Ini hanya kisah fiktif belaka.
Nirmala merasa tidak suka ketika anak majikannya membawa kekasihnya pulang, dia nekat pergi ke dukun agar pria itu mau menjadi suaminya. Dia memuja setan agar anak majikannya, Leo mau memutuskan hubungannya dengan kekasihnya itu.
"Aku bisa membantu kamu demi mendapatkan anak majikan kamu itu, tapi kamu harus memuja setan."
"Aku bersedia," jawab Nirmala dengan yakin.
Akan seperti apa kehidupan Nirmala selanjutnya?
Apakah dia akan mendapatkan Leo?
Yuk kita baca kisahnya, buat yang suka jangan lupa kasih bintang 5 dan komen yang menarik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta Bantuan Lagi
Bi Asih dan juga pak Heri nampak sedih dan juga kecewa mendengar putrinya yang dinodai oleh anak majikannya, selain itu keduanya juga merasa bingung kenapa bisa anak majikannya itu berkata sangat mencintai dan juga menyukai anak mereka.
Keduanya juga tentunya merasa kaget mendengar kalau Nirmala akan dinikahi secara siri oleh Leo, keduanya bingung harus berkata apa.
Kedunya hanya bisa patah dengan keputusan dari juragan Bagus, mau menolak pernikahan itu pun rasanya percuma. Karena anak mereka sudah hilang kesuciannya.
"Yakin kamu mau nikah siri sama den Leo?"
Kini Nirmala sedang berada di dalam kamar tamu, dia sudah dirias. Nirmala terlihat cantik sekali memakai kebaya pengantin berwarna putih, wajahnya juga sudah dipoles dengan make up tipis.
Leo sudah melaksanakan pernikahannya dengan Erika, pesta pernikahan mereka berdua juga sudah selesai. Kini waktu sudah malam, sudah menunjukkan pukul sembilan.
Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh juragan Bagus, setelah Leo menikah secara resmi dengan Erika, anak itu harus menikah kembali dengan Nirmala. Namun, hanya secara siri.
"Aku sebenarnya nggak ingin nikah muda, Bu. Aku mau kuliah, aku pengennya bisa ngangkat derajat ibu sama Bapak. Aku bahkan dapet beasiswa untuk kuliah, Bu. Tapi gimana lagi, aku udah ternodai. Kabar den Leo nidurin aku juga udah tersebar, aku gak bisa apa-apa."
Nirmala pura-pura bersedih, dia mulai terisak. Bi Ratmi dengan cepat mengelus lembut punggung putrinya tersebut. Dia berpikir kalau putrinya itu sangatlah terluka dengan hal ini.
"Sabar ya, Nak. Nanti kamu pasti bisa kuliah, yang penting sekarang resmi nikah dulu."
"Iya, Bu."
Nirmala memeluk tubuh ibunya, tak lama kemudian keduanya mendengar pintu terbuka. Juragan Bagus datang dan meminta Nirmala untuk hadir di ruang keluarga karena akan segera dinikahkan dengan Leo.
Nirmala dinikahi secara sirih oleh Leo, pria itu memberikan mahar sebesar lima puluh juta. Erika merasa tidak suka karena pria itu memberikan mahar yang terlalu banyak, sama seperti yang Leo berikan kepada dirinya.
Juragan Bagus merasa tidak enak hati, dia mengira kalau putranya itu sudah merenggut kesucian Nirmala secara paksa. Pria itu memberikan uang kompensasi sebesar seratus juta.
"Bi Ratmi, Pak Heri. Saya sebagai orang tua Leo meminta maaf atas tindakan yang sudah dia lakukan, tapi saya harap uang yang saya berikan dan juga pernikahan ini bisa membuat kemarahan di hati kalian mereda."
Pernikahan sudah selesai dilaksanakan, juragan Bagus yang masih merasa tidak enak hati langsung meminta maaf kepada kedua pelayanannya itu.
"Mau bagaimana lagi, Juragan. Semuanya sudah terjadi, nasi juga sudah menjadi bubur. Tinggal dinikmati, karena dibuat nasi lagi tidak mungkin bisa."
Pak Heri berkata dengan kecewa, tetapi dia tidak punya kuasa. Berbeda dengan Nirmala, walaupun wanita itu menampakan wajah sendu, tetapi dalam hati dia sedang bersorak.
"Bu, Nirmala mau istirahat. Malam ini Nirmala mau bobo sama ibu," ujar Nirmala yang mencoba menguji Leo.
Nirmala terlihat hendak bangun, dia berpura-pura ingin menghampiri ibunya. Namun, dengan cepat Leo memeluk wanita itu.
"Tidak bisa, malam ini aku akan tidur dengan kamu."
Erika tentunya langsung mengepalkan kedua tangannya dengan sempurna, dia merasa marah dengan apa yang diinginkan oleh Leo. Dia merasa tidak dihargai sebagai istri pertama, dia seperti ingin mengatakan sesuatu. Namun, sebelum Erika berkata, Nirmala sudah terlebih dahulu berucap.
"Jangan kaya gini, Den. Aku gak enak sama kak Erika, lepas Den. Aku cape, aku mau bobo sama Ibu."
Leo malah semakin mengeratkan pelukannya, Nirmala tersenyum karena pelet pengasihan milik ki Ageng itu benar-benar berfungsi dengan sangat luar biasa.
"Jangan, Den. Aku ini hanya istri siri, istri yang dinikahi karena kecelakaan. Jangan membuat Kak Erika marah," ujar Nirmala berusaha untuk melepaskan diri dari Leo.
"Kamu juga istri aku," ujar Leo yang malah menggendong Nirmala dan membawanya menuju kamar tamu.
Erika tentunya merasa tidak terima, dia marah-marah dan terus berteriak-teriak. Sayangnya, Leo malah mengunci pintunya. Erika terlihat begitu pusing dibuatnya.
"Sudahlah, Nak. Kamu kembali saja ke kamar Leo, ini sudah malam."
"Tapi dia keterlaluan, Yah. Bisa-bisanya mengabaikan aku," ujar Erika.
"Sabar, Nak. Kamu lagi hamil, nanti--"
"Aduh!"
Erika mengaduh sambil memegangi perutnya, juragan Bagus tentunya merasa khawatir. Dia akhirnya langsung mengantarkan menantunya itu ke dalam kamar Leo, dia juga meminta pelayan untuk menemani wanita itu.
"Kenapa bisa begini ya, Bu?" tanya Pak Heri.
"Entah, Pak. Ibu juga bingung, kenapa bisa den Leo kaya tergila-gila banget sama anak kita?"
"Bapak juga gak paham, udahlah. Mending kita tidur aja, kepala Bapak sakit."
"Iya," jawab Bi Ratmi.
Malam ini tentunya Leo meminta jatahnya kembali, Nirmala yang merasa sudah resmi menikah dengan pria itu tentunya menikmatinya. Mereka melakukannya sampai hampir pagi.
"Kamu tuh nggak akan bisa lepas dari aku," ujar Nirmala.
Nirmala melihat Leo yang kini sedang tidur dengan begitu pulas di sampingnya, Nirmala tersenyum puas lalu masuk ke dalam kamar mandi. Dia mengguyur tubuhnya yang lengket dengan keringat.
Setelah selesai, Nirmala tidak tidur bersama dengan suaminya. Namun, dia malah pergi dengan sangat hati-hati agar tidak diketahui oleh orang yang ada di kediaman Raharjo.
Tentunya dia menjalankan misinya, dia datang kembali ke tempat di mana dia meminta ritual pelet.
"Kamu datang lagi?" tanya Ki Ageng.
Siang ini Nirmala sudah sampai di kediaman Ki Ageng, dia kini sudah berhadapan dengan pria paruh baya itu dengan membawa uang yang diberikan oleh Leo.
"Iya, Ki. Saya mau mengikat den Leo seumur hidup saya, jangan sampai dia dekat dengan istri pertamanya," jawab Nirmala.
"Gampang, kamu harus mandi kembang dulu. Setelah itu kita akan melakukan ritual penyatuan nyi pelet ke dalam tubuh kamu, agar Leo tetap jadi milik kamu."
"Aku bersedia," jawab Nirmala.
"Uangnya?" tanya Ki Ageng.
"Gampang," jawab Nirmala yang langsung menyimpan uang sebanyak lima puluh juta di hadapan Ki Ageng.
Ki Ageng tentunya langsung tertawa melihat tumpukan uang di hadapannya, dia mengambil uang itu dan menciumnya. Terasa wangi sekali, setelah itu dia menyimpan uang tersebut.
"Mari kita mulai ritualnya," ujar Ki Ageng.
Nirmala menurut, wanita itu diajak ke rumah bagian belakang. Di sana ada kotak kecil yang terbuat dari kayu, membentuk tempat perendaman tubuh untuk satu orang saja.
"Buka baju kamu, lalu masuk ke dalam sana. Aku akan membaca mantra," perintah Ki Ageng.
Nirmala langsung menurut, dia melepaskan setiap kain yang melekat di tubuhnya. Lalu, dia masuk ke dalam air yang sudah ditaburi oleh kembang 7 rupa itu.
Ki Ageng mulai membaca mantra, tak lama kemudian dia menyalakan dupa dan ditaburi dengan kemenyan. Bau khas dari kemenyan itu langsung menguar, Nirmala tak suka. Namun, dia tetap menahan bau Itu demi keinginannya.
"Duduk!"
Ki Ageng sudah selesai membaca mantra, dia meminta Nirmala untuk bangun dan duduk di dekatnya. Nirmala menurut, tentunya dia memakai kain yang diberikan oleh Ki Ageng.
"Minum," ujar Ki Ageng.
Ki Ageng memberikan batok kelapa berisikan air berwarna merah, baunya begitu amis sekali. Nirmala sampai merasa mual dibuatnya.
"Apa ini?" tanya Nirmala.
pasti ketahuan juga nirmala