Kembalinya Putri Ke 3

Icha yang saat itu mengalami kecelakaan di saat pulang bekerja, di karenakan mengalami kecelakaan yang parah dia langsung di bawa ke rumah sakit .

Di sisi lain keluarga yang mendapatkan kabar Icha kecelakaan langsung pergi. Ke rumah sakit , bahkan sesampainya di rumah sakit mereka sempat bersitegang, antara Friska dan Rian .

Rian menyalahkan Friska yang membiarkan Icha mengendarai sepeda motor, dan situasi saat itu sangat begitu kacau karena saling menyalahkan satu sama lain.

"Aku tau ini musibah kak, tapi setidaknya musibah juga bisa di cegah kan, apa tidak cukup Kaka membuat kesalahan di masa lalu .!"ucap Rian .

Friska terdiam tanpa biasa berkata apa-apa.

"Sudah Rian,kita ini sama sama khawatir sama adik kamu."

"Hilangnya Icha dahulu karena ulahnya sekarang dia lagi ,itu sama saja ceroboh.!"ucap Rian.

Mendengar kata kata Rian yang begitu menyakitkan dan menyalakan dirinya,jelas membuat Friska sakit , dan Rian langsung pergi meninggalkan mereka. Sedangkan Friska dia hanya bisa menangis.

Tidak Lama seorang dokter keluar dari ruangan IGD dan memberitahu ke keluarga.

"Pasien mengalami cidera di kepala yang begitu parah karena benturan saat mengalami kecelakaan, dan saya tidak tahu Kapan pasien akan siuman setelah operasi karena benturannya sangat parah."ucap dokter.

"Lalu bagaimana Dok, apa yang Harus kita lakukan.?"ucap Ayah.

"Saya paham kekhawatiran bapak, dan meskipun rumah sakit yang Bapak miliki ini rumah sakit mewah dan memiliki fasilitas yang cukup,kalo boleh saya jujur dokter di sini masih belum bisa menangani pasien, dan lebih baik pasien di bawa berobat ke luar negeri."ucap dokter.

"Saya bisa jamin jika di tangani di luar negeri pasien akan cepat sadar ,dan mungkin..."

"Mungkin apa dok .?" Tanya ayah.

"Kemungkinan pasien akan mengalami gegar otak, yang mengakibatkan hilangnya ingatan di masa lalu." Ucap dokter.

"Ya Allah nak."ucap tangisan ibu .

Lalu setelah Icha di bawa ke ruangan rawat inap, suasana kembali memanas antara Rian yang terus menerus menyalakan Friska.

"Aku benar benar kecewa saat ini,semua karena Kaka."

"Terus saja kamu salahkan Kaka, puas kamu .!ucap Friska

"Ini semua emang salah Kaka, dan bukan satu kali aja kan, hilangnya Icha dulu juga karena Kaka ."

"Terus apa lagi."ucap Friska

"Sudah Rian ,ibu kan sudah bilang jangan menyalakan Kaka kamu terus ini musibah kita sama sedih."ucap ibu

"Ibu dan ayah terlalu lembek kepada kak Icha apa tidak cukup banyak kesalahan yang dia buat untuk keluarga bahkan rumah tangga nya saja berantakan dan sekarang kembali membuat kesalahan bodoh.!"

Mendengar perkataan Rian yang sudah di luar batas si Ayah langsung menampar wajah Rian .

"Cukup menyalahkan Kaka kamu lagi .!"

Rian terdiam, kemudian dia hendak meninggalkan kamar, dan saat Rian keluar dia berkata sekali lagi kepada Friska.

"Jika terjadi hal yang tidak di inginkan aku gak akan memaafkan Kaka dan mulai saat ini aku tidak akan menganggap bahwa Kaka adalah Kaka aku .!" Ucap Rian.

Seketika suasana saat itu membuat keluarga mereka menjadi hancur karena musibah yang terjadi.

Rian yang menyalakan Friska bahkan tidak akan mengakui Friska sebagai kakak nya lagi , sedangkan kedua orang tua mereka hanya diam tidak bisa berbuat apapun, melihat keluarga nya menjadi seperti ini di kala sedang menghadapi musibah.

* *

Seminggu berlalu setelah kecelakaan yang menimpa Icha, dan sampai sekarang Icha masih belum sadar dari komanya.

Dan suasana di rumah terlihat sudah tidak ada keharmonisan di dalamnya, bahkan apa yang di katakan Rian sebelum nya kepada Friska bukan sekedar omong kosong belaka, Rian Benar benar sangat menyalahkan kaka'nya Friska.

Dan yang lebih parahnya Rian tidak mau melihat Friska bahkan dia selalu menghindar Friska, dan saat sedang makan bersama keluarga,saat ada Friska Rian lebih memilih untuk menghindar.

"Aku udah selesai, "

"Baru makan nak.?"ucap Ibu.

"Jadi gak napsu makan.!"ucap Rian, yang sebenarnya Kata kata tersebut dia lontarkan ke pada kaka'nya.

Sedangkan Friska sendiri hanya diam saja , dan jelas dia juga merasa sakit di salahkan seperti itu.

"Karena sudah satu Minggu Icha masih belum sadarkan diri, ayah sudah putuskan untuk membawa dia berobat di ke luar negeri,dan nanti sore dia akan di terbangkan."

"Biar aku yang menjaga Icha yah selama di sana.?"ucap Friska.

"Kamu di sini aja , karena katanya Rian yang akan menjaga Icha selama di sana,dan ayah tidak bisa berbuat apa-apa."ucap Ayah.

"Ibu paham maksud kamu kak, pasti kamu khawatir kan dengan adik kamu ,tapi ini untuk kesembuhan adik kamu ,dan semoga setelah adik kamu siuman,Rian bisa luluh hatinya dan tidak menyalahkan kamu lagi."

"Gak apa apa kok Bu, kalo rian menyalahkan aku ,toh aku sadar ini juga salah aku dan hilang nya Icha dulu juga salah aku, dan aku gak marah ke Rian sama sekali dia pantas menyalahkan aku ,toh itu semua karena Rian khawatir dan sayang kepada Adiknya "ucap Friska sambil tersenyum kecil.

Meskipun Friska berbicara sambil tersenyum, namun kedua orang tuanya tau sebenarnya Friska lah yang paling terluka,tapi dia masih terlihat kuat di depan semua keluarganya.

* *

Dan pada sore harinya Icha langsung di terbangkan ke Inggris untuk menjalankan pengobatan di dia berangkat bersama Rian dan kedua orang tuanya, sedangkan Friska dia mengalah. Tidak bisa mendampingi Icha karena Rian yang sangat begitu benci kepada dirinya.

Friska dia bandar hanya bisa menangis melihat pesawat yang membawa Adik nya , air matanya yang di tahan selama ini pada akhirnya sudah tidak bisa dia tahan lagi .

Kemudian satu bulan berlalu semenjak Icha berobat di inggris, Friska yang tidak ikut karena masih bersitegang dengan Rian ,hanya bisa menunggu di rumah saja .dan hanya bisa melihat Icha melalui video Call saat bersama dengan orang tua nya .

Friska yang sangat rindu melihat Icha dia memutuskan untuk melihat Icha secara langsung dan menyusul mereka ke Inggris,namun sampai di sana Friska harus sembunyi sembunyi dari Rian .

Dan entah keajaiban apa yang terjadi, saat Friska sampai di sana , dia melihat Icha yang sudah sadarkan diri, namun saat dia hendak masuk ke dalam kamar, dia melihat adiknya Rian yang menuju ke kamar.

Dan mau tidak mau Friska mengurungkan dirinya tidak jadi masuk, dan hanya bisa melihat dari balik pintu.

Terlihat mereka semua sangat bahagia melihat Icha yang sudah siuman sadarkan diri selama koma sebulan lebih, namun di balik kebahagiaan itu , Friska hanya bisa melihat dari luar,dan hatinya sangat sakit, karena tidak bisa ikut berkumpul.

~ BERSAMBUNG ~