"Mas, aku hamil." ujar Bella menemui laki-laki berperawakan tampan itu di kantornya. Laki-laki yang malam itu menghabiskan waktu bersama Bella.
"Hamil? yakin itu anak saya?" tanyanya dengan sinis sambil menatap Bella dengan tajam.
"Iya Mas, ini anak kamu." jawab Bella apa adanya.
"Bagaimana bisa saya percaya itu ajak saya, sedangkan di malam itu kamu saja tidak berdarah sama sekali!!" ujarnya tanpa perasaan.
DEG...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 27
SALAH KAMAR MEMBAWA BAYI
27
(Flasback on)
Sebulan sudah berlalu semenjak Delano datang ke rumah Bella, bahkan seminggu yang lalu dirinya dan juga Raja juga kembali ke rumah itu berharap wanita yang hamil anaknya sudah pulang. Namun apa yang dapat Delano bukanlah suatu yang dia inginkannya, rumah itu tetap kosong bahkan terlihat beberapa rumput di rumah itu sudah mulai memanjang.
Pupus sudah harapannya bertemu dengan wanita yang hamil anaknya. Kecewa, itulah yang di rasakan Delano.
Hingga satu tahun lamanya Delano bolak-balik ke rumah Bella namun, tidak ada hasil sama sekali, bahkan wanita itu seperti di telan bumi keberadaannya. Satu tahun itulah akhirnya Delano tidak lagi mencari keberadaan Bella karena menurutnya itu sudah cukup untuk membuktikan jika wanita itu memang benar menggugurkan kandungannya.
(Flashback off)
("Ja, besok pagi datang ke rumah saya karena besok kita akan ke rumah wanita itu.") ucap Delano setelah Raja mengangkat teleponnya.
("Wanita mana, Pak?") tanya Raja di sebrang sana karena tidak paham dengan ucapan atasannya.
("Wanita yang sepuluh tahun lalu, kamu masih ingat 'kan Ja?") tanya Delano.
("Buat apa Pak? bukankah waktu itu Bapak bilang tidak akan mencari wanita itu lagi? Lantas kenapa sekarang ingin menemuinya di rumah wanita itu?") tanya Raja heran.
("Kamu ikuti saja apa kata saya, Ja. Jangan banyak tanya.") kesal Delano.
("Baiklah Pak, besok saya akan datang menjemput Bapak,") Delano mematikan sambungan teleponnya.
Pekerjaan yang banyak membuat Delano lupa karena dirinya sudah tidak sabar dengan hari esok. Jujur saja bertemu dengan wanita sepuluh tahun lalu membuat Delano menjadi bahagia. Dirinya benar-benar berharap wanita itu tidak menggugurkan kandungannya, dan dia pasti akan sangat bahagia jika anak itu benar ada dan tumbuh dengan sehat.
"Kalau anakku lahir, dia laki-laki atau perempuan ya? emm, pasti dia tampan atau cantik." tanya Delano sendiri sambil menerawang menatap langit-langit kamarnya. Tercetak senyum manis di wajahnya yang rupawan.
Meskipun sembilan tahun lalu dirinya memutuskan mengambil kesimpulan jika wanita itu menggugurkan kandungannya, tapi tidak ada salahnya bukan jika dirinya berharap Bella tetap mempertahankan anak mereka.
"Mudah-mudahan anak itu emang ada. Rasanya tidak sabar untuk bertemu dengan anak yang lahir dari rahim wanita itu." ujar Delano saat matanya sudah mulai mengantuk.
****
Paginya Delano sudah siap dengan pakaian formalnya, bahkan tidak lupa dia menyemprotkan lumayan banyak parfum pada baju yang di pakainya.
"Kamu terlihat bahagia sekali Lano, ada apa? apa terjadi sesuatu yang baik?" tanya Keina kepada anaknya tunggalnya.
"Iya Bu, do'akan saja semoga ini menjadi kabar baik nantinya." jawab Delano mengembangkan senyumnya.
"Emm, tapi kapan kamu akan menikah Lano? Kamu sudah cukup matang untuk berumah tangga. Apa lagi yang kamu cari Lano? ibu sudah semakin tua dan ibu berharap kamu segera menikah dan memberikan ibu cucu yang lucu-lucu." wanita itu menatap anaknya sendu. Ibu mana yang tidak cemas anaknya yang sudah pantas menikah bahkan secara finansial Delano sudah sangat mapan bahkan lebih dari kata itu.
"Ibu sabar dulu ya, nanti pasti aku akan menikah." jawab Delano.
"Itu saja dari dulu jawaban kamu Lano, ibu ini sudah tua. Ntah sampai kapan umur ibu, tapi kamu juga belum mau menikah. Kalau kamu kesulitan untuk mencari istri, ibu bisa mencarikan istri yang baik buat kamu Lano," ucap Keina kepada putranya.
"Tidak usah Bu, Ibu tenang saja tidak lama lagi aku pasti akan menikah. Ibu do'akan saja semoga semuanya berjalan lancar." ujar Delano meyakinkan Keina.
"Kadang ibu capek Lano, ibu capek memikirkan kamu yang belum juga menikah. Belum lagi teman-teman ibu sudah memiliki cucu. Ibu juga ini gin Lano, bahkan hanya kamu harapan ibu satu-satunya. Andai saja ibu punya anak selain kamu tidak akan ibu paksa kamu menikah Lano," ujar Keina sedih.
TBC