NovelToon NovelToon
JALAN HIJRAH SEORANG PENDOSA

JALAN HIJRAH SEORANG PENDOSA

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Kisah cinta masa kecil / Menikah Karena Anak / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:18.4k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Remaja01

Warning⚠️

Siapkan tisu karna banyak adegan mengharukan mungkin akan menguras air mata.

_____
Menceritakan perjalanan hidup seorang pemuda bernama Firman yang berprofesi sebagai seorang pengedar obat-obatan terlarang. Sekian lama berkecimpung di dunia hitam, akhirnya Firman memilih berhijrah setelah mendapatkan hidayah melalui seorang anak kecil yang ia temukan di tepi jalan.

Akan tetapi, semua itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak halang rintangan yang menghambatnya keluar dari dunia hitam.

"Jack, mungkin aku akan keluar dari dunia hitam ini."

"Kau jangan gila, Man! Togar akan mencari dan membunuh kau!"

Dapatkan Firman keluar dari dunia hitam setelah bertahun-tahun berkecimpung di sana. Dan apakah ia akan Istiqomah dengan pendiriannya, atau akan kembali kejalan yang dulu yang pernah ia tempuh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Firman merenung telapak tangannya yang banyak terdapat bekas luka. Lama ia terdiam sejak menadah tangan membaca doa.

Harus memulai doa dari mana Firman tidak tahu. Ia sudah lama tidak berdoa. Mata di pejam erat, walau tidak ada sepatah kata yang keluar dari bibir, namun air bening deras menetes hingga mengenai telapak tangan.

Firman terus menangis seperti anak kecil yang kehilangan ibu. Tanpa sadar kedua belah telapak tangan jatuh pada sajadah dan perlahan kepalanya ikut turun bersujud. Keningnya mencium karpet yang ada di mushola.

Mata masih terpejam erat. Air bening yang luruh di biarkan saja jatuh. Rasa tenang perlahan hadir di hati.

"Ya Allah ampunilah dosa-dosaku. Mudahkan lah semua urusanku." Bergetar hatinya berbisik.

Setelah merasa hati sedikit tenang, barulah Firman bangkit. Jejak tangis di hapus, karna malu jika di tanya dokter Aisyah nantinya.

Kain sarung mushola yang di pakai tadi di lipat kembali setelah mengganti dengan celana jeans sebelum keluar dari mushola.

Sambil menunggu Aisyah pulang, Firman duduk lagi di kursi tunggu.

Jaket jeans diselimutkan ke tubuh sendiri. Dari tempatnya duduk, Firman dapat melihat kak Liza yang sedang mendorong pintu kaca resepsionis. Sedangkan dokter Aisyah sedang menuruni tangga bersama tiga perawat. Firman menoleh ke arah lain. Entahlah, ia malu jika bertentangan mata dengan dokter muda itu.

Tiba-tiba ponsel Nokia baru miliknya bergetar dan mengeluarkan suara.

Segera Firman berdiri dan berjalan menjauh sebelum menjawab panggilan tersebut, karna tidak ingin ada yang mencuri dengar obrolannya.

"Ya, hallo? Kenapa Jack?" tanya Firman setelah menekan tombol jawab.

"Santai, bro. Disini aman. Ohya, kau pergi kemana tadi? Aku telepon tidak kau jawab?"

"Oh, tadi aku sholat," jawab Firman.

"Sholat? Sekarang kau dimana? Mesjid?"

"Tidak. Aku masih di klinik dokter Aisyah. Sejauh ini, belum ada terlihat bayang-bayang anak buah Togar di sini. Tapi aku masih khawatir karna dia masih bertugas di klinik. Jadi aku akan pastikan dia pulang dengan selamat," balas Firman.

"Kau tidur dimana malam ini? Rumah dokter cantik itu?"

"Kau sudah gila? Memangnya aku ini siapa dia?" Suara Firman agak tinggi dari sebelumnya.

"Hehehe, aku tanya saja. Kau jangan marah gitu."

"Siapa yang marah? Aku hanya ingatkan saja, takutnya kau malah bicara seperti itu di depan orangnya. Dimana aku simpan muka ini."

"Hehehe." Jack kembali terkekeh. Ia suka melndengar sahabatnya marah seperti itu. "Ohya, Man. Tadinya aku ingin video call kau dengan umar. Tapi aku ingat kau sekarang memakai ponsel butut."

"Ya, nanti kuperbaiki ponsel yang lama. Umar bagaimana?"

"Sekarang dia sudah tidur. Aku pun sekarang sedang berada di dalam mobil. Kau tau Man? Sekarang bocah itu sudah memiliki teman."

Firman tertawa kecil mendengarnya. "Pasti dia sudah lupa denganku, kan?"

"Eh, siapa bilang. Kau tidak tau bagaimana dia tadi. Tak henti-henti menanyakan kau dimana. Aku jawab saja kau sedang kerja."

Firman tersenyum kecil. "Ya sudah, sekarang pergilah cari makan dulu. Bungkus sedikit  untukku, aku juga belum makan apa-apa. Setelah mengantar dokter Aisyah pulang ,aku hubungi kau."

"Oke. Bye."

Sambungan telepon pun berakhir.

Firman kembali kekursi tunggu. Kepalanya sakit memikirkan berbagai masalah yang datang silih berganti.

***

Rokok di tangan di hisap untuk terakhir kali sebelum di buang. Gerimis di luar di lihat Firman. Kadang kepalanya juga mendongak ke atas melihat apakah masih ada bintang di kegelapan malam. Namun, yang di lihatnya hanya langit yang kelam.

Segera tubuh di palingkan kearah lain, ketika melihat dokter Aisyah berjalan kearahnya. Masker juga di pakai.

"Bang Firman," panggil dokter Aisyah.

Firman menoleh.

"Bang Firman belum pulang?" tanya dokter Aisyah seraya mendekati pemuda menggunakan jaket jeans itu.

"Hm, Aisyah. Boleh kita bicara sebentar?" balas Firman.

Dokter Aisyah mengangguk, tanpa banyak tanya, kaki semakin mendekati pemuda itu disudut koridor.

"Sebenarnya, saya mengkhawatirkan keselamatan Aisyah."

Kening dokter Aisyah agak berkerut. "Kenapa? Selama ini saya baik-baik saja, kok," balas dokter Aisyah. Wajah pemuda yang menggunakan masker di perhatikannya. Saat melihat para perawat keluar dari klinik, dokter muda itu mengulas senyum pada mereka.

"Tapi keadaanya sekarang berbeda. Saya sekarang sedang menjadi incaran seseorang, mungkin orang itu juga akan melibatkan orang yang pernah saya kenal. Di kota ini saya tidak banyak kenal orang, hanya Jack, Umar dan dokter. Saya tidak ingin terjadi sesuatu pada dokter," balas Firman sambil menyilangkan tangan di dada.

"Jangan khawatir, insyaallah saya baik-baik saja." Dokter Aisyah tersenyum untuk meyakinkan lelaki di depannya. "Mari saya antar bang Firman pulang."

Firman membalas tawaran dokter Aisyah dengan gelengan kepala. "Tugas saya sekarang mengantar dokter pulang kerumah dengan selamat. Apa Aisyah ingin pergi ke suatu tempat setelah ini?" tanya Firman.

"Hm, sebenarnya saya ingin bertemu teman. Kami sudah janji mau pergi pengajian. Bang Firman mau ikut?"

"Pengajian yang Aisyah bilang waktu itu?"

Kemarin Aisyah memang pernah memberikan jadwal pengajian, tapi satu pun tidak pernah di hadiri Firman karna sibuk.

Dokter Aisyah mengangguk. "Gak lama, kok. Paling 1 jaman. Sekarang sudah jam 9. Mobil saya ada di sana." Aisyah menunjuk dimana mobilnya terparkir, lalu mengeluarkan payung lipat dari dalam tas. Payung di buka sembil melihat Firman yang sedang menadahkan tangan keatas. Mungkin sedang merasakan gerimis yang turun.

"Ayo," ajak Firman. Hujan di terobos begitu saja.

Dokter Aisyah menggeleng dengan senyum kecil sebelum mengekori pemuda itu.

"Sudah mau pulang?"

Dokter Aisyah kaget melihat dokter Fadli tiba-tiba hadir di hadapannya.

"Iya, kenapa?" jawab dokter Aisyah.

"Pasti dokter belum makan malam, kan? Bagaimana kalau kita makan malam dulu?" ajak dokter Fadli. Sekilas matanya melirik Firman yang berdiri di sebelah dokter Aisyah. Hatinya bertanya-tanya siapa lelaki itu. Masker yang di pakai Firman menghalangi ia mengenal wajah itu, di tambah keadaan di luar memang kurang penerangan.

"Terimakasih tawarannya, dokter. Tapi, maaf. Saya sudah makan malam dan sekarang saya harus buru-buru pergi."

"Tunggu. Dia siapa?" Dokter Fadli menghalangi jalan mereka.

"Dia teman saya," jawab dokter Aisyah.

"Ooh, teman?" Dokter Fadli mengulurkan tangan pada Firman. "Kenalkan, saya dokter Fadli," ucapnya dengan bangga.

Firman pun menyambut uluran tangan dokter Fadli. Pandangan tidak bersahabat dokter itu tidak di perdulikannya. "Aku Ashrafi. Senior Aisyah," balas Firman.

Setelah bersalaman, dokter Aisyah mengajak Firman masuk ke dalam mobil.

Firman masih memakai masker, ia takut ada orang yang mengenalinya. Seperti dokter Fadli tadi. Andai Firman tidak memakai masker, mungkin dokter Fadli yang bekerja sama dengan Taleben, bisa mengenali wajahnya.

"Aisyah," panggil Firman dari tempat duduknya yang berada tepat di belakang Aisyah.

"Ya." Aisyah melihat samar-samar pemuda di belakangnya dari kaca spion.

"Lelaki tadi siapa?" tanya Firman.

"Oh, itu teman Abang saya. Kebetulan abang saya seorang relawan. Jadi waktu itu gak sengaja kenal dengan dokter itu saat membagikan pakaian di sebuah yayasan panti asuhan."

"Hmm, maaf sebelumnya. Kenapa Aisyah seperti tidak menyukai dia?" Firman memperhatikan gadis yang tengah mengemudi itu dari spion depan.

"Karna dia itu kurang ajar. Saya gak suka lelaki seperti itu."

"Kurang ajar? Memangnya dia melakukan apa?" Firman kembali bertanya.

"Waktu pertama berkenalan, dia malah sengaja memegang tangan saya. Walaupun terlihat biasa saja, tapi tetap saya benci kelakuan dia," jawab Aisyah.

"Saya lihat juga begitu. Aisyah memang harus lebih hati-hati dengan dia." Firman bicara seperti itu bukan karna cemburu atau merasa tersaingi. Tapi karna ia tahu pekerjaan dokter Fadli. Firman takut dokter Fadli akan menjebak Aisyah nantinya.

1
maya ummu ihsan
karya bagus tp sepi pembaca..sayang srkali..
Sasa Sasa: Gak apa-apa kak. Bukan rezeki mungkin
total 1 replies
maya ummu ihsan
bagus
maya ummu ihsan
bkn kaleng2 nih ternyata firman pernah kuliah kedokteran
Iqlima Al Jazira
kasihan anisa
Iqlima Al Jazira
siapa yang meninggal thor?
oma lina katarina
Lom ngerti nih ceritanya
Iqlima Al Jazira
kejam😡
Sasa Sasa: Biar fealnya dapat
total 1 replies
Iqlima Al Jazira
jangan terlalu rumit donk thor,
kasian Aisyah 😢
Iqlima Al Jazira
karena mertuanya selalu membandingkan dengan mu. tapi Jack juga keterlaluan pada unar
Iqlima Al Jazira
🤣🤣
®agiel
Masyaa ALLAH....
luar biasa Aisyah dengan ucapannya ya...

karena sebaik baik memohon pertolongan & perlindungan hanya kepada ALLAH SWT saja.

thoyyib Author thoyyib...👍
®agiel
Hahahahaa kejam sekali dokter Fadli ya Thor 🤭
®agiel: saya sih ikutin kata naluri pembaca aja Kaka....hehehee 🤭
Sasa Sasa: 🫢 masa sih?
total 2 replies
®agiel
sungguh memang berat untuk berhijrah menjadi lebih baik & tetap Istiqomah ( taubatan nasuha ), akan tetapi yakin dengan ketetapan ALLAH SWT adalah yang terbaik, tidak ada yang tidak mungkin jika ALLAH SWT sudah berkehendak.

semoga alur di bab ini Author bisa menggiring pembaca, agar bisa juga Istiqomah menjadi pribadi yang lebih baik.

semangat & sehat sehat ya Thor 💪
®agiel: sama sama yaaa...👍
Sasa Sasa: Ammin, makasih kakak🥰
total 2 replies
Usmi Usmi
Nia kan Intel cuma ada kepentingan
Maria Ulfah
update nya lama ya sekarang mah
Sasa Sasa: Dua bab sehari kadang lebih.
total 1 replies
Iqlima Al Jazira
next thor
Sasa Sasa: Oke kak
total 1 replies
Agus Tina
Semoga Togar tidak pernah menemukan mereka kembali ... taunya mereka berdua benar2 sudah tiada ...
Maria Ulfah
update lagi thor seru
Maria Ulfah
update lagi thor seru
®agiel
Dan Menikah itu adalah ibadah terpanjang manusia sampai ajal itu tiba...
Wallahu a'lam bisawwab 🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!