Seorang gadis mafia bernama liu Mei-yin yang terkenal kejam dan sadis pada abad ke 22, kini harus meregang nyawa ditangan musuh bebuyutannya dalam suatu pertarungan. yang dimana dia melawan ratusan orang sementara disisinya hanya seorang diri.
Namun, itu belum sepenuhnya jalan akhir dari Liu Mei yin melainkan awal dari kisah hidup dan perjuangannya di dunia baru, untuk mencari orang tuanya dan keluarganya.
setelah kematiannya dia ditakdirkan untuk bangkit kembali, sebagai anak yang terlantar dan hidup sebatang kara di tengah hutan kematian yang penuh dengan siluman dan monster menyeramkan lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dakilerr12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab.32
"APA YANG SUDAH KAU PERBUAT? BOCAH SIALAN!!" teriak kepala keluarga Shen, yang sebenarnya ketakutan melihat kekuatan Shen Yuwen, yang mampu meledakkan tubuh penatua dengan mudahnya, bahkan tingkat kultivasinya tidak terlalu jauh dari penatua tersebut.
"Kau melihat semuanya itulah apa yang sudahku perbuat, apakah kamu senang tuan tua? Oh sebaiknya kau melihat lebih dulu berkas itu agar kau bisa mengerti semuanya," ucap Shen yuwen dengan tatapan sinis tak lagi terlihat seperti pemuda idiot.
"Cih... Kertas mainan saja kau anggap sebagai harta Karun..." Ucap kepala keluarga Shen dia menatap pengawalnya untuk mengambil dokumen-dokumen yang berserakan di lantai. Saat dokumen-dokumen tersebut sudah ditangannya, dia membacanya dan... tiba-tiba kertas ditangan kepala keluarga Shen terjatuh kembali ke atas lantai.
"Ini... Ini tidak mungkin yang'er tidak mungkin melakukan itu semua.... INI FITNAH!!. Itu pasti kau iya kan..?!!" ucap kepala keluarga Shen yang menunjuk tangannya dan berjalan kearah Shen yuwen dengan amarah yang siap meluap.
"Ada apa tuan tua? Sebenarnya apa isi surat tersebut?" Ucap penatua pertama yang terkenal adil dan tidak memihak siapapun, ucapan penatua pertama menghentikan langkah Kepala keluarga Shen, dia ingin menghentikan penatua pertama untuk membaca berkas tersebut.
Namun sudah terlambat, karena penatua pertama sudah mengambil berkas-berkas tersebut dan membacanya.
Betapa terkejutnya penatua pertama setelah membaca isi berkas-berkas itu, dia memeriksa kembali berkas tersebut apakah palsu atau asli, namun setelah melihat beberapa kali hanya satu jawaban dan itu adalah berkas asli.
"Penghianat!! kepala keluarga Shen apakah kau masih membela anakmu itu yang tak tahu malu?, seharusnya tindakan nona ini justru menyelamatkan keluarga Shen dari kehancuran, jika tidak maka kau pun akan mati di tangan anakmu itu." ucap penatua pertama.
"Apakah kau masih ingin menolak kebenaran tuan tua?" Ucap Shen yuwen dengan nada main-mainnya.
Kepala keluarga Shen yang melihat kepribadian bocah yang dia anggap idiot kini berubah menjadi semakin marah, dirinya tak terima jika harus menerima kenyataan bahwa anak kesayangannya mati sia-sia, walaupun dia mengetahui bahwa anaknya Shen Wuyang melakukan kejahatan yang tak akan termaafkan oleh keluarga Shen.
"Pengawal, tangkap bocah idiot ini!! seret dia kedalam penjara bawah tanah, karena dia sudah berani membunuh penatua ke empat," titah kepala keluarga Shen yang menyuruh pengawal pribadinya untuk menangkap Shen Yuwen.
Tak berapa lama muncullah dua orang pria berjubah hitam, berdiri disamping Shen Yuwen, lalu memegang kedua tangan Shen Yuwen dan berniat untuk menyeretnya, namun setelah sekian menit berlalu, keduanya tidak bergerak sama sekali.
"Sialan, kenapa menangkap anak kecil saja kau tak mampu!!" teriak kepala keluarga Shen memarahi kedua pengawal pribadinya, yang tak mampu menyeret shen Yuwen, bahkan tidak bergerak sejengkalpun dari tempat.
"Ha ha kau lucu tuan tua, apakah kau yakin ingin menangkap ku? Oh iya dan...ku rasa kau tak membaca berkas tersebut sampai akhir," Tanya Shen Yuwen masih dengan nada main-main.
"Tentu saja, apa yang saya takutkan dari pemboros yang tak tau kultivasi, bahkan untuk mengolah qi saja kau tak mampu, saya yakin kamu menggunakan jimat untuk membantumu membunuh penatua wong, apa yang kalian tunggu? cepat seret dia!!," ucap kepala keluarga Shen memerintahkan pengawalnya kembali menyeret Shen Yuwen, dia sama sekali tak menghiraukan ucapan Shen Yuwen, karena amarahnya yang sudah meluap.
Setelah dua pria yang masih berdiri tak bergerak disamping Shen Yuwen. Muncul 3 pengawal, yang segera berjalan untuk menangkap Shen Yuwen, tetapi tepat saat mereka sudah berdiri didekat Shen Yuwen, tiba-tiba tubuh mereka tak bisa digerakkan. Seolah-olah ada tangan yang memegang kaki mereka sama seperti kedua pria tadi.
Shen Yuwen hanya menatap sinis kearah para pengawal tersebut, kemudian dengan lambaian tangan 5 orang pengawal tersebut terbang hingga membentur tiang-tiang yang ada disana. Setelah itu pengawal tersebut memuntahkan seteguh darah merah dari mulut mereka.
Sontak saja hal itu membuat Shen Yang terkejut, namun dia tak ingin mengakui kekuatan Shen Yuwen, dia yakin dengan tebakannya, bahwa Shen Yuwen menggunakan jimat untuk membantunya mengalahkan pengawal. Sama seperti dia membunuh penatua Wong.
"Cih, jangan hanya menggunakan jimat, untuk mengelabuhi kami, cepat serahkan jimatmu!" Ucap Shen Yang memerintahkan Shen Yuwen agar menyerahkan jimat yang Shen Yuwen kenakan.
"Apakah kau buta Shen yang?, kau benar-benar membuat lelucon," ucap Shen yuwen, lalu melirik kearah kepala keluarga Shen sambil tersenyum sinis.
"Hei bocah!, apakah kau tak tau malu bersikap seperti itu kepada orang tua, bahkan kepada kepala keluarga?! apakah orang tuamu tak pernah mengajarkan padamu tata Krama?" Ucap salah satu pemuda dari keluarga Shen dan di setujui oleh yang lainnya. Mereka tak melihat bagaimana perubahan raut wajah Shen Yuwen yang mulai menahan emosi, karena mereka hanya menatap punggung Shen Yuwen.
"Cih bagaimana dia tau tata krama. Ibu dan bapaknya saja sudah mati, kau ingat ibunya hanya pelacur yang datang ke keluarga Shen, untuk meminta pertanggung jawaban dari pria lumpuh, beruntung saja perempuan ular dan aib keluarga Shen sudah mati," ucap seorang gadis yang tak menyukai Shen Yuwen bahkan sangat membencinya, karena dia menganggap bahwa ayah Shen Yuwen adalah penyebab kematian ayahnya, ketika berburu siluman dihutan.
Shen Yuwen mengepalkan tangannya mendengar cacian yang dia dapatkan, dia berusaha menahan emosinya, sama halnya dengan Liu mei yin yang sedari tadi mendengar semua perdebatan dan melihat semuanya.
Dia mengerti ternyata kehidupan pemuda yang dia anggap idiot sangatlah menyakitkan, Liu mei yin juga merasa kesal dan marah mendengar hinaan yang terlalu berlebihan. Seandainya dirinya yang di pelakukan seperti itu, maka sudah dia ratakan keluarga Shen ini dengan darah.
Shen Yuwen hanya tersenyum menanggapi ucapan tersebut, dia mendongakkan kepalanya mencari orang yang berbicara dan tepat tatapannya berhenti di tubuh pemuda dan gadis menor yang sedang duduk dengan angkuhnya, keduanya hampir seumuran dengan Shen Yuwen.
"Oh kau benar Shen yenzu, sayangnya ucapanmu itu sudah melewati garis bawahku, maka bersiaplah menerima kematianmu," ucap Shen yuwen lalu tiba-tiba Shen Yuwen sudah berdiri tepat didepan pemuda tersebut, dengan waktu satu kedipan.
"Heh... Ka...U...?" Ucap Shen yenzu yang terhenti karena saat ini lehernya di cekik oleh Shen Yuwen.
"BERHENTI SEMUANYA!!" terdengar teriakan seorang pria tua yang tiba-tiba muncul di balik pintu belakang.
"Le..pas.." ucap Shen yenzu, lalu Shen Yuwen melepaskan cengkramannya dileher Shen yenzu sedetik saja terlambat, maka kepalanya sudah terputus dari badannya.
"Ukhuk... Ukhuk.. " suara batuk Shen yenzu yang baru terlepas dari cengkraman tangan Shen Yuwen.
"Ada apa ini? kenapa membuat keributan di kediaman keluarga Shen?, adakah yang bisa menjelaskan semuanya?" Ucap sesepuh keluarga Shen atau lebih sering disebut dengan mantan kepala keluarga Shen, yang sudah pensiun.
"Mohon ampun sesepuh Shen, saya akan menjelaskan kronologi kejadiannya," ucap penatua pertama dan diangguki oleh sesepuh keluarga Shen.
Dimulai dengan dibawanya Liu Mei yin dan Liu Zao ying masuk kedalam kediaman Shen untuk di hukum mati, karena membunuh Shen Wuyang. Lalu di lanjutkan dengan penatua pertama, bercerita tentang kematian pentua keempat, kemudian kejahatan Shen Wuyang, yang ternyata ingin membunuh anak keluarga Shen satu persatu dan bersekongkol dengan penatua keempat, untuk merebut kursi kepala keluarga Shen selanjutnya, agar dia bisa menikahi putri haoran anak dari raja di kota wei dan mendapatkan pusaka keluarga Shen, agar dirinya bisa memasuki akademi surgawi.
Tak hanya itu saja, Shen Wuyang juga berencana menyebarkan wabah penyakit kepada keluarga Shen, jika rencana pertamanya tak berhasil, lalu penatua pertama juga menceritakan tentang kepala keluarga Shen, yang ingin menangkap Shen Yuwen, karena sudah membunuh penatua keempat, kira-kira begitulah alur cerita penatua pertama, menjelaskan kepada sesepuh keluarga Shen.
Selama penatua pertama bercerita, seisi ada pula yang menolak dan membantah, namun lebih dulu di hentikan oleh sesepuh keluarga Shen.
halaman hanya sepi, ada yang membenarkan.
"Hmm, ternyata begitu," ucap sesepuh lalu melirik kearah Liu mei yin dan Liu zao ying berada setelah itu sesepuh melihat kearah Kepala keluarga Shen.
"Shen Yang, apa yang kau lakukan kepada cucuku dan calon istrinya? apakah kau ingin saya turunkan jabatanmu sebagai kepala keluarga Shen dan saya berikan kepada yang lain?" Ucap sesepuh keluarga Shen yang geram.
"Terima saja semuanya, justru kita harus berterimakasih kepada calon istri Wen'er, jika tidak, maka kita semua akan mati akibat anakmu itu, apakah kau mengerti!" ucap sesepuh keluarga Shen. tak menunggu Jawaban dari Shen yang karena dia tahu jawabannya, lalu sesepuh keluarga Shen memerintahkan para pelayan untuk menyiapkan tempat menjamu Liu mei yin dan Liu zao ying.
Shen Yang, hanya mengepalkan tangannya menahan diri untuk tidak mengamuk, jika dia melanjutkan amarahnya maka jabatannya sebagai Kepala keluarga Shen bukan miliknya lagi. Dia lebih mementingkan dirinya tidak menjadi kepala keluarga Shen, daripada mementingkan anaknya yang bermasalah.
Seteleh beberapa saat meredakan amarahnya, Seketika itu dia hanya menganggukkan kepalanya kearah sesepuh keluarga Shen, lalu pergi dari halaman kediaman Shen diikuti oleh istri dan anak-anaknya.
Liu mei yin sama sekali tak faham, bagaimana bisa dirinya di sebut sebagai calon istri dari Shen yuwen. Dia sangat tak terima, perjalanannya saja masih sangat panjang, untuk mencari kedua orangtuanya, bagaimana bisa dia menjadi calon istri orang. Liu mei yin benar-benar sangat kesal, dia mengepalkan tangannya dan ingin memarahi Shen Yuwen, namun Liu zao ying lebih dulu memegang pundaknya.
"Mei mei apakkau baik-baik saja?" Tanya Liu zao ying, yang dari awal memang hanya menonton dan mempersiapkan diri untuk menjaga adiknya dari mara bahaya.
Dia sama sekali tidak perduli dengan perselisihan keluarga Shen. Sedari awal dia hanya menghawatirkan adiknya saja.
"Aku tak apa Gege, huhh..." Ucap Liu Mei yin meyakinkan kakaknya agar tidak menghawatirkan dirinya, namun tatapannya mengarah ke arah Shen Yuwen dia menatapnya dengan tatapan tajam. Seakan ingin mencincang Shen Yuwen hingga habis dengan tatapannya.
Shen Yuwen yang ditatap tajam oleh Liu mei yin, hanya membalasnya dengan senyum tulus. Dia terus melihat tatapan mata Liu mei yin, bahkan dia berkedip sebelah mata kearah Liu Mei yin, lalu pergi begitu saja menyusul sesepuh keluarga Shen.
"Sialan kau Shen Yuwen!! akanku balas kau setelah ini," ucap Liu Mei yin dengan lirih, lalu mereka mengikuti langkah sesepuh keluarga Shen, menuju ke kedalam tempat yang sudah di sediakan oleh sesepuh keluarga Shen.