Memiliki latar belakang yang tidak megah membuat Angrek tidak terlalu banyak berharap pada hubungan asmara. Tapi sesuai namanya Angrek, pesonanya memukau banyak orang yang memandangnya. Mungkin bagi setiap wanita mendambakan pesona tang Angrek miliki.
Wajah cantik , putih, tinggi semampai dan menonjol di tempat yang tepat tentu impian setiap wanita, dan itu ada pada diri Angrek. Angrek tentu saja sangat mensyukuri kelebihan yang Allah berikan padanya. Tapi siapa sangka wanita cantik itu bernasip malang.
Tepat di hari pernikahannya dengan salah seorang anak pengusaha terpandang di negerinya. Anggrek harus menerima pahitnya sebuah cinta. Bahkan pada saat bahtera rumah tangga itu baru di mulai, pelaminan yang seharusnya menjadi saksi akan kebahagiaan mempelai malah harus menyaksikan kisah pilu seorang Anggrek.
Penasaran? Yuk ikuti kisah perjalanan Anggrek dengan judul cerita Luka di Pelaminan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tindek_shi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah Faham
Tepat setelah melihat Arjuna memasuki apartement elit di lantai 21 itu Anggrek terduduk. Matanya berkaca-kaca tapi tidak terisak ataupun tergugu.
"Apa ini benar? Apa mataku tidak menipu?" lirihnya.
"Matamu tidak menipu Nona! Itu memang Nona Jessika dan Tuan Arjuna, mereka sudah tunangan dan sebentar lagi mungkin mereka akan menikah," kata seorang tetangga apartement yang kebetulan melihat luka di mata wanita bercadar yang sekarang tengah terduduk.
Pria yang mengkoreksi kebenaran tadi berlalu dan pergi dari sana. Sekarang tinggal Anggrek yang masih termenung.
"Bodoh!" katanya entah pada siapa.
Anggrek berlalu pergi dengan jalan cepat, setelah di lobi di lihatnya taxi yang tadi Anggrek pesan masih di sana.
"Jalan Pak!" kata Anggrek begitu dirinya sidah di dalam taxi.
Tidak ada air mata di mata indahnya, bagi Anggrek sudah cukup menjadi bodoh! Lebih baik nikmati apa yang terjadi, jika memang sudah tidak sanggup lagi wanita muda itu akan melepaskannya.
Seteibanya di rumah, hari sudah menunjukkan pukul 5.30 sore. Kedatangan Anggrek di sambut ART rumah mertuanya. Tidak ada yang terucap dari Anggrek selain memberikan belanjaan dapurnya kepada ART dan berlalu pergi.
"Nona, Nyonya dan Tuan pergi ke Bandung karena tantenya Tuan Arjuna masuk rumah sakit," kata ART itu sebelum pergi membawa balenjaan dapur itu.
"Apa Mamah berpesan sesuatu lagi?" tanya Anggrek.
"Kata Nyonya, Tuan dan Nona tidak usah menyusul. Karena perusahaan snagat membutuhkan Tuan Arjuna dan juga Tuan Arjuna harus ada yang mengurusnya," kata Bibi ART sebelum benar-benar pergi ke dapur.
"Baiklah, mertuaku ingin aku mengurus anak kesayangannya sebagai babysitter. Baiklah!" Anggrek segera menaiki tangga untuk menuju kamarnya.
...🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙...
Larutnya malam tidak menyurutkan semangat wanita cantik itu untuk membuat rancangan terbarunya yang akan dia gunakan untuk lomba nanti. Bukan hanya itu berbagai rancangan untuk studionya juga harus di selesaikan sesegera mungkin. Karena rancangan keluaran sebelumnya telah ludes di pasaran.
Anggrek benar-benar tenggelam dalam kesibukannya hingga tidak menyadari seseorang yang menjadi bagian penting dari dirinya belum pulang walau hari sudah menunjukkan pukul 1 malam.
Clek
Suara pintu terbuka, tapi ketika Arjuna memasuki kamarnya tidak di lihatnya Anggrek sudah 1 minggu menjadi teman tidurnya. Hingga terdengar suara pintu kamar mandi terbuka dan Anggrek muncul masih dengan menggunakan gamis panjang yang terlihat santai dan di lengkapi dengan kerudung rumahan yang menutupi kepa hingga hampir menyentuh pinggangnya.
"Belum tidur Anggrek?" tanya Arjuna sejenis pertanyaan basa basi.
"Abang mau mandi dulu?" tanya Anggrek tanpa menjawab pertanyaan sang suami.
"Aku tadi sudah mandi di kantor," kata Arjuna kembali.
"Ooo baiklah," Anggrek sama sekali tidak berniat berkomentar apalagi menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan di mana suaminya mandi.
"Atau Abang mau makan dulu?"
"Abang udah makan tadi karena, kelaparan saat mengerjakan berkas kantor. Sekarang Abang kangen kamu, kita ngadon dedek yu biar cepat jadi," kata Arjuna.
"Aku ngak mau kamu sentuh lagi Bang!" kata Anggrek menepis halus tangan sang suami.
"Apa maksud kamu Anggrek?" tanya Arjuna.
"Bukannya Abang udah dapatkan dari selingan Abang! O atau mungkin aku yang selingan dia yang menjadi fokusnya Abang."
Duar
"Apa ini?" khawatir pria itu dalam hati.
"Anggrek ada apa? Coba kau ceritakan jika ada sesuatu yang membuatmu merasa tidak nyaman?" tanya Arjuna pada sang istri.
"Kamu masih saling mencintai Jessika bukan? Aku yakin kamu malam ini juga pasti habis bersama Jessika! Iyakan?" tanya Anggrek dengan nada yang tidak tanggung-tanggung karena kesal.
"Aku memang habis bersama Jessika, tapi aku bisa jelaskan Anggrek," Arjuna berusaha untuk menjelaskan kepada sang istri.
"Mau jelasin apa lagi? Mau jelasin kau kamu mesra-mesraan sama dia? Kamu peluk-pelukkan sama dia? Atau mungkin sudah lebih dari itu?" kata Anggrek dengan emosi yang tidak lagi mampu ia bendung.
"Anggrek dengarkan aku dulu," kata Arjuna masih berusaha sabar.
"Ini tidak seperti yang kamu duga!" kata Arjuna berusaha menekan perkataannya masih dengan nada lembut.
"Jika memang kamu tidak ingin lagi bersamaku, kenapa menikahi ku bang*at! Ba*ingan!" semua simpah serapah keluar dari mulut wanita yang sudah terlalu akrab dengan luka itu.
"Jika kau memang ingin bersama dengannya katakan baik-baik padaku! Aku akan senang hati pergi dari hidupmu! Hubungan kita memang berasal dari kesalahan dan aku yakin betul kau belum bisa menerimaku! Tapi kenapa tidak bertetus-terang jika kau ingin menikahi wanita lain Bajing*n!" teriak Anggrek seraya melempar vas bunga ke arah dinding.
Pyar
Suara pecahan dari benda keramik yang bertemu dinding.
"Anggrek dengarkan aku dulu!" kata Arjuna berusaha menggapai sang istri tapi bukannya tergapai malah Anggrek menyapu semua alat rias dan barang yang ada di meja riasnya hingga berjatuhan dan pecah semua kebawah.
"Istigfar kamu Anggrek! Istigfar! Kamu ini kenapa?" Teriak Arjuna yang sudah tidak tahan lagi melihat tingkah istrinya itu.
"Masih ingat Tuhan kamu Bang? Tadi kamu kemana aja? Sampai pulang jam segini? Apa wanita itu sangat berharga untukmu hingga kamu lupa kalau kamu punya istri?" tanya Anggrek sarkas.
"Anggrek dengarkan aku dulu!" kata Arjuna.
Arjuna yang merasa bingung merengkuh sang istri dalam pelukannya dan itu membuat Anggrek tenang dan tergugu dalam tangisannya.
"Kalau memang tidak lagi ingin bersamaku, katakan denga jujur jangan khianati aku dengan begitu kejamnya,"
"Aku sudah pernah di talak setelah beberapa jam menikah pasti tidak akan terlalu buruk cerai setelah satu minggu pernikahan..."
Perkataan Anggrek di potong oleh Arjuna dengan ciuman panasnya, adegan panas itu berlanjut tanpa bisa di hindari oleh Anggrek. Meskipun wanita itu mau menolak tapi tenaga seorang wanita tentu kalah dengan tenaga laki-laki.
Anggrek pasrah akan apa yang di lakukan Arjuna pada dirinya. Tangisnya masih belum berhenti, dalam hatinya membenarkan rencana Amanda. Ada baiknya dia sudahi pernikahan gila ini dan balik ke USA atau bisa-bisa dia beneran gila jika bertahan dalam hubungan toxic ini.
Tepat setelah Arjuna mencapai puncak surgawinya, pria itu menatap istrinya berkaca-kaca.
"Aku sudah katakan jika kita harus belajar saling menerima bukan?" tanya Arjuna tapi tidak di balas oleh Anggrek sama sekali.
"Kamu mau menyampaikan kebenarannya, apa kamu mau mendengarkan aku?" tanya Arjuna seraya menghapus qir mata sang istri.
"Anggrek aku tahu jika di hati ini belum ada namamu, tapi aku berusaha keras agar hubungan kita bisa sewajarnya. Tadi itu cuma salah faham!" Anggrek masih diam tanpa mau menjawab.
"Jessika terjatuh karena di senggol mobil! Sekarang dia sedang di rawat di rumah sakit setelah kuretasi!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...