Rumah tangga Eleanor Lilyana Limson dengan suaminya Julian Debonson yang baru saja berjalan satu tahun, harus menghadapi badai yang teramat besar saat Eleanor mulai merasakan perubahan sikap pada diri Julian hingga membuka sebuah fakta yang sangat mengejutkan.
Ditengah kisruh kekecewaan dalam diri Eleanor terhadap suaminya, sosok ayah mertuanya yang bernama Kenneth Debonson hadir dan memberikan suasana baru bagi Eleanor. Akankah Eleanor memanfaatkan kehadiran ayah mertuanya demi membalaskan dendam terhadap suaminya? Ataukah Eleanor merasakan kenyamanan dan ketenangan yang sesungguhnya didalam selimut Ayah mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11.
Namun, dari aroma alkohol yang tercium dari bibir Eleanor saat ini ternyata tidak menyengat itu artinya Eleanor sebenarnya tidak sedang mabuk! Kenneth pun lantas mendorong tubuh Eleanor dengan kasar hingga tubuh Eleanor terpental disamping tubuh Kenneth.
Bugh...
Aaaa..
Setelah itu Kenneth segera bangun dan mengambil posisi duduk sambil menatap penuh kebencian terhadap Eleanor! Dicengkeramnya wajah cantik Eleanor itu, hingga keduanya saling bertatapan satu sama lain.
"Dengar, aku tau kau tidak sedang mabuk! Apapun tujuanmu melakukan hal tadi, itu adalah suatu kebodohan!" kata Kenneth.
"Kenapa itu kebodohan?" tanya Eleanor.
"Karena aku tidak akan pernah tertarik padamu, aku peringatkan sekali lagi! Kau adalah keturunan group Limson jika bukan karena rengekan Julian, aku sudah membunuhmu dari lama!" kata Kenneth.
Setelah mengatakan hal mengerikan itu, Kenneth pun melepaskan cengkeramannya dari wajah Eleanor kemudian bergegas turun dari ranjang.
"Kau tau kan Julian menyembunyikan sesuatu dariku?" tanya Eleanor.
Akan tetapi Kenneth sama sekali tidak memberikan jawaban.
"Katakan, dia selingkuh? Siapa wanita itu? Katakan sesuatu!" teriak Eleanor.
Lagi dan lagi Kenneth pun tidak mengindahkan teriakan dan pertanyaan Eleanor, dia langsung melangkah pergi! Sementara Eleanor yang yakin jika Kenneth mengetahui kebohongan Julian, hanya bisa semakin kesal karena dia gagal menggoda ayah mertuanya itu.
Eleanor mengira ayah mertuanya yang telah lama menduda itu sangat haus akan kasih sayang dan belaian, tidak disangka mertuanya itu ternyata sangat bisa tahan dan tidak larut akan godaan Eleanor.
"Sial! Sial! Hanya Lenka satu-satunya harapanku!" gumam Eleanor.
Sementara itu, didalam kamar Kenneth mencoba menetralkan bagian bawahnya yang sudah sangat tidak terkontrol lagi akibat ulah Eleanor, Kenneth pun duduk bersandar di sofa yang terletak didekat ranjang. Biasanya jika berdekatan dengan wanita, Kenneth sama sekali tidak sampai seingin begini, bahkan jika wanita tidak mengenakan apapun dihadapannya reaksi Kenneth biasa saja, tapi kenapa dengan Eleanor sangat lain.
Kenneth sangat tidak bisa mengendalikan keinginannya saat didekat Eleanor, apalagi seperti tadi yang sampai berciuman! Rasanya seluruh otot-otot ditubuh Kenneth ikut bereaksi dan pikirannya sulit dikendalikan.
"Sadar Ken, dia hanyalah gadis keturunan group Limson musuh bebuyutanmu! Dia juga menantumu!" gumam Kenneth.
Bayang-bayang bibir kenyal lembut, dan manisnya bibir Eleanor benar-benar membuat sang ketua mafia group barat itu hampir gila rasanya.
"Ahhh shit!!! Aku ingin sekali!" teriak Kenneth sambil mengusap kasar wajahnya.
Didalam kamar Eleanor yang sedang mondar-mandir untuk mencari cara agar bisa secepatnya mengungkap kebohongan Julian, tiba-tiba handphone Eleanor berdering! Buru-buru Eleanor mengambil handphone miliknya dari atas meja rias, sebuah panggilan masuk dari Lenka.
Tentu saja Eleanor langsung sumringah dan yakin kali ini Lenka pasti berhasil menemukan bukti akurat jika memang Julian berselingkuh darinya.
"Halo, Lenka bagiamana? Kau menemukannya?"
"Menemukan apa istriku?" tanya Julian.
"Julian? Apa yang kau lakukan pada Lenka? Kenapa handphonenya ada padamu?" tanya Eleanor.
Seketika wajah Eleanor langsung berubah menjadi kepanikan, bingung, marah dan bertanya-tanya kenapa handphone Lenka ada pada Julian.
"Sayang, aku ini suamimu dan kau menyewa mata-mata untuk membuntuti suamimu sendiri?" tanya Julian.
Emm...
Emm...
Empat orang anggota group barat telah berhasil melumpuhkan Lenka, kedua tangan dan kakinya kini terikat dan mulutnya dilakban. Wajah Lenka pun tak luput dari luka lebam-lebam akibat pertarungannya melawan empat anggota group barat sekaligus plus melawan Julian tentunya.
"Katakan kau dimana?" teriak Eleanor.
"Sayang, tidak bisakah kau seperti Elea yang dulu? Dulu kau adalah istriku yang manis, yang tidak pernah membayar mata-mata untuk membuntuti suaminya sendiri, kenapa kau jadi seperti ini sayang?" tanya Julian.
"Julian, aku tau kau bermain dibelakangku!"
Ckckck...
"Oh Tuhan Elea, sayang kenapa pikiranmu konyol sekali? Aku tidak mungkin selingkuh darimu!"
"Katakan kau dimana sekarang?" teriak Eleanor.
"Demi kebaikan kita bersama, aku sudah memblokir semua kartu ATM dan kartu kreditmu!" kata Julian.
"Apa? Julian, kenapa kau melakukan ini padaku?" teriak Eleanor.
"Elea, tenanglah! Kau hanya sedang kecapean makanya pikiranmu aneh begini, aku akan pulang secepatnya!" kata Julian.
Setelah itu Julian memutus panggilan telepon tersebut.
Rupanya Julian yang telah mengetahui sejak beberapa hari lalu ada yang mengikutinya, sengaja memasang jebakan berpura-pura masuk ke salah satu hotel dan Lenka pun mengikutinya! Namun pada saat hendak membuka kamar hotel tersebut, pintu kamar hotel itu langsung dibuka dan isinya adalah Julian serta empat orang anggota group barat, tubuh Lenka langsung diseret masuk kedalam kamar hotel dan mereka terlibat pertarungan yang mengakibatkan Lenka kalah.
Aaaa......
Eleanor berteriak sekencang-kencangnya, kemudian memukul-mukul kepalanya sendiri.
"Aku tidak bisa hanya diam begini, aku yakin Julian pasti ada di markas!" kata Eleanor.
Eleanor kemudian keluar dari dalam kamarnya namun siapa sangka, sudah ada dua orang anggota group barat yang berada didepan kamar Eleanor.
"Minggir!"
"Nyonya, silahkan masuk kamar kembali!"
"Aku bilang minggir!"
"Kami ditugaskan oleh Tuan Julian untuk menjaga anda agar tidak keluar rumah!"
"Brengsek! Aku bukan tahanan!" teriak Eleanor.
Disaat yang sama, Kenneth yang melihat dua orang anggota group barat dan Eleanor tengah berdebat segera berhenti.
"Ayah mertua, aku mohon tolong suruh mereka melepaskan aku!" kata Eleanor.
"Malam ketua!" serempak.
"Kenapa kalian berdua disini? Bukankah kalian seharusnya berada di markas?"
"Maaf Tuan, kami ditugaskan oleh Tuan Julian untuk menjaga Nyonya Elea agar tidak sembarangan keluar rumah!"
"Tuan Ken, aku tau aku bukan menantu yang kau inginkan tapi sekali ini saja tolong bantu aku!"
Kenneth pun menatap wajah Eleanor yang penuh kesedihan, tapi tidak mungkin dia mengasihani keturunan group Limson. Sementara Eleanor berharap Kenneth akan membantunya kali ini saja.
"Aku tidak peduli apa yang kalian lakukan disini, tapi ketika markas membutuhkan kalian, kembali kesana!" kata Kenneth.
"Hei kau, dasar laki-laki tidak punya hati! Aku membencimu, brengsek!" teriak Eleanor.pada Kenneth.
Baru kali ini ada yang berani berbicara kasar dan berani seperti Eleanor pada seorang Kenneth!
"Nyonya jaga bicaramu!" ujar salah seorang anggota grup barat.
Tapi Kenneth yang biasanya akan langsung murka dengan siapapun yang berani berkata demikian padanya, kali ini justru sama sekali tidak merasakan kebencian sama sekali saat Eleanor mengumpatnya dengan kata-kata kasar. Justru Kenneth pun berlalu pergi sambil mengulum senyum dibibirnya.
"Aneh, ketua biasanya akan langsung menembak orang yang berani lancang terhadapnya!" gumam salah seorang anggota grup barat.
Karena tidak dapat keluar kamar atau rumah malam ini,. Eleanor terpaksa tetap berada didalam kamarnya! Sebenarnya Eleanor bisa sedikit-sedikit bertarung, tapi tidak mungkin dia lakukan karena jumlah anggota group barat yang berada disetiap sudut rumah ini tidak sedikit, jadi percuma saja pastilah Eleanor akan kalah dan itu hanya buang-buang waktu dan tenaga saja.
"Lenka, semoga kau baik-baik saja!"
Sementara itu Eleanor langsung memutar otak untuk menelpon Noulan adiknya untuk menyelamatkan Lenka!
Kring..
Adik laki-laki satu-satunya Lenka itupun melihat handphonenya berdering, sesibuk apapun Noulan jika itu telepon dari kakak atau Ibunya pasti dia akan langsung menjawabnya.
"Ha-halo Noulan!" kata Eleanor dengan tangan gemetar.
"Halo kak, kakak bagaimana kabarmu?"
"Nanti saja basa-basinya, Noulan cepat temukan Lenka dia dalam bahaya!"
"Lenka?"
"Dia temanku, nanti aku jelaskan!"
"Baiklah, kirim nomor teleponnya biar aku lacak sekarang juga!"
"Oke!"
Dengan nafas tersengal-sengal seperti tengah berlari kencang, Eleanor segera mengirimkan nomor telepon Lenka dan Noulan segera melacak posisi sinyal handphone tersebut! Lokasinya ternyata tidak terlalu jauh, Noulan pun langsung mengambil kunci motor untuk menghemat waktu agar cepat tiba di tempat tujuan.
Disaat yang sama Dimitry yang merupakan putra dari Oma Sisi dan Opa Greg datang.
"Hei mau kemana kau?" tanya Dimitry.
Noulan langsung saja menarik jaket yang dikenakan oleh Dimitry agar Dimitry ikut bersamanya, seperti sedang menarik seekor anak kucing, Noulan terus saja menarik jaket Dimitry tanpa memberitahukan mau kemana mereka saat ini.
"Shit, hei Noulan!"
Keduanya berboncengan dengan mengendarai satu sepeda motor gede, Noulan meminta Dimitry yang mengemudikan motor, karena dialah ahlinya jalanan.
Sementara itu Lenka yang saat ini berada didalam bagasi mobil, tengah dibawa oleh Julian dan beberapa anggota group barat untuk ditenggelamkan kedalam danau. Dengan kedua tangan dan kaki terikat, Lenka tidak akan bisa selamat apalagi akan diikatkan batu besar agar tubuh Lenka tidak muncul kepermukaan.
Mobil itupun berhenti tepat didekat sebuah danau, anggota group barat membawa Lenka keluar dari bagasi! Sementara Julian hanya berdiri sambil tersenyum penuh arti saat melihat Lenka akan segera ditenggelamkan.
"Seharusnya kau tidak berurusan dengan group barat! Apalagi ikut campur urusan rumah tanggaku, itu kesalahan fatal;" kata Julian.
Emm..
Em...
"Buka lakbannya, aku ingin mendengar apa yang ingin wanita bodoh ini katakan!" kata Julian.
Lakban itu pun dilepaskan oleh salah seorang anggota group barat.
Cuih...
"Kau pikir Elea gadis bodoh? Kau salah besar, kau akan mendapatkan masalah besar karena telah berani bermain-main dengan Eleanor!" kata Lenka.
Ckckckck...
"Bulananmu sungguh mengerikan, sebaiknya kau pikirkan saja bagaimana kehidupanmu di neraka daripada kau memikirkan tentang aku dan Eleanor!" kata Julian.
"Bedebah! Aku yakin kebohonganmu akan terbongkar!" teriak Lenka.
"Lempar dia!" kata Julian.
Buuurrrrr....
Tubuh Lenka langsung dilempar kedalam danau kemudian Julian serta para anggota group barat segera meninggalkan lokasi.