Bagaimana jika dendam yang kita simpan sangat lama jatuh pada orang yang salah
dan bagaimana jika upaya pembalasan dendam yang sudah di susun dengan seapik mungkin malah berbalim menyerang kita dengan bertubi-tubi, mengikis tubuh kita, dari kulit sampai ketulang dan begitu teramat menyiksa sampai mendarah daging
"Kamu jatuh hati pada orang salah"
Kata itu lebih menyakitkan dari sasaran dendam yang salah alamat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nerissa ningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengajak ke Janah
sesuai dengan kesepakatan Lionel segera mengajak Danica untuk berbelanja keperluan Danica untuk mempelajari agamanya, mulai dari perlengkapan shalat dan berbagai buku pendukung untuk mendalami agama
tak lupa Lionel juga membelikan Al-Quran dan Iqra tentunya agar Lionel bisa mengajari Danica mengaji sejak awal "beruntung aku masih masuk kategori bisa mengaji walaupun tidak sebaik kak Al" gumam Lionel memuji dirinya sendiri akan kemampuannya mengaji setidaknya tidak akan membuatnya mal biarpun tidak terlalu fasih
"sepertinya sudah semua Danica, nanti kalau masih ada yang kurang kita bisa beli lagi " ujar Lionel ketika merasa sudah mengambil semua barang yang di perlukan
Danica melihat troli belanjaannya yang sudah penuh " ini beli segini banyak tuan " Danica cukup terkejut melihat banyaknya isi belanjaan di troli yang mereka bawa
"iya harus lengkap kita belinya "Lionel membawa semua barang yang ia ambil untuk di bawa ke kasir
"pakai kartu ini ya mba" Lionel memberikan kartu miliknya yang tentu membuat Danica protes
"loh kok pakai kartu tuan, harusnya pakai punya saya dong " Danica menyerahkan kartunya pada petugas kasir namun itu di tolak Lionel
"uang kamu mending di simpen saja, sekali-kali saya pengen beliin kamu, toh ini gak seberapa pula " ujar Lionel dengan santai
"ya sudah kalau begitu " dengan berat hati Danica kembali menyimpan kembali kartu miliknya karena Lionel kekeh untuk membayarkan belanjaannya
usai membayar belanjaannya, Lionel meminta pegawai mall untuk membantunya membawa ke mobilnya yang terletak di parkiran "terima kasih pak" ucap Lionel ketika semua belanjaannya ada di dalam bagasi
" yang ini kamu pegang Danica jangan di taro di bagasi " Lionel menyerahkan Al-Quran yang di beli Lionel tadi
Danica menerima saja Al-Quran yang di berikan Lionel "emang kenapa tidak boleh di taro di bagasi " tanya Danica
"itu adalah kitab suci agamaku, gak di bolehin di taro sembarangan atau di tumpuk begitu " jelas Lionel akan keagungan kitab suci yang tidak bisa di letakan di sembarang tempat
"oh begitu" mendengar penjelasan Lionel, Danica memeluk erat kita suci itu di tangannya
Danica melirik ke arah belakang "sebanyak itu di bawanya gimana tuan, gak mungkin juga saya simpan di meja kerja saya, karena itu gak akan muat " Danica rasa itu terlalu banyak dan rasa-rasanya meja kerjanya tidak akan muat untuk meletakan itu semua
"jangan khawatir, itu akan di letakan di ruangan saya, kebetulan di ruang kerja saya ada kamar yang biasa di pakai untuk istirahat, jadi bisa di simpan di sana " ucap Lionel
"baiklah" balas Danica dengan senyum tipisnya
***
"gimana Danica jadi kita belajarnya " tanya Lionel ketika hari sudah gelap dan para karyawan kantor sudah pulang ke rumah mereka masing-masing sebab hari pertama puasa sudah di mulai dan kantor pulang lebih cepat
"jadi tuan" Danica dengan semangat mengikuti langkah Lionel menuju ruangan Lionel di lantai teratas
"lain kali langsung saja naik ke atas saat semua orang sudah pulang, jangan terus minta di jemput " ucap Lionel
"baik tuan " balas Danica
"tapi tuan " Danica menatap lekat wajah Lionel "bukankah kalau bulan puasa itu pada shalat tarawih di masjid ya, kok tuan gak shalat di masjid " tanya Danica
"saya kan lagi mau ajarin kamu shalat, dan kita bisa mulai dari gerakannya terlebih dahulu, dan selama bulan puasa kamu akan jadi makmum saya" ujar Lionel dengan senyum lebarnya
Karena Lionel absen untuk shalat di masjid alhasil Danica yang berubah jadi makmumnya biarpun baru sebatas belajar gerakan shalatnya dulu dan belum bacaannya tapi tidak apah pikir Lionel, yang penting kan ada yang di pelajari Danica
maklum lah jika urutan mengajarnya itu salah, toh dia memang bukan seorang guru jadi salah metode tidak apa yang penting pada proses akhirnya nanti Danica bisa mengaji dan shalat
"shalat tarawih gerakan berulangnya banyak sekali " ucap Danica dengan wajah polosnya ketika usai melaksanakan sahalat tarawih secara private di ruang kerja Lionel
"itu untuk shalat tarawih saja yang banyak " Lionel mulai menjelaskan jumlah setiap rakaat dalam shalat wajib dan meminta Danica untuk mengingatnya dengan baik
"aku akan mengajarkan niat terlebih dahulu di setiap shalat wajib, nanti kamu praktekan gerakannya dulu setiap jam shalat, dan kita belajar doanya bertahap saja " ucap Lionel lagi
"iya tuan" Danica mengangguk patuh akan ajaran Lionel
***
"Danica kamu kalau mau makan, makan saja, jangan karena tidak enak pada kami kamu malah menahan lapar " ucap Ema pada Danica yang nampak diam di tempat saat jam makan siang
"gak papa Ema, aku menghormati kalian yang sedang berpuasa, lagi pula aku tadi pagi makan lebih banyak saat berangkat jadi tidak masalah " balas Danica
Safiya memicingkan matanya ke arah Danica " yakin kamu bisa menahan lapar " tanya Safiya dengan sinis
"belum tahu, kan lagi cobain Safiya, kalau misal nanti aku sudah gak kuat, bisa pergi untuk makan juga" balas Danica dengan santai
"ya sudah kalau begitu Danica, kalau di sini yang gak puasa bukan hanya kamu doang jadi jangan terlalu khawatir kalau kitaakan terganggu karena kamu yang ingin makan " ucap Ema lagi
"iya Ema tenang saja " balas Danica
***
Al masuk ke dalam apartemen Danica dan lagi-lagi mendapati Danica yang tidak ada "apa Danica sibuk sekali ya sampai dia belum di jam segini " Al melirik jam tangan mahalnya di mana itu sudah menunjukkan pukul 10 malam
"apa aku harus tegur Lionel agar tidak terus memberikan lembur pada Danica, tapi Safiya gak pernah lembur dan gak mungki aku kasih tahu Lionel kalau aku tetanggaan sama Danica" ingin rasanya Al menegur Lionel karena Danica yang sering lembur tapi tidak mungkin juga ia lakukan karena nanti dia bisa ketahuan sang mama kalau sering tidur di apartemen dan bukannya di kantornya seperti apa yang Al ucapkan pada sang mama
"ah gak ada teman ngobrol juga, mending pulang ke rumah saja lah " karena mendapati Danica yang kemungkinan akan lembur, Al memutuskan untuk pulang ke rumah saja malam ini
Menempuh perjalanan 30 menit, dirinya pun sampai di rumah sang mama "kamu pulang Al " Yumi menyambut kepulangan puteranya
"iya mah, gak ada kerjaan penting juga jadi abis tarawih tadi langsung pulang " balas Al
"mau makan kah " tanya Yumi
"enggal lah mah, pas saur saja, sekarang Al ngantuk pengen tidur" Al segera naik ke lantai atas di mana kamarnya berada agar bisa segera beristirahat
***
Fila menoleh ke arah suaminya "di perusahaan lagi ada kerjaan banyak kak yah, kok anak kita jadi sering lembur" Fila cukup heran dengan anak sulungnya yang jadi sering lembur dan pulang malam
"kerjaan anak kita itu banyak mah, gak hanya di perusahaan kamu saja tapi di perusahaan ayah juga jadi wajar lah kalau anak kita sibuk " balas Dario
Fila menoleh ke arah putera bungsunya "cepat gede ya Rai, biar bisa bantu kakak kamu" ujar Fila