Goodbye Daddy, See You Again

Hujan mulai redah saat jam sudah hampir pukul 6 magrib. Mey dan Reno bergegas pulang dan sepanjang jalan Mey terus memanjatkan doanya agar mereka bisa tiba dengan selamat.

Ketika tiba di sebuah pertigaan Reno memgambil jalur kanan agar lebih cepat karena itu adalah jalur pintas walaupun hutannya agak lebat. Setelah kira-kira 1km jauhnya dari pertigaan tiba- tiba ada sebuah mobil yang melintas di tengah jalan. Mey semakin ketakutan karena hari sudah semakin gelap hanya lampu mobil yang menerangi tempat itu, Reno berhenti sekitar 20 meter jaraknya dari mobil tersebut, Tiba-tiba turunlah 4 orang berpakaian hitam mendekat ke arah mereka dan mengetok kaca mobil mereka. Mey semakin ketakutan dan mulai menangis.

"Ren, apapun yang terjadi kamu jangan turun, aku akan menelpon ayah untuk mengirim bantuan kepada kita" kata Mey dengan suara bergetar

"Nona tetap saja di dalam dan jangan keluar sampai bantuan kita datang, karena aku sudah mengirim pesan untuk orang-orang kita" ucap Reno dan turun dari mobil dan meninggalkan hpnya agar Mey bisa menggunakannya untuk menghubungi tuan besar, kemudian kembali menutup pintu mobil.

Reno memberi isyarat agar Mey segera mengunci pintunya.

"Tuan, sebaiknya kembali lewat jalur sebelah karena di depan sana ada pohon yang tumbang" ucap salah seorang pria berwajah seram itu

"Ini bukan aka-akalan kamu kan?" ucap Reno dingin

"Tidak, kami mengatakan yang sebenarnya" jawab pria tadi tenang

Reno sedikit ragu tapi akhirnya kembali ke mobil dan berputar arah sesuai arahan para pria misterius tadi.

"Ren, kenapa kita balik?" tanya Mey heran karena para pria misterius itu tidak apa-apakan mereka

"Katanya di depan sana ada pohon yang tumbang jadi kita disuruh ambil jalur sebelah" jawab Reno tenang agar Mey tidak khawatir

"Siapa mereka? apakah mereka orang suruhan ayah?" tanya Mey penasaran

"Bukan. Aku kenal semua orang suruhan tuan besar karena aku yang mempekerjakan mereka dan aku yang membayar mereka" ucap Reno dan kali ini Mey mulai merasa ada yang kurang beres.

"Ren jangan sampai ini jebakan?" tanya Mey yang mulai gelisah

"Aku juga tidak tahu nona, tapi jika mereka punya rencana jahat pasti sudah mereka lakukan sejak tadi" ucap Reno membuat Mey sedikit tenang

Di tempat lain

"Bagaimana keadaan mereka? apakah aman?" tanya si penelpon

"Semuanya aman dan kami sudah menyuruh mereka kembali lewat jalur lain" ucap pria misterius tadi

"Baiklah, aku akan mentransfer upah kalian karena sudah bekerja maksimal" ucap si penelpon lalu memutuskan sambungan telepon.

*****

"Opa, tenapa mommy beyum puyang?" tanya Maggie yang malam ini tidak mau tidur karena mommynya belum pulang

"Mommy lagi lembur sayang, Sebentar lagi pulang. Ade bobo duluan ya sama ka Novi" ucap opa sambil mengelus kepala cucu kesayangannya

Sebenarnya opa juga lagi menahan kegelisahannya karena ponsel Reno yang sudah tidak aktif lagi barusan.

"Ade ta mau bobo, ade mauna tunggu mommy puyang. Mommy ga ninggayin ade kaya daddy tan opa?" tanya Maggie dengan wajahnya yang kelihatan sayu. Ia berpikir jangan sampai mommynya akan meninggalkannya juga seperti daddynya

"Tidak sayang. Mommy kamu tidak akan meninggalkan kamu karena mommy sangat sayang sama kamu" ucap Novi yang saat ini sedang memangku gadis kecil ini

Ketiganya larut dalam pikiran mereka masing-masing dan masih betah duduk di ruang keluarga menunggu Mey dan Reno.

(Nak, belum juga kamu memimpin perusahaan tapi rupanya alam sudah mulai iri dengan kamu. Ayah harap kamu tetap menjadi wanita yang kuat) batin Ayah

(Ka Mey, dimanapun kamu saat ini aku berdoa semoga kamu baik-baik saja. Aku tak sanggup melihat gadis kecil ini terus hidup dalam beban yang begitu berat karena kedua orang tuanya. Cepat pulang ka) batin Novi yang ikut gelisah.

Malam semakin larut dan Maggie yang kelelahanpun tertidur dalam dekapan Novi.

"Nak, kamu bawa Maggie ke kamar dan malam ini tidurlah dengannya di kamar mereka" ucap ayah Devid

"Baik ayah, kalau begitu Novi bawa ade ke kamar dulu" ucap Novi membawa Maggie pergi meninggalkan sang ayah sendiri

setelah melihat cucu dan putri angkatnya benar-benar pergi, Devidpun melangkah menuju ke ruang kerjanya untuk menghubungi orang suruhannya.

"Bagaimana, kamu sudah menemukan posisi putriku?" tanya tuan Devid kepada orang suruhannya

"Maaf tuan kami kehilangan jejak mereka. Kami akan berusaha menemukan mereka malam ini" ucap pria dibalik telepon dengan ketakutan

"Aku tunggu informasi selanjutnya. Jika kamu tidak menemukan mereka maka nyawa kalian taruhannya" ucap tuan Devid tegas dan langsung memutuskan telepon secara sepihak

"Nak, mana kamu sekarang? ayah tidak mau kehilangan kamu yang kedua kalinya"ucap ayah dengan frustrasi

(Aku tidak akan melepaskan siapapun yang berani macam-macam denganku. Jangan pernah menyentuh berlianku walau cuma sehelai rambutnya saja akan aku ganti dengan nyawa kalian) batin ayah geram

*****

"Kenapa lama sekali? tadi orang-orang kita sudah mengirim pesan kalau mereka mengambil jalur kanan dan seharusnya mereka sudah sampai di sini" ucap seorang pria misterius yang menjadi ketua kelompok mereka

"Bos, apakah kita harus mengecek lagi mereka ke sana? jangan sampai mobil mereka mogok atau kenapa-kenapa, karena jalannya agak licin" ucap salah seorang bawahan

"Tidak perlu. Kita tunggu beberapa saat lagi kalau mereka belum juga datang baru kita kembali ke sana untuk memastikan. Dan jangan sampai mereka lolos karena tuan akan marah besar jika kita tidak membawa gadis itu pulang hidup-hidup" jawab si bos

"Baik bos" jawab semua bawahan serentak

*****

"Papa, apa yang harus kita lakukan? aku tidak bisa tenang begini terus" ucap Alfa pada papanya karena sudah 3 hari ia berada di London tapi tidak mendapat hasil apa-apa.

"Boy, papa sudah berusaha semaksimal mungkin tapi bahkan sampai saat ini orang suruhan papa belum memberi informasi selanjutnya" ucap papa yang memang sudah berusaha tapi belum membuahkan hasil

"Papa, apa ada orang yang melindungi mereka? aku takut jika mereka berada di tangan orang yang tidak tepat" ucap Alfa gelisah

"Papa juga berpikir begitu. Tapi jika orang itu hanya mau memanfaatkan mereka demi menjatuhkan kita, papa rasa mustahil karena tidak ada seorangpun yang tahu kalau Mey adalah isterimu. Sejak menikah kamu tidak pernah memperkenalkannya di depan publik bahkan kamu berduapun belum pernah jalan sama-sama jadi bagaimana orang mau mencari kelemahan kita melalui mereka?" ucap papa yang bingung sendiri dengan situasi ini

Alfa yang mendengar ungkapan sang ayah rasa menyesal karena memang sejak menikah ia tidak memperlakukan Mey selayaknya isteri jadi bagaimana orang bisa mengenalnya.

Dua orang pria beda usia itupun larut dalam pikiran mereka masing-masing.

*****

-Bersambung-