NovelToon NovelToon
Dulu Guruku, Sekarang Istriku

Dulu Guruku, Sekarang Istriku

Status: tamat
Genre:Tamat / Berondong / Nikahmuda / Cintamanis / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Romansa
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Grace caroline

'GURUKU ISTRIKU, SURGA DUNIAKU, DAN BIDADARI HATIKU.'

***

Dia adalah gurunya, dia adalah muridnya. Sebuah cinta terlarang yang berakar di antara halaman-halaman buku teks dan derap langkah di koridor sekolah. Empat tahun lebih mereka menyembunyikan cinta yang tak seharusnya, berjuang melawan segala rintangan yang ada. Namun, takdir, dengan segala kejutannya, mempertemukan mereka di pelaminan. Apa yang terjadi selanjutnya? Petualangan cinta mereka yang penuh risiko dan janji baru saja dimulai...

--- INI ADALAH SEASON 2 DARI NOVEL GURUKU ADALAH PACARKU ---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Grace caroline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30. Nasehat Mama Zora

Setelah selesai makan dan pergi berjalan-jalan sebentar mengelilingi alun-alun kota, Kaesang dan Tyas pulang ke rumah. Sebagai oleh-oleh, mereka membawa martabak manis kesukaan Mama Zora, dan tak lupa susu formula terbaik untuk si kecil Aline. Tak lama setelah itu mereka tiba di depan rumah. Keduanya turun dan bergandengan tangan menuju pintu. Tanpa mengetuk, mereka langsung membukanya dan masuk.

Di dalam mereka menemukan mama Zora sedang duduk di ruang tamu dan memangku Aline. Terlihat mengajak Aline bicara, meskipun di usianya Aline tidak bisa merespon apapun dan mengerti apapun.

"Ma," panggil Kaesang. Mama Zora menoleh, "Eh kalian udah pulang. Gimana pemeriksaannya tadi? Tyas hamil kan?" tanyanya sudah tidak sabar.

Kaesang dan Tyas beranjak duduk di sebelah kanan dan kiri mama Zora. Sementara Tyas mentoel pipi lembut Aline, tersenyum dan mengajaknya bermain. Kaesang mulai menjelaskan hasil pemeriksaan kehamilan Tyas tadi kepada Mama Zora.

"Jadi Tyas itu hamil kembar Ma, kembar tiga!" seru Kaesang, senyumnya merekah. Kebahagiaan dan rasa syukur terpancar jelas, namun sedikit kecemasan tampak mengintip di balik sorot matanya.

Mama Zora terperanjat, matanya melebar tak percaya. Namun, senyumnya segera merekah, hangat dan penuh sukacita. "Serius ini? Tyas, kamu hamil kembar tiga?" tanyanya, lalu menoleh ke Tyas.

Tyas yang masih asyik bermain dengan baby Aline segera menoleh dan mengangguk malu-malu. "Iya, Ma. Aku lagi ngandung tiga buah hati di perutku yang kecil ini," jawabnya sembari mengusap-usap perutnya yang masih rata.

Tangan Mama Zora dengan lembut menyentuh tangan Tyas yang tengah mengelus perutnya. Senyumnya masih mengembang, tak lekang oleh waktu, kini bercampur haru dan mata yang berkaca-kaca. Syukur tak terhingga memenuhi hatinya.

"Tyas, Mama nggak bisa ngomong apapun, tapi Mama sangat bersyukur dan senang banget denger kamu hamil. Apalagi hamil kembar tiga, perutmu yang kecil ini nanti akan melebar, kamu akan sangat kesusahan nanti, tapi mama dan semuanya akan membantu kamu.

Kami nggak akan pernah membiarkan kamu kesusahan sedikitpun. Meskipun cuma sekedar mengambil minuman, Mama atau art yang akan mengambilkannya. Kami akan menyediakan semuanya. Selain itu, kamar kamu sama Kaesang kan ada di lantai atas ya, mungkin kalau usia kehamilan kamu udah besar kamu dan Kaesang bisa pindah kamar di lantai bawah dulu, biar kamu nggak usah naik-naik tangga yang malah beresiko.

Kamu juga bisa cuti buat nggak ngajar dulu. Kamu di rumah aja jagain kandungan kamu, apalagi bukan cuma satu yang kamu jagain, tapi tiga. Di perut kamu ini ada tiga kehidupan yang membutuhkan kasih sayang dari kamu dan Kaesang. Kalau kamu perlu sesuatu bilang aja ya, mama nggak mau kamu ngelakuin apapun sendiri, pokoknya semuanya akan tersedia. Oke, Sayang," katanya panjang lebar kali tinggi seperti rel kereta api.

Tapi kata-kata mama Zora yang menunjukkan kepedulian dan perhatian kepada Tyas membuat hati Kaesang berbunga. Senyumnya mengembang perlahan, penuh rasa syukur. Ia tak menyangka jika mamanya akan seperhatian ini kepada Tyas.

"Nanti kalau perlu Tyas juga bakal aku yang mandiin, terus aku yang makein dia baju dan dandanin dia. Pokoknya Tyas nggak boleh ngelakuin apapun sendiri, terlalu beresiko soalnya," timpal Kaesang, tersenyum lebar.

Mendengar ucapan Kaesang, wajah Tyas langsung tampak cemberut. Tangannya terulur, menepuk lembut dada Kaesang. "Kalau sampai kayak gitu kesannya aku kayak lumpuh total Yang, kayak aku tuh nggak bisa ngapa-ngapain. Aku cuma hamil loh, perut aku yang nantinya bakal membesar bukan tangan dan kaki aku. Aku masih bisa mandi sendiri Yang, aku mau mandi sendiri," katanya, menolak dengan lembut.

Helaan nafas keluar dari bibir Kaesang. Ia mengangguk cepat, tersenyum simpul. "Terlalu beresiko. Nanti kalau seumpama di kamar mandi kamu kepleset dan jatuh gimana?

Aku nggak mau hal buruk terjadi sama kamu, jadi untuk mengantisipasi semua itu aku mau kamu aku aja yang mandiin. Plus yang makein kamu baju, terus kalau soal dandan mungkin kamu dandan sendiri nggak papa, karena aku kan nggak ngerti soal make up cewek," ujarnya, mengungkapkan kekhawatirannya. Tyas, yang mendengarkan penjelasan Kaesang, menyerah dan mengangguk setuju.

Ia senang keluarga dari suaminya perhatian kepadanya, tapi juga tidak suka di perlakukan layaknya orang lumpuh seperti ini.

"Yang, habis ini kita ke rumah Bunda ya buat ngasih tahu soal kehamilanku ini. Bunda sama Ayah pasti seneng banget kalau denger aku hamil kembar tiga," ujar Tyas, senyumnya merekah setelah dari tadi hanya diam dan merenung. Kaesang mengangguk, membalas senyum Tyas.

"Iya, kita akan kesana. Aku juga mau kasih bunda sama ayah sesuatu nanti," balas Kaesang.

Tyas mengerutkan keningnya. "Kamu mau ngasih apa ke bunda sama ayah, kok aku nggak tahu?" tanyanya, sedikit heran, karena Kaesang tidak memberitahunya.

"Rencana liburan keluarga, Dear. Aku pengen kalau nanti kamu udah lahiran dan usia bayi kita udah satu tahun kita bisa liburan keluarga dan ajak mereka. Pasti seru banget deh, ada tiga anak kita dan Aline, aduhh bayangin aja buat aku pengen cepet-cepet ke hari itu," jawab Kaesang, matanya berbinar penuh harap.

Tyas menggeleng. "Masih lama Yang, kurang beberapa bulan lagi," katanya.

"Iya Kae, lagian Tyas juga melahirkan masih lama, kamu ada-ada aja deh, rencanain itu nanti aja, setelah bayi kamu lahir," tambah mama Zora. "Eh, Yas, tadi kata dokter kamu udah hamil berapa minggu? Atau bahkan udah satu bulan?"

Tyas menoleh, menggeleng pelan, senyumnya merekah malu-malu. "Cepet banget ma udah satu bulan. Masih sekitar sembilan Minggu kok. Masih kecil, belum terbentuk adeknya," katanya lembut, sambil kembali mengelus perutnya.

Mama Zora sedikit terkejut, lalu menghela nafas dan menepuk keningnya sendiri. "Tyas Tyas, sembilan minggu itu sama dengan dua bulan Sayang. Itu artinya kamu udah hamil dua bulan, lebih dari satu bulan malah. Ternyata cucu Mama udah berkembang sejauh itu ya?

Mama nggak nyangka kalau selama ini ternyata kamu hamil. Padahal perut kamu masih rata-rata aja loh," ucapnya, lalu memperhatikan perut Tyas cukup lama. Ia tampak penasaran, bagaimana bisa perut Tyas masih terlihat rata padahal sudah hamil dua bulan.

Tyas mengangkat kedua bahunya, tersenyum kecil. "Oh udah dua bulan ya ternyata, aku nggak tahu. Tapi iya sih, kok perut aku masih rata aja ya? Padahal aku hamil anak kembar tiga kan?

Apa nunggu 5 bulan dulu baru gede? Tapi lucu sih kalau tiba-tiba langsung gede gitu perut aku." Ia terkekeh pelan, membayangkan perutnya yang tiba-tiba membesar secara ajaib. Bayangan itu sendiri sudah cukup membuatnya geli.

"Ya nggak bisa gitu dong. Janin itu tumbuh perlahan-lahan, gak bisa dalam sekejap langsung gede. Dikiranya anak jin apa ya? Ada-ada aja kamu," jeda mama Zora, terkekeh kecil.

Ia melanjutkan, "Perlahan-lahan perut kamu juga akan membesar kok Tyas, nggak usah khawatir. Mama dulu usia kehamilan satu bulan juga belum kelihatan sama sekali, masih rata aja perut mama. Baru setelah satu setengah bulan perut Mama mulai membesar dan dibuat jalan agak susah gitu.

Mama kebanyakan berbaring dulu, daripada ke mana-mana dan ngelakuin aktivitas. Males soalnya, jalan aja kesusahan, padahal mama dulu bahkan kemarin itu cuma hamil satu, sementara kamu tiga Tyas. Kamu harus lebih berhati-hati loh mulai sekarang, kesehatan kamu dan anak kamu ada di tangan kamu sendiri, kami akan menjaga kamu, tapi kamu juga harus menjaga diri kamu sendiri. Jangan lalai, oke?" Nasehat Mama Zora, lembut dan penuh kasih sayang, menenangkan hati Tyas dan Kaesang.

"Aku akan melakukan yang terbaik, Ma, makasih ya," ucap Tyas lirih, suaranya bergetar sedikit karena haru. Ia memeluk Mama Zora sebentar, merasakan kehangatan dan kasih sayang yang begitu besar dari sang mertua.

Bersambung ...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!