperti kita, orang asing?"

Kalimat itu seperti pisau yang menusuk dadanya. Dulu di

New York, dirinya yang begitu tinggi dan paling terkenal di satu sekolahan, Ha joon hanya siswa biasa yang tidak populer. Tapi waktu mengubah segalanya. Dia hanyalah sosok gadis yang biasa-biasa saja sekarang. Dia bukan apa-apa, bahkan untuk meraih cita-citanya saja ia tidak bisa. Ia memang tidak berguna sekarang.

"Ngomong-ngomong, kau akan ikut di acara makan malam nanti? Semua crew dan model di undang makan malam oleh perusahaan, itu biasa dilakukan oleh perusahaan agar orang-orang yang baru bergabung dengan perusahaan bisa saling kenal." ucap Bora cepat, mencoba mengganti topik.

"Apa pak Ha joon juga datang?!" model di sebelah wanita itu bertanya dengan mata berbinar ke Bora.

"Tidak tahu Min ji, biasanya pak Ha joon tidak pernah tertarik ikut pesta karyawannya. Jadi kemungkinan besar dia tidak akan datang." jawab Bora.

Model bernama Min ji yang awalnya bersemangat itu kini semangatnya hilang. Ruby diam-diam menertawainya dalam hati. Sekali lihat saja dia sudah tahu kalau perempuan itu adalah tipe perempuan kebanyakan, ingin mencari suami kaya dan tampan, serta berstatus istimewa.

"Kenapa melihatku seperti itu, hahh?!" Suara bentakan itu mengagetkan Ruby dan Bora. Meski kesal, Ruby tetap bersikap tenang. Ia tidak boleh terbawa suasana dan menjadi tidak elegan seperti wanita di depannya itu.

"Sudahlah Min ji, jangan cari masalah. Ruby, kau akan datang sebentar kan?" Bora menegur Min ji, kemudian kembali bertanya ke Ruby.

Ruby menggaruk-garuk belakang telinganya yang tidak gatal. Ia menimbang-nimbang. Dirinya bukan tipe yang suka ikut acara makan-makan begitu, apalagi dengan orang asing. Tapi ia tidak tahu bagaimana caranya menolak Bora dengan cara halus.

"Em ... Nanti malam aku ada ..."

"Ayolah, para crew pasti senang semua model ikut makan malam. Ini waktunya kamu agar orang-orang di perusahaan lebih mengenalmu."

Ruby menggigit bibirnya pelan. Dalam hatinya ia ingin sekali berkata tidak, menghindari semua keramaian, terutama jika ada kemungkinan bertemu Ha Joon lagi. Tapi, wajah Bora yang tampak memohon dan nada suaranya yang tulus membuatnya merasa bersalah jika menolak.

"Baiklah," katanya akhirnya, suaranya pelan namun cukup jelas.

"Aku akan datang, tapi mungkin tidak lama karena masih ada urusan nanti." lagipula Ha joon yang ingin dia hindari itu tidak akan datang.

Benar kata Bora, bos tertinggi di kantor ini mana mau makan-makan dengan karyawan. Rata-rata para bos hanya makan dengan teman atau orang selevelnya. Ruby tidak perlu takut bertemu dengan pria itu. 

"Semua model kembali ke studio, kita akan melakukan pemotretan selanjutnya!" lalu sebuah teriakan menggema dari ujung sana.

Ruby, Bora, dan Min ji si model sombong itu cepat-cepat kembali. Saat mencapai pintu masuk studio, pandangan Ruby berhenti ke sosok yang duduk di depan meja yang ada beberapa layar besar untuk melihat hasil foto.

Pria itu masih ada. Ruby pikir dia langsung pergi setelah pemotretan pertama tadi. Pandangan Ruby berpindah ke Min ji si model sombong itu. Wanita itu juga sedang melihat ke arah yang sama. Lalu dengan cepat ia merapikan rambutnya, seperti berharap laki-laki tampan yang mendominasi seluruh ruangan itu meliriknya.

Ruby menertawainya dalam hati. Tawanya perlahan menghilang saat lagi-lagi tatapannya bertemu dengan Ha joon. Lelaki itu menatapnya dengan tatapan yang sama, tajam, mengintimidasi dan seolah memojokkan dirinya.

Gadis itu berdeham, pura-pura berbalik ke Bora.

"Eonnie, bajuku untuk pemotretan selanjutnya yang mana?" tanyanya. Bo ra pun cepat-cepat mengambil sebuah gauh merah yang tergantung di sebuah rak dalam ruangan tersebut dan memberikannya ke Ruby.

"Ini. Pakailah. Setelah ini aku akan menambah riasanmu." kata Bora.

Ruby tersenyum mengambil gaun tersebut dari tangan Bora dan segera ke ruang ganti. Ia berusaha keras agar tidak menatap ke arah Ha joon. Entah pria itu masih melihat ke arahnya atau tidak, ia baru bisa bernafas lega begitu masuk ke bilik ganti.

1
*Septi*
karena ada rasa tak biasa 😁
Srie Handayantie
asyikkk mulaii perhatiann , sama2 salting dan gugup. ayolahh cinta lama bersemi kembali segerakan lah🤭😅😅
Aras Diana
lanjut thor
Yuliana Purnomo
lanjuuuuttt
@arieyy
yahhhhh itulah cinta😩
Dian Rahmawati
ha joon perhatian nih
🔵🎀🆃🅸🅰🆁🅰❀∂я 👥️
wah yg dapat perhatian ..dag dig dug dong rasanya... jadi ikut dag dig dug 🤣🤣
mang tri
Marah tp masih perhatian ya joon_ ☺️😍
Heni Mulyani
lanjut
dyah EkaPratiwi
sebenarnya cinta ha joon lebih besar dari benci nya
yuning
semoga Joon ah , segera meleleh ya Ruby
Dwi Winarni Wina
Cie-cie perhatian kecil dr hajoon membuat hati ruby menghangat, hajoon sangat perhatian skl sampai mengobati luka memar dikaki ruby...

Detak jantung ruby sangat kencang skl berdebar deg-degan dkt sm hajoon jarak dekat skl, tanpa disadari sorot mata hajoon dan ruby penuh cinta dan kerinduan, krn ketutup dendam dimasalalu jd salahpaham....

Hajoon berusaha membentengi dirinya ke ruby penuh dendam dan kebencian....
Ruby demi kebaikan bersama sebaiknya berkata jujur kehajoon biar gak salahpaham terus....

lanjut thor....
semangat selalu.....
sehat selalu.....
Ilfa Yarni
hajoon dendam terbalut cinta mana yg akan menang kita liat saja nanti
Nanda Jihan
lnjut up lg
Esther Lestari
Hari yg melelahkan tapi juga sedikit membahagiakan ya Ruby. Perhatian Ha Joon membuat tenang dan mendebarkan😄
Aras Diana
upnya thor
Aras Diana
upnya thor
Dahlia Kartono
lanjut Thor
Deasy Dahlan
semoga hajoon..berubah....mau memaafkan ruby
Aisilia Putri
lanjut thor up 2 kali gitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!