🥇 1st Winner [EVENT KONFLIK RUMAH TANGGA]
Calista Zalfa Olina, kaget saat melihat Elvan Rafisqy Fathaan, kekasihnya sedang bercinta di apartemen dengan wanita lain.
Merasa dikhianati, Calista mengadu pada Ghali Daniyal Bramantio, ayah dari Elvan tentang pengkhianatan anaknya.
Om Tio, ayah dari Elvan mendengarkan semua curhatan Calista tentang anaknya dengan penuh perhatian. Melihat perhatian Om Tio, Calista menjadi simpati.
Sejak pertemuan pertama itu, Om Tio sering menghubungi Calista hanya sekedar curhat sambil mengajak makan siang atau makan malam.
Berawal dari sana pernikahan Om Tio dan istrinya yang memang sedang di ujung tanduk membuat Om Tio menaruh hati kepada Calista yang berakhir pada sebuah perselingkuhan.
Om Tio dan Calista akhirnya memutuskan untuk menikah secara siri.
Apakah rumah tangga mereka akan berjalan mulus? Apa yang terjadi jika istrinya om Tio mengetahui pernikahan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Tiga Puluh Satu. SDCM.
Setelah makan malam, Tio dan Calista kembali ke apartemen. Calista langsung masuk kamar mandi dan membersihkan wajah serta menggosok giginya.
Calista tidak nelihat Tio di kamar. Dia keluar mencari suaminya itu. Calista mencari ke ruang tamu, keluarga dan dapur, namun suaminya tidak juga ada.
Calista mencoba mendekati satu kamar yang belum pernah dirinya masuk. Tio mengatakan jika itu ruang kerjanya.
Apartemen Tio, selalu dibersihkan oleh pekerjanya tiga dalam seminggu. Walaupun jarang ditempati, semua ruangan bersih terawat. Apa lagi sekarang telah ada Calista yang membantu membersihkan.
Calista mengetuk pintu sebelum masuk ke ruangan itu. Terdengar suara sahutan dari malam.
"Masuklah, Sayang," ucap Tio dari dalam.
Calista membuka pintu, dan melihat Tionyng sedang menghadapi laptopnya. Calista berlari dan langsung duduk dipangkuan Tio.
Calista memeluk leher Tio dan mengecup kedua pipi Tio berulang kali. Tio memandangi Calista dengan heran melihat tingkah istri kecilnya itu.
"Kamu kenapa, Sayang?" tanya Tio heran.
"Aku pikir Om pergi meninggalkan aku," ucap Calista memeluk erat leher Tio.
Calista merubah duduknya. Memeluk Tio dengan kaki dilingkarkan di pinggang Tio. Pria itu memeluk pinggang Calista, menahan tubuhnya agar tidak jatuh.
"Jangan pernah tinggalkan aku walau apapun yang terjadi, Om. Aku rela jadi yang kedua. Namun, jangan ceraikan aku," bisik Calista.
Air mata jatuh di pipi mulusnya. Tio menangkup kedua pipi Calista dan mengecup bibirnya.
"Kenapa berpikir aku akan pergi dan menceraikan kamu?" tanya Tio.
"Saat kita baru meninggalkan warung tenda tadi, aku melihat mobil Elvan. Aku takut dia nanti akan meminta Om menceraikan aku. Apa lagi jika tante tau, pasti dia nggak bisa terima pernikahan kita."
"Jangan berpikir jauh seperti itu."
"Bagaimana aku nggak berpikir begitu. Aku yang dikhianati Elvan aja merasa sangat sakit dan terluka. Bagaimana pula perasaannya istri Om, pasti lebih sakit karena aku merebut suaminya."
"Udah, jangan berpikir yang bukan-bukan. Aku mencintaimu, nggak akan ada yang bisa pisahkan kita."
Tio kembali mengecup bibir Calista. Wanita itu membalas dengan me*lu*matnya. Tio senang melihat istrinya udah mulai agresif.
Tio matikan laptopnya dan menggendong Calista seperti anak koala. Wanita itu memeluk leher Tio dan meletakkan kepalanya dibahu pria itu.
Tio meletakkan tubuh Calista di atas ranjang dengan pelan. Tio membaringkan tubuhnya di samping Calista. Memeluk pinggang Calista, merapatkan tubuhnya.
"Aku tidak peduli betapa sulitnya kita bersama, tidak ada yang lebih buruk daripada perpisahan. Aku butuh kamu seperti jantung membutuhkan detak. Aku menginginkanmu seperti gurun pasir yang mengharapkan hujan. Aku tidak minta bintang atau bulan kepadamu. Cukup temani aku selamanya di bawah cahayanya."
"Gombal banget sih, Om. Nggak pantas lagi Om ngomong gombal. Ingat umur," ucap Calista sambil tertawa.
Tio mencubit hidung Calista lembut. Gemas dengan istrinya itu.
"Padahal aku sengaja cari di google kata-kata cinta itu,agar kamu merasa tersanjung saat aku mengatakan. Namun, kamu bukannya senang dengarnya malah ngeledek."
Calista tidak bisa menahan tawanya, dia tertawa terbahak. Menenggelamkan kepalanya di dada Tio.
"Sekarang dengar rayuan gombalku,Om," ucap Calista.
"Aku mencintaimu tanpa tahu bagaimana, kapan, atau dari mana. Aku mencintaimu secara sederhana, tanpa masalah atau kesombongan. Aku mencintaimu, bukan hanya karena siapa kamu. Tapi juga karena menjadi apa diriku saat bersamamu. Selama kamu berada di hatiku dan aku berada di hatimu, tidak ada jarak yang cukup besar sehingga tidak ada jarak yang dapat memisahkan kita," ucap Calista.
"Meleyot hatiku dengarnya," ucap Om Tio. Calista memukul dada Om Tio mendengar ucapannya itu.
"Kita lanjut dengan bercinta ya," bisik Tio.
"Om pikirannya itu aja."
"Maklum Sayang, udah lama nganggur. Jarang dibelai."
Tio langsung menaiki tubuh Calista, dan melecuti satu persatu kain yang melekat di tubuhnya. Setelah itu, Tio membuka kain yang melekat di badannya.Saat ini mereka berdua udah sama-sama polos.
Tio mulai dengan mengecup seluruh bagian diwajah istrinya. Di teruskan dengan leher, dada hingga perut.
Setelah lima belas menit pemanasan, Tio mulai memasuki inti tubuh Calista. Sepertinya wanita itu telah mulai terbiasa. Tidak terdengar lagi suara rintihan, melainkan de*sa*han.
Tio tersenyum mendengar suara kenikmatan yang terdengar keluar dari mulut istrinya itu. Dia merasa bahagia karena masih dapat memuaskan wanita.
(skip,hingga di sini aja. Mama puasa. 🤭🤭🤣🤣🤣)
...----------------...
Pagi hari setelah sarapan, Tio mengantar Calista kuliah. Tanpa mereka tahu, Elvan telah menunggu di kampus.
Tio mengecup dahi Calista sebelum wanita itu turun dari mobil, dibalas Calista dengan mencium kedua tangannya. Calista melambaikan tangan saat mobil Tio akan berjalan.
Calista berjalan masuk ke kampus dengan perlahan. Saat baru beberapa langkah, tangganya ditarik seseorang.
Calista memandang ke arah orang yang menariknya. Calista kaget setelah tahu, Elvan yang menarik tangannya.
"Mau apa kamu?" tanya Calista dengan suara sedikit tinggi.
"Ini rupanya tampang pelakor itu," ucap Elvan dengan suara yang tidak kalah tinggi.
"Kamu ngomong apa?"
"Pelakor. Aku nggak percaya, wanita yang dulu aku anggap lugu ternyata lebih ba*jing*an dan hina dari wanita pen*ju*al di*ri."
Mendengar ucapan Elvan tangan Calista spontan mengacung dan menampar pipi pria itu. Elvan melepaskan cengkeraman tangannya dan mengusap pipinya bekas tamparan Calista.
"Kenapa? Kamu nggak terima? Kamu memang lebih hina dari pe*la*cur. Kalau mereka menju*al di*ri hanya sekadar untuk mencari makan. Kamu ... menju*al harga di*rimu untuk kesenangan dan hidup mewah. Kamu rela menjadi simpanan pria hanya untuk merubah gaya hidup. Agar tidak susah dan capak mencari uang. Tinggal memberi kepuasan, uangpun mengalir."
Calista tidak bisa menahan air matanya mendengar ucapan Elvan yang menghina dirinya. Dengan kasar dihapus air mata dipipi.
"Terserah kamu berpikir apa. Yang pasti aku mencintai papa kamu apa adanya bukan karena ada apanya. Kamu dan seluruh orang mungkin tidak akan percaya dengan apa yang aku katakan. Aku tulus mencintai papa kamu."
Calista kembali menghapus air mata yang jatuh dipipinya. Dia menarik napas dalam sebelum melanjutkan ucapannya.
"Aku mengaku salah kerena berhubungan dengan suami orang. Namun, aku juga tidak bisa memungkiri jika aku menginginkan papa kamu. Aku membutuhkan dirinya," ucap Calista dengan terisak.
"Apa gunanya aku berhubungan dengan seorang pria yang belum menikah tapi menyakiti aku? Berhubungan dengan banyak wanita dibelakangku."
"Ingat Calista, kamu akan terus berhadapan denganku. Sampai kamu memutuskan menyerah dan pergi dari sisi papa. Aku akan membuat kamu menyesal karena telah menyakiti hati mama dengan merebut papa."
Setelah mengucapkan itu, Elvan pergi meninggalkan Calista. Wanita itu bersandar ke dinding. Tubuhnya terasa lemas.
...****************...
Bersambung
ya wajar donk klo diceraiin sma suaminya.
udh nikah kuliah tetap jalan,KB dulu sampai selesai kuliah baru hamil.