Nathan menjadi duda setelah menikah untuk ke dua puluh kalinya. Semuanya berakhir di saat malam pertamanya. Dia tak bisa melakukan kewajibannya pada istrinya hingga membuatnya mendadak untuk kesekian kalinya.
Jovita seorang gadis yang menikah dengan Deon karena suatu perjodohan dan tanpa ikatan cinta di antara mereka. Di malam pertamanya setelah menikah, Deon bersama wanita lain untuk menghabiskan malamnya.
Karena sering diabaikan oleh Deon, Jovita akhirnya mencari kesenangan sendiri. Secara tak sengaja dia bertemu dengan Nathan.
Awalnya hubungan mereka hanya teman biasa. Namun Nathan menaruh rasa pada Jovita yang mempunyai paras mirip seperti Cinta Pertamanya yang telah meninggal.
Bagaimanakah kelanjutan kisah cinta mereka? Apakah mereka bisa bersatu atau hanya sekedar menjadi teman saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ruby kejora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 35 Telepon Dari Ibu
Siang hari di Villa setelah Deon pergi mengantar gadisnya dan berangkat ke tempat kerja, Jovi berada seorang diri di rumah.
“Apa yang bisa kulakukan di rumah sebesar ini seorang diri.” Jovi mulai dilanda rasa bosan berada di Villa mewah milik Deon. Meskipun fasilitas di villa itu bisa dibilang lengkap, namun tetap saja Jovi merasa seperti terkurung berada di sana.
Tiba-tiba di tengah rasa bosannya ia pun kembali teringat pada Nathan.
“Benar, aku masih menyimpan kartu namanya.” Jovi yang tengkurap di tempat tidur dan bermalas-malasan di sana kemudian segera duduk dan turun dari tempat tidur.
“Dimana ya, aku menaruhnya ?” Jovi mengambil tasnya dan mengeluarkan isinya. “Ini dia ketemu.” ia pun menemukan kartu nama Nathan di lipatan kantung dalam tasnya.
Jovi membaca nama Nathan dan keterangan lainnya yang tercantum di kartu nama pria itu.
“Jadi pria itu adalah CEO dari Atmaka Grup ?” Jovi terkejut setelah membaca nama Nathan yang memiliki jabatan tinggi di perusahaan nomor satu yang ada di daerahnya. “Jadi begitu rupanya. Pantas saja pria itu menyuruhku untuk membaca kartu namanya saja.” manggut-manggut dan membayangkan kembali sosok Nathan.
“Sebaiknya aku simpan nomornya dulu. Barangkali suatu saat aku membutuhkan nya.” Jovi pun mengambil ponselnya dan menyimpan nomor Nathan.
Satu jam setelahnya Jovi kembali merebahkan diri di tempat tidur. Ia ingin keluar namun sedikit malas karena cuaca di luar panas.
“kring... kring...” bunyi suara ponsel Jovi yang berdering.
Gadis itu terlihat mengantuk dan hampir saja tertidur.
“Oh siapa yang menelepon ku ?” Jovi membuka matanya yang terasa berat tanpa menoleh dan mengulurkan tangan kanannya ke atas untuk mengambil ponselnya.
“Halo... Jovi bagaimana kabarmu ?” ucap suara seorang wanita di ujung telepon. “Ohh... ibu.” Jovi seketika duduk meskipun matanya terasa berat untuk dibuka setelah mendengar suara yang meneleponnya ternyata adalah ibunya.
“Sayang bagaimana kabarmu setelah menikah dengan Deon ? Kau tidak menelepon ibu ataupun ayah setelah kalian berdua menikah.” ucap ibunya Jovi merasa khawatir sekaligus merasa rindu pada satu-satu nya putrinya itu.
“Kenapa ibu bertanya begitu padaku ?” Jovi terlihat sedih mendengar pertanyaan dari ibunya. Andai saja wanita itu tahu betapa menderitanya dia setelah menikah dengan Deon dan hidup bagai di neraka pasti ibunya itu akan sedih mendengarnya.
“Ya ibu... maaf aku belum menghubungi Ibu karena banyak kesibukan di sini.” ucapnya bohong. “Aku baik-baik saja ibu dan aku senang.” tambah Jovi sambil merubah posisi duduknya dan bersandar ke dinding.
“Nak, apakah Deon memperlakukanmu dengan baik ?” ibunya Jovi yang masih mencemaskan putrinya kembali bertanya. “Ya ibu, Deon memperlakukanku dengan baik sekali jadi ibu tak perlu khawatir.” Jovi kembali berbohong dengan tersenyum kecut setelah mengucapkannya.
“Ibu bagaimana dengan keluarga Sanjaya apakah mereka sudah membantu perusahaan kita ?” Jovi balik bertanya pada ibunya. “Ya, ayah mertuamu sudah membantu perusahaan kita keluar dari masalah.”
Jovi tersenyum tipis dan menitikkan air mata mendengar jawaban dari ibunya. Cukuplah baginya ia menahan sendiri penderitaan ini asalkan kedua orang tuanya bahagia.
“Jovi, apa sore ini kau ada waktu ? Ibu dan ayah ingin berkunjung ke tempatmu dan menemui Deon.” ucap ibu Jovi tiba-tiba yang membuat gadis itu sontak terkejut. “I-ibu...Deon pria yang super sibuk sekali. Hari ini dia sibuk.” Jovi kembali berbohong karena tak ingin ibunya bertemu dengan pria itu.
“Bagaimana dengan besok ?” ucap ibunya Jovi lagi. “Besok Deon juga masih sibuk ibu.” Jovi terus berbohong. “Jika begitu lusa saja.”
“Maaf ibu, selama satu minggu ini Deon sibuk tak bisa diganggu. Nanti aku akan memberitahu ibu jika dia sedang longgar.” Jovi mempertegas ucapannya lagi agar ibunya tidak mendesaknya terus. “Baiklah jika begitu, Ibu tunggu kabar darimu saja.”
Beberapa saat kemudian setelah percakapan mereka berakhir, ibunya Jovi menara ponselnya kemeja dan merasa sedikit aneh dengan kesibukan Deon di hari bulan madunya.