Kisah seorang gadis bernama Selina yang terpaksa harus menikah dengan seorang pria tampan nan kaya yang bernama Lazuardi, menikah bukan karena cinta melainkan karena terjadinya sebuah accident yang tak terduga menimpa keduanya.
Akankah mereka bahagia...akankah mereka dapat membina rumah tangga seperti yang di harapkan setiap orang...????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 34
❤️ Happy Reading ❤️
Selin masih bingung menatap ponselnya yang berisi beberapa chat dari sang suami.
Dalam benaknya bertanya-tanya kenapa suaminya itu tiba-tiba ada di sana, terus bagaiman dengan putra mereka...Langit.
Apakah bocah itu tak akan bertambah sedih bila papinya juga tak ada di rumah.
Bagaimana nanti reportnya kedua mertuanya yang harus memenangkan bocah tampan itu.
''Ish.'' desis Selin...Ada-ada saja suaminya ini, pikirnya.
''Ada apa Sel?'' tanya Nanda yang sedari tadi melihat gelagat Selin. ''Ada masalah?'' tanyanya kemudian.
''Enggak...gak ada apa-apa kok Nan.'' jawab Selin.
''Sudah malem...tidur yuk, biar besok kita bisa bangun pagi dan bisa ikut semua kegiatan.'' akta Nanda.
''He'em.'' jawab Selin.
Dirinya harus kembali mengirim pesan pada anak suami bahwa tak bisa kesana sekarang, karena harus menunggu temannya tidur terlebih dahulu.
Selin tak mau membuat Nanda curiga yang berujung dengan hadirnya berbagai pertanyaan yang akan membombardir dirinya.
Setelah menunggu beberapa saat dan memastikan Nanda benar-benar tidur, barulah Selin berjalan mengendap-endap untuk keluar dari kamar.
Klek
''Nyonya muda...'' sapa Boby saat Selin mengunci pintu kamar.
''Oh astaga...kamu mengagetkanku saja.'' kata Selin yang melihat Boby sudah berdiri di sana. ''Sejak kapan kamu disini?'' tanya Selin.
''Sejak beberapa waktu yang lalu nyonya.'' jawabnya. ''Presdir meminta saya untuk menjemput nyonya kemari dan membawa ke kemar yang Presdir tempati.'' sambungnya memberi tahu. ''Mari nyonya...Presdir sudah menunggu.'' katanya lagi.
Selin pun berjalan mengikuti langkah Boby sampai mereka berdua berhenti di sebuah kamar yang sangat terpisah dari kamar yang lainnya.
''Silahkan nyonya...Presdir sudah menunggu di dalam.'' kata Boby.
Tok
Tok
Tok
Cklek
''Kamu bisa kembali ke kamarmu Bob.'' kata Ardi.
''Baik Presdir...permisi.'' pamitnya.
''Kamu...masuk.'' katanya pada Selin.
''Kenapa tiba-tiba kamu ada di sini?'' tanya Selin saat mereka berdua baru masuk. ''Kalau ku ada di sini...terus Langit bagaimana?'' tanya Selin lagi.
''Ada mama papa yang jaga dia.'' jawab Ardi dengan santainya.
''Hufh...terus kalau ada yang tau aku di sini sama kamu gimana?'' tanya Selin lagi yang masih belum siap ketahuan oleh para rekannya.
''Gak akan...aku bisa jamin.'' jawab Ardi.
Tentu saja dengan dia mengandalkan Boby.
''Apa kamu akan terus berdiri di situ sampai pagi?'' tanya Ardi yang saat ini sudah duduk dengan santai di atas ranjang. ''Sini.'' panggil Ardi dengan menepuk tempat kosong di sebelahnya.
''Kamu tadi sampai jam berapa?'' tanya Selin yang kini juga telah ikut duduk di samping Ardi.
''Ehm...jam berapa ya?'' kata Ardi. ''Yang kelas saat aku hubungi kamu untuk yang pertama tadi, itu aku baru sampai.'' sambungnya.
''Kenapa tiba-tiba kesini?'' tanya Selin yang mengulang pertanyaannya yang tadi, sebab belum di jawab oleh Ardi. ''Mau ikut kegiatan?'' tanyanya lagi.
''Enggak...'' jawab Ardi.
''Terus...?'' cecar Selin.
''Aku gak bisa tidur...gak ada kamu.'' jawabnya. ''Puas.'' imbuhnya lagi. ''Ayo sekarang kita tidur...aku ngantuk banget.'' kata Ardi lagi.
Mereka berdua pun langsung berbaring dan bersiap untuk untuk tidur.
Tak lupa Ardi pun langsung memeluk tubuh Selin seperti yang selalu dia lakukan setiap malam di rumah...di kamar mereka.
''Bisa gak aku minta jatah aku malam ini?'' bisik Ardi yang membuat Selin langsung membuka matanya kembali.
''Enggak.'' tegas Selin. ''Jangan aneh-aneh deh...aku gak mau kalau sampai besok bangun kesiangan dan berakhir kepergok yang lainnya gara-gara itu.'' sambungnya lagi. ''Buruan tidur...atau kalau gak aku mau balik lagi ke kamarku aja.'' ancamnya.
''Iya...iya ini tidur.'' sahut Ardi dengan sedikit kesal.
Alhasil malam ini mereka pun hanya tidur tidur dengan Ardi yang memeluk tubuh Selin tanpa melakukan hal lebih lagi dari itu.
❤️❤️❤️❤️❤️
''Eugh...jam berapa ini...'' gumam Selin sambil mengumpulkan semua nyawanya dan pergerakan serta gumamannya itu berhasil membangunkan Ardi yang masih sengaja setia memeluk tubuhnya.
Ardi pun langsung mengambil ponsel yang ada di nakas sebelahnya untuk melihat pukul berapa saati ini.
''Masih pukul setengah empat pagi.'' kata Ardi dengan suara seraknya sambil menunjukan layar ponselnya. ''Sudah tidur lagi...atau kamu mau olah raga pagi...'' katanya lagi.
Sebelum Selin membuka mulut untuk menolah, Ardi lebih dahulu membungkamnya dengan mulutnya sendiri.
Akhirnya pergulatan panas itu tak terelakkan...tidak dapat malam...ya minta jatah pagilah...pikir Ardi.
Begitu selesai...Selin lebih memilih untuk membersihkan tubuhnya dahulu, untung di kamar yang Ardi tempati ada hairdryer...jadi Selin bisa mengeringkan rambutnya sehingga tak membuat teman-temannya curiga.
Seperti sudah di rencana dengan matang...Ardi juga membawa satu set pakaian untuk Selin di kopernya.
''Aku pulang pagi ini.'' kata Ardi. ''Aku tak ingin karyawan lain melihat aku dan Boby.'' sambungnya.
''Hem...kalau gitu aku kembali ke kamar ku ya...sebelum pada bangun semua.'' kata Selin. ''Dan kamu...hati-hati.'' kata Selin.
''He'em...kamu juga hati-hati, jaga diri di sini.'' kata Ardi.
Sebelum Selin benar-benar melangkah...Ardi memeluknya terlebih dahulu juga tak lupa memberikan beberapa kecupan di puncak kepala serta bibir Selin yang kini telah begitu membuatnya candu.
❤️❤️❤️❤️❤️
Cklek
''Dari mana Sel?'' tanya Nanda saat mendapati temannya itu masuk kedalam kamar mereka. ''Aku bangun kok kamu sudah gak ada...mana pintu di kunci lagi.'' imbuhnya lagi.
''Aku dari jalan-jalan pagi di sekitaran sini.'' jawab Selin. ''Maaf ya...habisnya aku takut ada yang masuk kalau gak aku kunci, soalnya kamu masih tidur tadi sewaktu kau keluar.'' ucap Selin.
''Habis udaranya bikin tidur aku nyenyak banget.'' sahut Nanda.
''Sudah sana mandi dulu...terus kita keluar menikmati udara pagi sambil menunggu waktu sarapan.'' tutur Selin.
''Wah bener banget kata kamu.'' sahut Nanda. Aku jadi gak sabar ingin melihat pemandangan sekitar sini di pagi hari dengan udara yang masih benar-benar segar '' sambungnya lagi. ''Mandi dulu ya zayeng...'' ujarnya dan di angguki oleh Selin.
''Untung gak ketahuan.'' gumam Selin sambil menghela nafasnya setelah Nanda menghilang di balik pintu kamar mandi.
Tak berapa lama, Selin mendapatkan notifikasi chat di ponselnya, yang ternyata berisi pesan dari nomor Ardi.
Pria yang menjadi suaminya itu mengatakan bahwa dirinya akan pulang saat ini, dan tak lupa Selin pun membalas pesan tersebut serta menitipkan salam untuk Langit.