“Damian, ah, jangan...”
"Itu geli, jangan seperti itu."
Arissa berdiri di depan ruangan kantor direktur Miracle group, dia mendengar suara Damian suaminya yang sedang bermesraan dengan wanita lain di dalam ruangan itu, suara manja wanita yang tengah bersama dengan suaminya itu seperti belati tajam yang menghujam jantungnya.
“Nyonya, direktur sekarang sedang sibuk, nanti akan saya sampaikan jika nyonya datang mengunjunginya...” Asisten pribadi Damian, Remi dengan wajah canggung dan penuh simpati menatap Arissa.
"Damian apa yang kamu...." Belum sempat Arissa menyelesaikan ucapannya, mulutnya sudah di bekap oleh bibir Damian.
Ciuman Damian kali ini lebih kasar dari sebelumnya. Seperti hendak menelan Arissa bulat-bulat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EP: 35
Arissa keluar dari kamar mandi, lalu menuju ruang tamu.
Kemeja putih milik Damian yang di kenakannya memperlihatkan kaki jenjang putih mulus miliknya.
Sangat seksi dan menggoda, Damian sampai menelan salivanya berulangkali. Namun, dia mencoba untuk menahan diri, meskipun sesuatu di dalamnya sudah terbangkitkan.
“Apa bajunya sudah sampai?” Arissa bertanya dengan malu-malu.
Mendengar hal itu, Damian langsung tersadar kembali, berdehem sejenak, tangannya menunjuk pada sebuah paper bag yang tergeletak di sampingnya.
Arissa diam-diam menghela nafas lega, mengambil paper bag lalu kembali masuk ke kamar untuk mengganti pakaiannya.
Damian melihat Arissa yang kembali ke kamar, dia sedikit tidak rela, dia suka saat Arissa mengenakan kemeja miliknya itu.
Damian tidak bisa menyangkal bahwa dia merasa sedikit kecewa saat Arissa melepas kemeja miliknya. Dia menyukai Arissa dengan kemeja itu, kemeja besar itu membuat Arissa terlihat seksi, manis dan juga polos.
Mungkin lain kali dia akan mencari kesempatan untuk menyuruhnya mengenakan itu?
Beruntung Arissa tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan saat itu, jika tidak pasti Arissa sudah mengira jika dia adalah pria mesum.
Di dalam kamar, Arissa melihat isi paper bag yang terdapat pakaian dalam, dan pakaian tidur, seketika wajahnya menjadi memerah.
Dia tidak menyangka jika Damian akan seperhatian itu padanya, hanya saja memikirkan seorang pria menyiapkan pakaian dalam untuknya, membuat kedua pipinya terasa memanas.
Damian menatap Arissa yang keluar mengenakan pakaian tidur.
Damian tidak bisa menahan senyumnya saat melihat Arissa keluar dengan pakaian tidur yang sederhana tapi dia tetap terlihat manis. Dia merasa bahwa Arissa memang sangat cantik, memakai pakaian apapun membuat Damian tidak bisa tidak menekan salivanya.
Sepertinya dia memang sudah tergoda dengan Arissa.
Sama seperti tadi, dia tidak bisa mengalihkan pandangannya, bahkan terasa semakin sulit untuk menahan diri.
“Aku, aku tidur dimana nanti?” Tanya Arissa dengan pelan.
Tadi dia melihat ke sekitar, menemukan hanya ada satu kamar di apartemen ini.
“Tidur bersama.” Ucap Damian dengan datar.
Raut wajah Arissa langsung berubah, rasa terima kasih yang tadinya segudang pada pria itu, seketika menghilang tak bersisa.
"Ti...tidak!" Tolak Arissa dengan tegas.
Tidur dengannya? Apa dia sudah gila!
“Kamu juga melihatnya, disini hanya ada satu ranjang.” Terlihat sebuah kilatan dalam tatapannya, berucap menahan tawa.
"Kalau begitu aku tidur di sofa saja.”
Arissa menggigit bibirnya, menunjuk sofa yang Damian itu duduki.
Damian tersenyum tipis, matanya berkilauan dengan sedikit tantangan. "Sofa itu tidak nyaman, kamu akan capek jika tidur di sana," katanya dengan nada yang santai, tapi dengan nada yang sedikit menggoda. Dia tidak bergerak dari tempat duduknya, tapi matanya terus memandang Arissa dengan intensitas yang membuat Arissa merasa tak nyaman.
Arissa merasa seperti sedang di jebak. Dia tidak ingin tidur bersama dengan pria yang sudah menjadi mantan suaminya itu, setahunya begitu, karena dia sudah menyerahkan surat cerai pada pria itu.
tapi dia juga tidak ingin tidur di sofa yang tidak nyaman. Tubuhnya sudah terlalu merasa lelah dan sakit karena kejadian yang menimpanya tadi. Dia mencoba untuk mencari solusi lain. Tapi, sepertinya tidak ada pilihan lain yang tersedia.
Damian masih memandangnya dengan senyum tipis, seperti menunggu Arissa untuk menyerah dan menerima tawarannya. Arissa merasa sedikit kesal dengan situasi itu.
Damian malas beradu mulut lebih panjang lagi dengannya, dia langsung menggendong Arissa ke arah kamar,
Arissa merasa terkejut dan tidak bisa bergerak saat Damian menggendongnya masuk ke kamar, Dia merasa sedikit lemah dan tidak bisa melawan saat Damian meletakkannya di atas ranjang. Saat Damian menyelimutinya, Arissa merasa hangat dan nyaman, tapi dia tidak ingin menunjukkan perasaannya itu kepada Damian. Dia berusaha untuk tetap marah dan tidak mau menyerah.
Sudah sejam lebih, Arissa berbaring di atas kasur, meskipun Kasur itu terasa nyaman di punggungnya, tapi dia benar-benar tidak bisa tidur seranjang dengan Damian.
"Sebaiknya aku tidur di sofa saja.” Arissa akan bangun.
Damian membuka matanya yang telah terpejam, menatap Arissa dengan ekspresi yang sedikit santai.
"Tidurlah, aku tidak akan mengganggumu," katanya dengan nada yang lembut. Dia bergerak sedikit, membuat ruang di sampingnya untuk Arissa.
"Pejamkan matamu dan tidur saja, aku tidak akan melakukan apa-apa."
Arissa masih menolak, dan kekeh ingin keluar untuk tidur di sofa.
“Tidurlah dengan tenang, jika kamu berani berbicara satu kata lagi, aku akan menciummu, hingga kamu menurut padaku.” ancamnya.
"Tapi....." Belum habis ucapan keluar dari mulut Arissa, bibir hangat Damian sudah menyentuh bibirnya.
Ciuman itu hanya kecupan kilat dari Damian, menegaskan jika ucapannya tidak main-main.
Arissa menutup bibirnya yang dicium, membelalakkan matanya dengan mau. “Aku akan tidur di sofa.” Arissa segera berdiri dengan wajah merah merona.
Damian menahannya lalu menarik Arissa masuk ke dalam pelukannya, membuat Arissa kembali terbaring di atas kasur empuk itu, lalu kembali mencium bibir merahnya.
Beberapa saat kemudian, dia baru melepaskan bibir Arissa perlahan-lahan, memiringkan tubuhnya melihat wajah Arissa yang merona. Menatap alis dan matanya yang indah, seperti tersihir, Damian menundukkan kepalanya perlahan-lahan, lalu mengecup kelopak matanya.
"kamu...." Baru saja Arissa ingin kembali bersuara, Damian kembali menciumnya, kali ini lebih lama daripada sebelumnya.
Setelah berakhir, Damian tersenyum pelan, iris matanya yang dalam seperti terdapat bintang di dalamnya, terlihat bersinar.
"Apa kamu sengaja agar aku terus mencium mu? Jika iya, Kamu boleh saja langsung mengatakannya, aku akan melakukannya tanpa ragu, aku tidak keberatan sama sekali untuk itu.” Ucap Damian pelan dengan suara rendah.
Arissa langsung membelalakkan mata, matanya membulat menatap Damian, wajahnya memerah karena kesal. Namun dia sudah tidak berani lagi untuk bersuara. Dia takut jika Damian akan kembali menciumnya.
Melihat Arissa dengan mimik wajah seperti itu membuat Damian menyunggingkan sudut bibirnya, menundukkan kepalanya lalu kembali mengecup pelan bibir Arissa.
"Sudah sangat larut, tidurlah." Ucapnya.
Arissa ingin protes dengan kecupan itu, tapi saat akan membuka mulutnya, dia teringat dengan yang sebelumnya, terpaksa dia menelan kembali apa yang ingin dia katakan, Arissa menutup matanya dengan perasaan kesal.
Arissa yang tidak pernah tidur sedekat itu dengan orang, seketika merasa sangat tidak nyaman, dia mengulurkan tangannya dan sedikit mendorong tubuh Damian agar menjauh darinya.
Damian menangkap tangan Arissa, menggenggam tangannya menautkan jari-jarinya dengan erat.
"Tidurlah dengan tenang, jika kamu berulah lagi, aku akan melakukan sesuatu padamu." Ucap Damian yang mendekatkan bibirnya ke telinga Arissa hingga membuat Arissa bergidik.
"Tenang saja, tanpa izin mu, aku tidak akan menyentuhmu. Namun jika kamu berani memberontak lagi, aku tidak akan menjaminnya." Kata Damian lalu memejamkan matanya dengan bibir tersenyum.
...****************...
Terima kasih yang sudah membaca dan mendukung author...
kita ikuti
ceritanya thor
apakah dirimu lagi sibuk?
semoga author sehat " ya
🙏🙏🙏
di tunggu up nya...
bersatu lagi thor
bikin sebucin bucinnya
mereka ber 2
lanjut thor ceritanya
semoga iya biar terkejut