Ganhia Wijaya, seorang gadis cantik yang penurut dan pekerja keras, hidup dengan tenang di bawah naungan keluarganya yang sederhana. Namun, kedamaian itu hancur ketika ayahnya terjerat utang besar kepada Tuan Danendra Mahendra, seorang pengusaha muda yang kaya raya namun terkenal dengan sifatnya yang dingin dan sombong. Demi menyelamatkan bisnis keluarganya yang hampir bangkrut, ayah Ganhia memaksa putrinya untuk menikah dengan Danendra, meski hatinya menolak.
Akankah mereka menemukan kebahagiaan di tengah pernikahan yang dilandasi oleh sebuah kontrak yang penuh tekanan?
yuk mampir yuk di karya pertama aku🙏😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merlin.K, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan Maaf Claudia
Di Kamar Ganhia baru saja selesai mandi dan sementara mengeringkan rambutnya ketika pintu kamar diketuk dari luar, berlahan Ganhia melangka pelan ke arah pintu membukanya dan mendapati Claudia berdiri dengan wajah Canggung.
"boleh aku masuk kak" Claudia bertaya sedikit menunduk merasa sangat malu dengan perlakuannya yang buruk kepada Ganhia selama ini.
Ganhia begitu kaget dengan panggilan Claudia "apa tadi ganis ini memanggilku kak dan kenapa dia begitu canggung berbicara kepadaku biasanya ganis ini begitu semangat menghinaku dan menatapku tajam" gumam Ganhia dalam hati masih diam belum menjawab pertanyaan Claudia.
"maaf kak kalau tidak bisa aku bicara disini saja kak" lanjut Claudia saat melihat Ganhia diam saja.
"eh tidak bukan begitu silakan masuk" Ganhia mempersilakan Claudia masuk dan Claudia mulai melangka kedalam ke arah sofa yang perna Ganhia gunakan sebagai tempat tidur saat baru pertama datang ke kediaman ini.
"duduk sink kak aku mau mengatakan sesuatu"
Ganhia hanya mengagukkan kepalanya sambil melangka ke arah sofa dan duduk di samping Claudia.
Claudia menarik pelan tangan Ganhia dan menggenggamnya " Kak a....aku minta maaf".
Kata Claudia sambil menunduk
Ganhia mengernyitkan dahinya "maaf?, untuk apa?"
"untuk semua perlakuan burukku kepada kak Nhia selama ini," Claudia menatap ke arah Ganhia sambil mengeratkan genggamannya "boleh aku panggil Kakak seperti yang Gisel panggil kak Nhia" Ganhia hanya menganggukkan kepalanya, belum menjawab perkataan Claudia masi terkejut dengan semua perkataan situasi saat ini.
"aku tau selama ini aku bersikap kasar kepada kak Nhia, nyebelin dan nyakitin perasaan kak Nhia tapi..." Claudia menarik nafas suaranya sedikit bergetar.
" itu semua aku lakukan karena aku pikir kak Nhia seperti wanita yang perna kak Nendra sangat cintai tapi wanita itu hanya memanfaatkan kak Nendra untuk menaikkan popularitasnya tapi lama-kelamaan aku sadar kak Nhia berbeda kak Nhia tulus, benar kata Gisel semua orang akan jatuh cinta dengan kak Nhia terutama kak Nendra, karena kak Nhia begitu tulus meski kami sering menghina kak Nhia tapi kak Nhia tidak perna membalas kami bisa saja kak Nhia mengadu ke kak Nendra tapi kakak tidak melakukanya maaf kak" kata Claudia panjang lebar dan mulai terisak.
Ganhia hanya tersenyum dengan perkataan Claudia dan wajahnya mulai memerah dengan pujian Claudia kemudian Ganhia sedit bergeser lebih dekat ke arah Claudia dan menup pundak Claudia "bukan begitu adik ipar kakakmu bersikap seperti itu karena ingin memamerkan kepada kekasihnya dan membuatnya cemburu agar cepat kemali dan sekarang kamu lihat adik ipar kekasinya kembali dia berhasil tapi sepertinya kamu tulus meminta maaf jadi mari kita berteman selama aku masih ada di sini, haa semangat Nhia buatlah moment yang indah bersama mereka sebelum kamu di buang" gumam Ganhia dalam hati.
"kamu ini... Kakak ngak perna ambil hati kok, jadi sekarang kita suda berteman dan kakak sudah memaafkanmu" kata Ganhia tersenyum manis ke arah Claudia.
Claudia langsun memeluk Ganhia begitu erat dan suara tangisnya mulai terdengar sementara Gisel yang mengintip di selah pintu yang sedikit terbuka langsun tersenyum lega.
"uhuhu terimah kasih kak Nhia, aku janji akan menjadi adik ipar yang baik untuk kak Nhia" bisik Claudia.
Sementara itu Gisel mulai melangkah masuk ke dalam kamar dan melangka pelan ke arah kedua orang yang sedang berpelukan itu " apa aku bisa ikut " kata Gisel saat sudah berdiri di samping sofa.
Ganhia tersenyum dan merentangkan tanganya mengajak Gisel untuk bergabung ke pelukan mereka.
Beberapa menit kemudian mereka menyudahi pelukannya dan saling memandang satu sama lain dan tertawa, "hhh kak Dia lihatlah matamu yang bengkak kak Dia jadi jelek, kan aku sudah katakan ke kak Dia kak Nhia itu baik tapi kak Dia sih ketas kepala" kata Gisel dengan nada mengejek.
"iss kan aku pikir kak Nhia seperti wanita lain yang hanya mengincar harta kak Nendra jadi aku hanya melindungi kak Nendra dari wanita seperti itu jadi maaf kak aku salah selama ini betpikir buruk terhadap kak Nhia" kata Claudia sambil menundukkan kepalanya.
"ah sudalah yang berlalu biarlah berlalu lebih baik kita turun kebawa sambil menunggu kakakmu pulang" kata Ganhia.
"cieee yang akan menunggu kepulangan suaminya niee..." goda Gisel sementara Claudia masih Canggung.
"ayo" Ganhia mengulurkan kedua tangannya dan langsun di gapai oleh Gisel sementara Claudia masih merasa sungkan dan malu Ganhia yang paham langsun menarik pelan tangan Claudia dan melangkakan kakinya keluar sambil menarik pelan kedua adik iparnya.
sampai di bawah Gisel memanggil pelayan untuk membuatkan Jus dan cemilan untuk mereka bertiga dan mereka melanjutkan cerita mereka sekali-kali mereka tertawa begitu senang.
Sesangkan pak Haris yang ada di sudut tembok memperhatikan tingkah mereka dengan senyum dan mulai mengangkat ponselnya dan memotret mereka dan mengirimnya ke sekertaris Dirga.
"anda benar-benar luar biasa Nona setelah menaklukkan Tuan Muda yang dingin kini anda telang menaklukkan Nona Claudia ha.... Benar yang sekertaris Dirga katakan tidak ada yang tidak jatuh cinta kepada anda jika anda terus bersikap polos seperti ini bahkan anda mudah selaki memaafkan seseorang" gumam pak haris dalam hati sambil melangka ke arah dapur untuk mengecek pelayan yang sedang menyiapkan makan malam.
Beberapa jam kemudian terdengarlah suara mesin mobil yang berhenti semua pelayan sudah berjejer menyambut kedatangan pemilik mobil itu, saat mesin mobil sudah tidak terdengar muncullah sekertaris Dirga turun dari mobil mengitari ke sisi kiri dan membukakan pintu mobil untuk Danendra.
suara langka kaki mulai terdengar mengalihkan perhatian ketiga wanita itu yang asyik mengobrol sekali- kali mereka tertawa, Ganhia langsung berdiri dari duduknya dan melangka mendekat ke arah Danendra sambil menundukkan kepalanya "astaga Nhia kenapa kamu tidak menyambutnya, dan kenapa lagi dengan wajahnya yang begitu dingin apa ini terakhi kalinya aku disini apa dia sudah mendengar bahwa kekasinya telah kembali kenapa hatiku begitu sakit baru juga ada yang mulai baik selain Gisel ahh sudahlah Nhia kamu harus tau diri" gumam Nhia dalam hati berusaha menyemangati dirinya sendiri saat melihat wajah Danendra yang kembali dingin seperti semula.
Danendra terus melangkakan kakinya kedalam rumah dengan wajah yang dingin dan kaku. Gise dan Claudia yang melihat itu merasa heran dengan sikap Danendra sore ini, apa karena Alea kembali pikir Gisel dan Claudia.
Danendra mulai mendekat kearah Ganhia, dan Ganhia mulai mengangkat pelan kepalanya saat menyadari Danendra sudah berdiri di hadapannya, Ganhia akan menyapa Danendra tapi mengurungkan niatnya saat melihat wajah Danendra yang tidak seperi beberapa hari terakhir ini, tidak ada senyum tidak ada tatapan hangat hanya tatapan dingin dan Danendra mulai melangkakan kakinya lagi tanpa berkata dan melewati Ganhia begitu saja.
Ganhia mengerutkan keningnya tapi tetap tenang , sementara Gisel dan Claudia saat melihat kakaknya sudah hampir sampai di depan pintu kamarnya langsun mendekati Ganhia.
Sementara sekertaris Dirga yang melihat kelakuan Danendra bersikap cuek terhadap Ganhia hanya menggelengkan kepalanya dan mulai melangka ke luar " tadi saja uring-uringan di kantor ingin pulang cepat takut nona Ganhia melihat berita tentang kepulangan nona Alea dan melihat berita yang membahas tentang hubungannya dan Nona Alea Eh sampai di rumah melihat pawangnya yang baik-baik saja bahkan tertawa dan bahkan tidak menyadari kepulangan Tuan Danendra sunggu anda luar biasa nona bisa membuat seorang Tuan Muda Mahedra uring-uringan". Gumam Dirga dalam hati.
ternyata hanya untuk di panggil
sayang....
lanjut thor ceritanya
sedikit demi sedikit
telah tumbuh
lama" buanyak
dan bucin...
lanjut thor ceritanya