NovelToon NovelToon
Bu Fitri Guru Terbaik

Bu Fitri Guru Terbaik

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Bullying di Tempat Kerja / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Wanita Karir / Keluarga / Karir
Popularitas:987
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Fitriyani Nurjannah adalah seorang guru honorer selama 15 tahun di SMA 2 namun ia tak pernah menyerah untuk memberikan dedikasi yang luar biasa untuk anak didiknya. Satu persatu masalah menerpa bu Fitri di sekolah tempat ia mengajar, apakah pada akhirnya bu Fitri akan menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penghargaan Untuk Bu Fitri

Sejak perceraian mereka, Bu Vivi dan Bu Ida tampak sangat emosional. Mereka berdua melampiaskan kemarahan dan kekecewaan mereka pada siswa-siswa yang tidak bersalah. Bu Vivi sering membentak dan menghukum siswa-siswa yang tidak bisa menjawab soal-soalnya. Sementara itu, Bu Ida sering memberikan tugas-tugas yang berat dan tidak masuk akal kepada siswa-siswanya.

Siswa-siswa di SMA 2 pun merasa takut dan tidak nyaman dengan perilaku kedua guru tersebut. Mereka merasa tertekan dan tidak bersemangat untuk belajar. Beberapa siswa bahkan mulai menghindari pelajaran Bu Vivi dan Bu Ida.

Di sisi lain, Bu Nilam, yang telah menyadari kesalahannya, mulai menjauhi Bu Vivi dan Bu Ida. Ia merasa malu dan menyesal telah ikut campur dalam perbuatan mereka yang tidak terpuji.

Suatu hari, Bu Nilam memberanikan diri untuk menemui Fitri di ruang guru. Ia ingin meminta maaf atas perbuatannya selama ini.

"Fitri, saya minta maaf atas semua yang telah saya lakukan," kata Bu Nilam dengan suara bergetar. "Saya menyesal telah ikut campur dalam perbuatan Bu Vivi dan Bu Ida. Saya tahu saya salah."

Fitri terkejut mendengar permintaan maaf Bu Nilam. Ia tidak menyangka Bu Nilam akan mengakui kesalahannya.

"Tidak apa-apa, Bu Nilam," kata Fitri dengan senyum tulus. "Saya sudah memaafkan Ibu sejak lama."

"Terima kasih, Fitri," kata Bu Nilam dengan mata berkaca-kaca. "Saya berjanji tidak akan mengulangi kesalahan saya lagi."

Bu Nilam kemudian menceritakan kepada Fitri tentang perubahan yang terjadi pada Bu Vivi dan Bu Ida setelah perceraian mereka. Ia merasa prihatin dengan keadaan kedua temannya itu.

"Saya kasihan melihat mereka, Fitri," kata Bu Nilam. "Mereka seperti kehilangan arah."

"Saya mengerti, Bu Nilam," kata Fitri. "Tapi, kita tidak bisa membiarkan mereka terus melampiaskan kemarahan mereka pada siswa-siswa."

Fitri kemudian mengajak Bu Nilam untuk bersama-sama mencari cara agar Bu Vivi dan Bu Ida bisa berubah. Ia yakin, dengan dukungan dan pengertian, kedua guru tersebut bisa kembali menjadi guru yang baik dan profesional.

"Saya akan bantu Ibu Nilam," kata Fitri. "Kita akan mencari cara untuk membantu mereka."

Bu Nilam merasa lega dan bersyukur karena Fitri mau memaafkannya dan membantunya. Ia berjanji akan bekerja sama dengan Fitri untuk memperbaiki keadaan di SMA 2.

****

Pak Agus, yang selama ini merasa tidak berdaya menghadapi Bu Vivi dan Bu Ida, akhirnya memberanikan diri untuk turun tangan. Ia merasa prihatin dengan kondisi siswa-siswanya yang terus menjadi sasaran amarah kedua guru senior tersebut. Dengan bantuan Fitri, Pak Agus menyusun rencana untuk berbicara dari hati ke hati dengan Bu Vivi dan Bu Ida.

Suatu pagi, Pak Agus memanggil Bu Vivi dan Bu Ida ke ruangannya. Fitri turut hadir untuk memberikan dukungan moral. Pak Agus memulai pembicaraan dengan nada lembut namun tegas.

"Bu Vivi, Bu Ida, saya memahami bahwa kalian sedang menghadapi masa-masa sulit," kata Pak Agus. "Namun, saya tidak bisa membiarkan kalian terus melampiaskan amarah kalian pada siswa-siswa yang tidak bersalah. Mereka adalah anak-anak yang membutuhkan bimbingan dan dukungan kita."

Bu Vivi dan Bu Ida terdiam, menundukkan kepala. Mereka merasa malu dan menyesal dengan perbuatan mereka.

"Saya tahu kalian guru-guru yang hebat," lanjut Pak Agus. "Kalian memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas. Saya yakin kalian bisa kembali menjadi guru yang dicintai dan dihormati oleh siswa-siswa."

Fitri kemudian menambahkan, "Ibu Vivi, Ibu Ida, kita semua pernah melakukan kesalahan. Tapi, yang terpenting adalah kita mau belajar dari kesalahan tersebut dan berusaha untuk menjadi lebih baik."

Bu Vivi dan Bu Ida terdiam sejenak. Mereka merenungkan perkataan Pak Agus dan Fitri. Perlahan, air mata mulai menetes dari mata mereka.

"Kami minta maaf, Pak Agus, Fitri," kata Bu Vivi dengan suara bergetar. "Kami menyesal telah bersikap kasar pada siswa-siswa. Kami berjanji akan berubah."

"Iya, kami minta maaf," timpal Bu Ida. "Kami tahu kami salah. Kami akan berusaha untuk menjadi guru yang lebih baik."

Pak Agus dan Fitri merasa lega mendengar penyesalan dari Bu Vivi dan Bu Ida. Mereka berdua tersenyum dan memberikan dukungan kepada kedua guru senior tersebut.

"Saya percaya kalian bisa berubah," kata Pak Agus. "Saya akan selalu mendukung kalian."

"Kami akan bantu Ibu-ibu," tambah Fitri. "Kita akan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa-siswa."

Bu Vivi dan Bu Ida merasa terharu dengan kebaikan Pak Agus dan Fitri. Mereka berjanji akan berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki diri dan menjadi guru yang lebih baik.

Sejak saat itu, Bu Vivi dan Bu Ida mulai menunjukkan perubahan yang positif. Mereka tidak lagi melampiaskan amarah pada siswa-siswa. Mereka bahkan mulai memberikan perhatian dan dukungan kepada siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Siswa-siswa di SMA 2 pun merasa senang dan lega dengan perubahan yang terjadi. Mereka kembali bersemangat untuk belajar dan merasa nyaman berada di lingkungan sekolah.

****

Beberapa hari menjelang hari guru, Bu Vivi dan Bu Ida akan pensiun dari SMA 2. Mereka merasa malu dan menyesal telah bersikap kasar dan tidak adil kepada siswa-siswa dan rekan-rekan guru.

Pada hari terakhir mereka mengajar, Bu Vivi dan Bu Ida mengumpulkan seluruh siswa di aula sekolah. Dengan suara bergetar, mereka meminta maaf atas segala perbuatan mereka yang telah menyakiti hati siswa-siswa.

"Anak-anak, kami minta maaf atas segala kesalahan yang telah kami perbuat," kata Bu Vivi dengan mata berkaca-kaca. "Kami tahu kami telah bersikap kasar dan tidak adil kepada kalian. Kami menyesalinya."

"Kami berharap kalian bisa memaafkan kami," timpal Bu Ida. "Kami berjanji akan berusaha menjadi orang yang lebih baik."

Siswa-siswa yang hadir di aula tersebut terharu melihat ketulusan Bu Vivi dan Bu Ida. Mereka memberikan tepuk tangan meriah sebagai bentuk maaf dan dukungan.

Setelah itu, Bu Vivi dan Bu Ida menemui rekan-rekan guru di ruang guru. Mereka meminta maaf atas segala perbuatan mereka yang telah membuat suasana kerja menjadi tidak nyaman.

"Teman-teman, kami minta maaf atas segala kesalahan yang telah kami perbuat," kata Bu Vivi. "Kami tahu kami telah membuat kalian kecewa. Kami menyesalinya."

"Kami berharap kalian bisa memaafkan kami," timpal Bu Ida. "Kami berjanji akan berusaha untuk menjadi rekan kerja yang lebih baik."

Rekan-rekan guru yang hadir di ruang guru tersebut menerima permintaan maaf Bu Vivi dan Bu Ida dengan lapang dada. Mereka memberikan pelukan hangat sebagai bentuk maaf dan dukungan.

Bu Vivi dan Bu Ida kemudian menghampiri Fitri yang sedang duduk di mejanya. Mereka berdua berlutut di hadapan Fitri dan meminta maaf atas segala perbuatan mereka yang telah menyakiti hatinya.

"Fitri, kami minta maaf atas segala perbuatan kami yang telah menyakitimu," kata Bu Vivi dengan suara bergetar. "Kami tahu kami telah bersikap jahat padamu. Kami menyesalinya."

"Kami berharap kamu bisa memaafkan kami," timpal Bu Ida. "Kamu adalah orang yang baik. Kamu pantas mendapatkan yang terbaik."

Fitri terharu melihat ketulusan Bu Vivi dan Bu Ida. Ia membantu mereka berdiri dan memeluk mereka dengan erat.

"Saya sudah memaafkan Ibu-ibu sejak lama," kata Fitri dengan senyum tulus. "Saya senang melihat Ibu-ibu sudah berubah."

Bu Vivi dan Bu Ida merasa lega dan bersyukur karena Fitri mau memaafkan mereka. Mereka berjanji akan berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik.

****

Hari ini, SMA 2 merayakan Hari Guru dengan meriah. Pak Agus memberikan sambutan di podium, menjelaskan makna Hari Guru dan pentingnya peran guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Setelah itu, ia mengumumkan pemberian penghargaan kepada guru yang berdedikasi tinggi dalam tugasnya.

"Dan penghargaan guru berdedikasi tahun ini jatuh kepada Ibu Fitri!" seru Pak Agus.

Fitri terkejut mendengar namanya dipanggil. Ia tidak menyangka akan mendapatkan penghargaan ini. Dengan senyum haru, Fitri naik ke podium.

"Terima kasih, Pak Agus, atas penghargaan ini," ucap Fitri. "Saya sangat terharu dan bersyukur. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua siswa yang telah menjadi inspirasi saya. Kalian adalah alasan saya menjadi guru."

Fitri kemudian memberikan pesan kepada para siswa: "Teruslah belajar dan bermimpi. Jangan pernah menyerah pada cita-cita kalian. Jadilah generasi penerus bangsa yang membanggakan."

T A M A T

1
Nusa thotz
aku tidak akan pernah kembali....copy paste?
Mika Su
kasihan kena omel guru galak
Mika Su
aku suka banget karena ceritanya beda sama yang lain
Serena Muna: makasih kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!