Persahabatan antara Celine dan Damian harus ternoda karena kesalahan satu malam yang mereka lakukan.Mereka harus memulai "hubungan" baru tanpa direncanakan dan tanpa rasa cinta.
Cerita ini hanya hayalan author aja yaa,dan karya pertama dari author receh ini.
Mohon dukungannya, saran dan kritiknya.
Terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ichapurie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
Hari pun berganti, Damian sudah keluar dari Rumah Sakit tiga hari yang lalu, dan benar dokter menyatakan kalau Damian mengalami couvade syndrome.
Damian pun diberikan izin cuti oleh sang Papi sampai 7 hari setelah pernikahannya.
Saat ini Damian, dan Celine berada di Paragon Mall untuk bertemu WO dan fitting baju pengantin yang akan mereka gunakan, kebetulan mami Sarah sudah menunggu disana.
Dua sahabat absurd yang sebentar lagi berganti status itu berjalan santai, ditangan Damian sudah ada es krim, calon Daddy itu tiba-tiba ingin es krim strawberry, Celine hanya bisa menggelengkan kepalanya, melihat tingkah konyol Damian.
Mereka sesekali bercanda dan saling melemparkan senyuman, namun tiba-tiba
BRUKKK...
"Maaf saya tidak senga...."
"Damian Celine" ucap seseorang yang ditabrak tadi.
"Alisa......"
"Damian, gak nyangka kita ketemu disini."
"Iya, kebetulan gue sama Celine lagi ada perlu." jawab Damian.
"Yaudah Al, kita duluan ya, soalnya udah ditunggu."
Alisa pun tersenyum.
Damian dan Celine pun berlalu, Alisa hanya mampu menatap nanar punggung sang mantan yang masih dicintainya itu.
Damian dan Celine memasuki butik dan WO milik sahabat mami Sarah.
"Wow ini pasti calon pengantinnya." sambut seseorang yg chasing wanita tetapi suara pria.
"Halo selamat datang calon pengantin." kali ini tante Angel yang menyapa, sahabat mami Sarah.
"Halo tante, halo om" jawab Celine.
"ih kok om sih cantik, panggil madame, madame jenny." jawabnya dengan gemulai.
"Maaf.. Halo madame jenny." Damian kini gantian yang mengulurkan tangan.
"Aduh ganteng banget, kalau bukan calon pengantin udah madame jadiin pacar."
Mereka semua pun tertawa.
Mami Sarah keluar dari ruangan tante Angel, dan menghampiri anak dan calon menantunya.
"Ayo langsung aja kalian lihat katalog wedding venue sama kebaya akad dan gaun resepsinya." ucap mami Sarah.
Damian dan Celine pun mengikuti mami Sarah masuk ke ruangan kerja tante Angel.
Damian dan Celine sudah selesai memilih venue, kebaya dan beskap akad, serta gaun dan jas resepsi.
Pilihan Damian dan Celine adalah bernuansa putih, venue dihiasi bunga mawar putih juga lily putih, kebaya pun Celine memilih warna putih dengan bagian dada yang tertutup, begitu pun dengan gaun resepsinya, Celine memilih yang sederhana dan masih terlihat sopan.
Damian pun menyukai pilihan Celine tersebut, setelahnya mereka memilih kartu undangan, nuansa putih gold menjadi pilihan mereka, 1000 undangan akan dicetak dalam waktu dua hari,dan disebar hari berikutnya.Mengingat pernikahan mereka yang tinggal 10 hari lagi.
Celine tiba-tiba terdiam matanya sudah mengembun, mami Sarah yang melihat itu menjadi khawatir, apakah Celine tak bahagia.
"Celine kenapa sayang, apa ada yang kamu kurang suka?"
"Cel, kenapa ada yang mau dirubah?"
Celine menggeleng "Nggak mi, Celine suka semuanya mi, ini lebih dari yang Celine mau, terimakasih mi."
Celine memeluk calon mertuanya itu.
Kemudian menatap Damian, "Kalau bukan kamu, kisahnya mungkin nggak akan seperti ini Dam."
Damian menatap manik mata hitam Celine, dan mengelus pucuk kepalanya.
Setelah dari butik, mereka melanjutkan mencari cincin pernikahan.
Di toko Jewellery langganan sang mami, Damian dan Celine sudah disambut dengan pramuniaga toko, karena sebelumnya mami Sarah telah mengabarkan kepada Manager toko, bahwa anak dan menantunya akana mencari cincin pernikahan.
"Kamu suka yang seperti apa Cel?"
"Simple, sederhana, tapi yang paling mahal hihihi." kikik Celine yang mendapat cubitan pipi dari Damian.
"Ini kak model terbaru dengan berlian kualitas terbaik dan karat yang tinggi."
Damian dan Celine pun cocok, setelah mengukur ukuran jari dan membayar DP Damian dan Celine pun meninggalkan toko, mereka ingin mengisi perut sebelum pulang.
