NovelToon NovelToon
Hipertenlove

Hipertenlove

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Teen Angst / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:97k
Nilai: 4.9
Nama Author: sinta amalia

Menyukai seseorang itu bukan hal baru untuk Bagas, boleh dibilang ia adalah seorang playernya hati wanita dengan background yang mumpuni untuk menaklukan setiap lawan jenis dan bermain hati. Namun kenyataan lantas menamparnya, ia justru jatuh hati pada seorang keturunan ningrat yang penuh dengan aturan yang mengikat hidupnya. Hubungan itu tak bisa lebih pelik lagi ketika ia tau mereka terikat oleh status adik dan kakak.

Bagaimana nasib kisah cinta Bagas? apakah harus kandas atau justru ia yang memiliki jiwa pejuang akan terus mengejar Sasmita?

Spin off Bukan Citra Rasmi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hipertenlove~ Bab 19

Sasi memanfaatkan kesibukan amih dan apih demi menyambut keluarga dari Cigugur, Cireundeu dan kasepuhan.

"Mang Ujang, nanti mampir dulu ke tempatnya a Bagas, ya."

"Mangga den rara."

Namun mampir versi Sasi kali ini sungguh membuat mang Ujang dilanda stres 7 keliling. Pasalnya sore ini, si bungsu keluarga Kertawidjaja minta mampir ke tempat konser band cadas.

"Den, sebentar...ini ngga salah?" mang Ujang celingukan mencoba mencerna keadaan, dimana di depan sana, lapangan di kawasan Cingised disulap jadi tempat konser macam tempat hajatan, menurutnya. Iya...hajatan anak-anak punkrock. Item-item persis orang mau ke kuburan, atau jangan-jangan lagi berduka karena bangsa yang semakin terpuruk? Sembako mahal, sekolah mahal, ongkos hidup semakin mahal.

Lihatlah, berapa hari anak-anak itu ngga mandi? Bisa-bisa ia dihempas ke Saturnus oleh raden nganten kalo sampe si bungsu aroma badannya ketempelan aroma bawah tanah begini. Atau aroma an jinkkk basah?

Masih menepikan mobil di jarak yang sedikit jauh, mang Ujang masih enggan melajukan mobil.

Sasi terkekeh, "engga mang. Bisa jaga rahasia dari amih kan? Amih ngga akan tau, kan taunya Sasi silat. Lagian ada a Bagas di dalem mang. Sasi mau liat a Bagas perform sebentar. Cuma sebentar kok...ngga lama."

Sasi merengek pada supir yang telah mengantarnya kemanapun selama Sasi hidup itu.

"Den, aduh...." ia sangat kesulitan menolak keinginan Sasi, yang sudah ia anggap layaknya putri sendiri.

"Manggg---mamang mah baik da." rayunya, "ya mang, ya?" ia melebarkan senyuman selebar dunia.

Tidak seperti Eka, supir Asmi yang memiliki hobby sama seperti si majikan. Ujang lebih suka doel soembang-an ketimbang band orang macam keselek beling begini.

"Mamang bisa keluar sebentar, ngga? Sasi mau ganti baju dulu?" tanya Sasi meminta, dan mang Ujang langsung menoleh layaknya mendengar kabar buruk sepaket wajah syoknya. Ganti baju? Memangnya baju ini kenapa? Lagipula sama-sama hitam, kan lebih bagus kalo masuk ke dalam sana pake baju silat, lebih aman.

"Mang, udah cepetan ih!" paksa Sasi membuat mang Ujang akhirnya mau tak mau keluar dari mobil, saat Sasi justru mulai mengendurkan ikatan sabuk.

Mang Ujang keluar, ia mengedarkan pandangannya ke arah tempat acara, dimana beberapa orang dengan name tag tergantung tengah memeriksa tiket meski tak segitu ketatnya.

Spanduk tajuk konser bersama nama-nama band yang akan manggung mengudara tertiup-tiup angin.

"Huffttt, cilaka saya kalo ketauan sama raden." Gumamnya lirih sambil menggaruk kasar kulit kepala yang mendadak dihuni ketombe se desa.

Klek...blugh!

Mang Ujang semakin melotot melihat penampilan Sasi, "astagfirullah den rara....ngambek ini mah ngambek den nganten nanti! Dennn....aurat diumbar-umbar sama lalat begini!" omel mang Ujang.

Sasi mengernyit, apa yang salah? Rok rempel pendek di bawah lutut, dengan baju hitam lengan panjang? Dimana letak kesalahannya selain dari hari ini nilai ulangannya dapet 6? Toh angin saja sudah bertiup dan berbisik, Woowwww cuantikkk!!! Mang Ujang saja yang kampungan.

"Kenapa mang? Apanya? Ini wajar mang, normal...kalo aurat tuh Sasi pake cung cat aja..." balasnya beradu argumen. Memang benar! Di jaman begini, pakaian ini terlampau biasa, tapi bagi seorang Sasi yang tak terbiasa mengumbar kecantikan dan kulit mulusnya ini adalah suatu kesalahan. Meski dalam balutan hitam-hitam aura ayu layaknya berlian begitu memancar dan bikin kelilipan yang melihat.

"Kalo gitu mamang ikut ke dalam." Ucapnya. Sepertinya ia harus mampir dulu buat beli balsem plus koyo, maklumlah di usia tua...denger suara kenceng dikit aja langsung pening. Apalagi suara lengkingan bas dan gitar melodi, giginya langsung pada rontok minta pensiun dini buat balik kampung.

"Eh, ngga usah atuh...nanti mang Ujang pusing, Sasi lagi yang repot kalo mang Ujang pingsan di dalem."

Justru saya bakalan ma ti kalo biarin den rara sendirian ke dalem. Duh den....den rara itu cobaan buat mata lelaki. Entahlah, mulai dari den bagus Bajra sampai den rara Sasi, anak-anak Kertawidjaja ini memang memiliki aura ketertarikan sendiri, mungkin karena raden nganten dan den Amar sering memandikan mereka di kasepuhan sejak kecil, tepatnya di petilasan dan sendang keluarga kasepuhan, plus puasa mutih.

Bukan sekali saja mang Ujang melihat prosesi yang sering dilakukan den nganten untuk anak-anaknya, terkhusus den rara Rashmi Sundari dan Arum Sasmita. Kedua anak gadisnya itu sekalinya pulang ke kasepuhan dimandiin pake kembang setaman dan susu.

Sasi mengikat setengah rambut di kepalanya, membiarkan sisanya tergerai tanpa menyisirnya sehingga bergelombang tak beraturan, meski tetap terlihat halus dan rapi karena perawatan tradisional yang sering diberikan.

"Mamang parkirkan mobil dulu, den...biar aman. Sebentar! Tunggu!" ucapnya diangguki Sasi.

Ia memakai t shirt polos berlengan panjang, tapi percayalah hal itu yang justru membuatnya menggemaskan.

Sasi mencoba menghubungi Bagas, namun si empunya nomor tak jua mengangkatnya. Hingga mang Ujang kembali ke tempat dimana Sasi berada.

Sasi melangkahkan kakinya bersama dalam pengawasan mang Ujang yang kini memasang tampang an jinkkk herder. Siapapun yang mendekati Sasi dalam jarak 5 meter saja ia bersiap mengoyaknya. Begini-begini dulu waktu SMA ia jagonya ikut tawuran.

Riuh tinggi sudah menggema bersama dengan kehectican para penonton, suara musik mulai menyala menggebu, mengisi setiap tiupan angin di kawasan ini sampai tersebar ke lain arah.

Bukan, masih bukan Bagas. Sasi begitu hafal dengan suaranya.

Bagas yang berada di belakang panggung di tendanya melihat notifikasi masuk.

A, Sasi udah di depan. Penuh banget ternyata....

"Pluy! Ke depan bentar!"

"Ngapain, Gas?! Bentar lagi perform..."

"Ada adek di depan, mau ngikut nonton...Paurr euyy (Bahaya euyy) takut dicolek orang!" seloroh Bagas membuat mereka tertawa.

Mendengar kata adik, Deva lantas teralihkan, "Sasi, Gas?" tanya nya antusias diangguki Bagas.

"Biar gue yang jemput aja atuh."

Praktis pandangan Bagas cukup terkejut meski tak begitu kentara terlihat, "ngga usah, Va. Biar---"

"Biar akang aja, Gas yang jemput. Anak Wira, anak akang juga..." ujar kang Apox yang nyatanya rekan Nata sejak jaman Wira masih sering mengurusi konser-konser band cadas. Jika Wira sudah pensiun, dan terkadang digantikan oleh Alvaro, maka Apox? Masih setia dalam dunianya mengingat kebutuhan dapur dan sulitnya mendapatkan pekerjaan di jaman begini.

"Oh gitu, nuhun atuh kang...."

Apox mengangguk dan segera ke depan bersama bibirnya yang sudah komat-kamit di walkie talkie, "Bray, eta punten...nanti ada penonton cewek cantik, anak SMA lah ngga bawa tiket, tanya dulu namanya Sasi atau Sasmita, amankan...anak akang Wira." Ujarnya sembari melengos semakin ke depan.

"Sasi, kesini Gas?" tanya Deva kembali diyakan Bagas, "mau liat abangnya perform, katanya." terlihat betul Bagas ingin menunjukan pada dunia, jika Sasi selalu memprioritaskan dirinya.

\*\*\*

"Den rara, kita ngga punya tiket..." bisik mang Ujang.

Sasi menoleh dan menatapnya tenang, "calm down, mang U...."

Langkahnya dipotong seorang pemuda hitam manis dengan rambut di cat ungu, "Sasi atau Sasmita?" tunjuknya langsung tau jika gadis inilah yang dimaksud kang Apox.

Sasi dan mang Ujang menoleh padanya.

"Kata kang Apox----"

"Si..." kang Apox menghampiri, memang tak sulit menemukan seorang Sasmita.

"Kang." angguk mang Ujang pada lelaki paruh baya dengan label pimpinan crew.

"Kang Apox,"

"Nuhun, Mex..." tepuknya di pundak sang anak buah. Lantas ia berjalan menggiring Sasi dan mang Ujang ke dalam acara.

"Suka band musik cadas atau cuma nonton Bagas perform aja, Si?" tanya nya.

"Engga terlalu suka, tapi tau lagu-lagunya kalo lagi di rumah teh Asmi sama kang Alva...cuma mau liat a Bagas aja sebentar, kang...sekalian mau tau aja, kalo konser band cadas tuh akaya apa vibesnya..." Sasi terkekeh mengakui.

Apox tertawa, "kaya apa? Kebul (Berdebu/ngebul) ya? Bau an jinkkk edyan?" selorohnya membuat Sasi tertawa renyah.

"Bau badan kang, yang pake parfumnya jadi kesilep..." akui Sasi lagi membuat kang Apox meledakan tawanya, "duh di kritik sama menak, euy...kayanya nanti mesti bikin aturan penonton diwajibkan mandi..." kembali obrolannya mengalir hangat dan ramai dengan Sasi.

"Wah, langsung hujan angin kayanya, kang..."

Kang Apox kembali tertawa, entahlah! Gen wanita di keluarga sobatnya Nata memang memiliki selera humor yang renyah, mulai dari Ganis, menantunya Rashmi dan sekarang si bungsu....

Sasi melewati beberapa orang crew dan ruangan, dimana pandangan mereka cukup meneliti dengan sorot mata penasaran padanya. Namun senyuman Sasi mampu membius siapapun untuk membalas tersenyum padanya.

"Kang, siapa? Anak? Beda cetakan!" seloroh beberapa crew menyapa.

"Ehhh, tong salah! Gini-gini anak saya mah cantik...sama lah!" Lang Apox berseloroh mengakui jika Sasi putrinya.

Huffttt! Ada rasa deg-degan yang melanda ketika ruangan-ruangan terlewati dan kini langkahnya tiba di tenda

⭐ Shelter

Langkahnya terhenti ketika di gawang tenda dan membuat siapa saja di dalamnya menatap kedatangannya.

"Sasi..."

.

.

.

.

.

1
isni afif
lanjut teh sin......up lagi...😍
Zayyin Arini Riza
Sepertinya akan segera berani ungkap perasaan masing masing, tapi harus kah ada penghalang cinta diantara mereka?
'Nchie
kamu sudah kalah pamor gas sama cucu ibun..den alit 😅😅
'Nchie
kangen atuh neng sasi...neng sasi aja ga peka 😅😅
'Nchie
🤣🤣🤣teteh asmi lieir ke Kidu ngilu ngabohong ka amih 😃😃
lestari saja💕
sandal pink kaaan???😂😂😂
'Nchie
haha hati2 bagas banyak yg ngincer sasi...lawanya bukan kaleng2 lo wkwk
lestari saja💕
kayak buronan perlu dikawal euy
lestari saja💕
akhirnyaaa
lestari saja💕
pantesan asmi,candra glawan kan dari turunan apih nyaaa😂😂😂
lestari saja💕
yaaa jodoh atu enin...kalo somplak ketemu somplak mah gimana????biar nyai sekar taji ga serius mulu bisa senyum....😋
lestari saja💕
apapun demi dilirik sasi.....ngelirik ga ya sasi????
lestari saja💕
sopo maneh surya kembara saingan aa bagas???
lestari saja💕
🤣🤣🤣🤣🤣🤣sasi gedeng
lestari saja💕
cita2 mulia
lestari saja💕
semoga ga cinta buta ya wil
Yuni Widiyarti
ini nih si sasi yg rada bego.dikangenin dak tau dia
Miko Celsy exs mika saja
seru nih klo wilang ikut ke rumah asmi,wah bagas jetu rivalnya nih,
Fadilah
next kak
Miko Celsy exs mika saja
amih. hrsnya kau jgn terlalu mengekang ank2 mu krn kau jg dr kalangan orang biasa bkn ninggrat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!