Meski umurnya akan menginjak 30 tahun, Rayna belum terpikirkan untuk menikah, ia masih ingin menikmati hidup dengan bebas.
Hal itu justru menjadi masalah besar bagi sang Mama yang ingin Rayna segera menikah, Mamanya pun mencari berbagai cara agar Rayna mau menikah, hingga akhirnya ia meminta sang suami agar mencarikan pendamping untuk sang anak.
Beberapa kandidat telah terpilih hingga pilihan sang Mama jatuh pada seorang pria.
Bagaimana kelanjutan kisahnya? apakah Rayna menerima pria yang dipilihkan sang Mama?
Kalau kepo langsung baca ceritanya ya......
🥕🥕🥕
Follow INSTAGRAM @LALA_SYALALA13
Follow TIKTOK @LALA_SYALALAA13
Follow FACEBOOK @LALA SYALALA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah Fokus
Beberapa saat kemudian, akhirnya Alvin pun sampai di rumah. Rayna segera turun dari motor dan berjalan masuk ke rumah, namun tiba-tiba tubuhnya melayang karena Alvin yang menggendongnya masuk ke dalam rumah.
"Mas, turunin," ucap Rayna.
"Udah gak kuat jalan juga," ucap Alvin.
Rayna pun tidak mengatakan apapun lalu ia mulai terlelap dalam gendongan Alvin bahkan Alvin menaruhnya di kasur pun Rayna sudah tidak merasakan apa-apa karena ia sudah masuk ke alam mimpi hingga membuat Alvin heran dengan sang istri.
"Bisa-bisanya dia udah tidur," gumam Alvin lalu merapikan rambut Rayna yang menutupi wajahnya.
"Ini beneran tidur?" tanya Alvin tepat di hadapan Rayna.
Alvin pun mencolek, alis, hidung, pipi dan bibir Rayna. Namun, tidak ada respon sama sekali yang akhirnya membuat Alvin yakin jika Rayna sudah tidur.
Alvin memutuskan untuk keluar kamar dan kembali ke ruang kerjanya, Alvin yang tidak pernah bolos kerja meskipun itu perusahaannya sendiri merasa jika libur bukanlah hal yang dia sukai karena libur membuat pekerjaannya semakin bertambah.
Pagi harinya, Rayna bangun dan melihat Alvin yang masih terlelap di sampingnya, Rayna segera bangun dan menyiapkan semua keperluan Alvin karena hari ini Alvin akan bekerja untuk pertama kalinya setekah menikah dan tentunya ini adalah hari yang penting bagi Rayna karena ini juga pertama kalinya Rayna menyiapkan segala keperluan Alvin untuk bekerja.
Rayna terlebih dahulu memasak, ia memutuskan untuk memasak nasi goreng karena ini juga salah satu andalannya. Rayna sendiri memang tidak jago masak, namun ia bisa jika hanya memasak makanan yang sederhana dan tidak membutuhkan banyak bumbu.
"Aku belum tanya Mas Alvin paginya biasanya makan apa ya, masa makan nasi goreng. Kalau aku sih gak masalah nasi goreng, ini kalau Mas Alvin gimana ya, udahlah gapapa, kalau gak mau nanti biar Mas Alvin makan roti," gumam Rayna.
Setelah nasi gorengnya selesai, Rayna pun masuk ke dalam kamar dan melihat Alvin yang masih terlelap, dengan segera Rayna membangunkan Alvin.
"Gak boleh dibiarkan, bank berjalanku belum bangun," ucap Rayna dan menghampiri Alvin.
"Mas bangun," ucap Rayna.
"Hem," jawab Alvin.
"Bangun, Mas gak kerja," ucap Rayna.
Alvin pun akhirnya membuka mata dan yang pertama kali ia lihat adalah Rayna, namun saat menatap Rayna, Alvin salah fokus karena melihat kancing bagian atas bajunya yang terbuka hingga memperlihatkan belahan d*d*nya. Alvin segera bangun dan membersihkan tubuhnya apalagi melihat Rayna yang membuatnya gerah.
Setelah melihat Alvin masuk ke dalam kamar mandi, Rayna pun segera menyiapkan pakaian Alvin. "Kayaknya Mas Alvin bagus pakai warna gelap deh, pilih navy aja deh," ucap Rayna dan menyiapkan semuanya.
Setelah itu, Rayna pergi ke meja makan menunggu Alvin selesai bersiap-siap dan tak lama Alvin pun sudah keluar dari kamar dan terlihat begitu tampan dengan pakaian yang Rayna pilihkan. "Bagus kan, Mas?" tanya Rayna.
"Iya," jawab Alvin lalu menghampiri Rayna.
"Kenapa?" tanya Rayna saat Alvin begitu dekat dengannya.
Hingga tiba-tiba tangan Alvin bergerak mengancingkan kancing baju Rayna yang sejak bangun tadi mengganggunya bahkan saat ia di meja makan pun kancing baju tersebut masih sama.
"Masih pagi, jangan goda saya," ucap Alvin lalu duduk di kursinya setelah membenarkan kancing baju Rayna.
"Enak aja, aku gak godain Mas ya, aku aja gak tau kalau kancingku kebuka," ucap Rayna.
"Iya, ayo sekarang kita makan," ucap Alvin.
"Aku gak tau Mas biasanya kalau pagi makan apa aja, aku buat nasi goreng. Tapi, kalau Mas gak terbiasa makan nasi goreng buat sarapan, Mas makan roti aja, itu udah aku siapin selainya juga," ucap Rayna.
"Aku makan pagi, siang atau malamnya gak pilih-pilih," ucap Alvin dan diangguki Rayna.
"Mas mau bawa bekal?" tanya Rayna.
"Gak usah, nanti aku istirahat di luar," ucap Alvin.
"O-oh iya," ucap Rayna.
Jujur saja, Rayna sedikit kecewa mendengar jika Alvin akan istirahat di luar, tapi Rayna juga tidak bisa memaksa Alvin untuk memakan makananya saat istirahat.
'Mungkin, Mas Alvin bakal bosan kalau istirahat juga makan nasi goreng,'
"Maksudnya, aku istirahat di luar karena nanti mau ketemu klien dan bertepatan dengan istirahat," ucap Alvin.
"Iya gapapa kok, Mas," ucap Rayna.
Rayna merasa sedikit senang karena ia merasa jika Alvin memperhatikannya dengan mengatakan alasannya makan di luar kantor.
"Besok aku makan di kantor, boleh bawakan bekal," ucap Alvin dan dengan menahan senyumnya, Rayna pun mengangguk.
Beberapa saat kemudian, Alvin pun berangkat ke kantor dan Rayna hanya seorang diri di rumah, "Haduh, kenapa jantungku kayak gini sih, lemah banget. Masa Mas Alvin bilang kayak gitu aja salting," gumam Rayna dan kembali mengingat perlakuan Alvin padanya yang mampu membuat Rayna tersenyum sendiri.
Rayna memutuskan untuk mencari pekerjaan, meskip Rayna sudah menikah. Namun, Rayna ingin menjadi wanita karir meksipun ia sudah menikah dan untuk Alvin sendiri, Rayna pernah membahas mengenai hal ini dan Alvin tidak melarangnya untuk bekerja hanya saja, Rayna harus memilih pekerjaan yang tidak menyulitkan dan membebaninya.
"Agak susah ya nyari kerja, kenapa sih harus yang lajang. Kalau semua lowongan kerja butuh yang lajang, terus yang udah nikah kayak aku gimana. Aku masih untung punya suami yang bisa biayain hidupku, lah kalau orang-orang atau gak wanita-wanita di luaran sana yang sudah pernah menikah dan hidupnya pas-pasan gimana," gumam Rayna.
Karena begitu serius mencari kerja, tanpa sadar sudah siang, "Hah, udah jam 1. Cepet banget sih," gumam Rayna lalu beranjak dari kamar dan mulai membersihkan kamar yang cukup luas itu.
Rayna hanya perlu membereskan kamar, sedangkan untuk rumahnya sudah ada Bibi Lila yang membersihkannya. Rayna sendiri yang meminta agar kamar mereka hanya Rayna yang membereskannya, barulah di luar kamar Bibi Lila yang membersihkannya dan tentu saja hal itu disetujui Alvin.
Bibi Lila sendiri bekerja hanya saat pagi sampai siang dan selebihnya Bibi Lila akan pulang, itu permintaan Rayna karena memang pekerjaan Bibi Lila hanya membersihkan rumahnya saja, untuk masak pun Bibi Lila di perbolehkan jika Rayna malas memasak atau hal lain dan Rayna akan mengatakan sebelumnya. Semua aturan yang ada di rumah Alvin dan Rayna sudah di bahas oleh mereka dan tentunya semuanya di setujui kedua belah pihak.
Bosan, oh tentu tidak karena Rayna saat ini berada di dapur tengah belajar membuat cookies kesukaan Alvin, "Semoga Mas Alvin suka, harus suka sih. Hehehe, agak maksa ya," gumam Rayna.
Rayna pun secara perlahan membuat cookies tersebut, Rayna benar-benar serius membuatnya hingga tanpa terasa sudah sore dan sebentar lagi Alvin akan datang.
.
.
Bersambung..........
ᴏ ᴋᴋ ᴠɪsᴜᴀʟ ɴʏ ᴍɴ