Dunia Selina tiba-tiba berubah sejak kecelakaan yang Merenggut nyawa Mama nya. Ia bahkan mengalami buta mata setelah kejadian itu. Tidak sampai di sana. Sang Papa menyalahkan nya karena dia lah sang Mama meninggal.
Selina di jual pada seorang Pria. Ibu tiri yang jahat berada di belakang semua itu. Namun tanpa di sadari, ia malah jatuh cinta pada seorang Pria ke-jam yang sudah banyak Merenggut nyawa manusia.
Bagaimana kisah Selina selanjutnya? Semua ada di novel ini. Selamat membaca semua nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Mereka yang ada di sana terus menertawakan Selina. Sedangkan Selina, hanya diam saja dan menghitung beberapa suara tawa yang ada di sana.
Ia biarkan mereka semua tertawa bahagia terlebih dahulu. Supaya nanti mereka akan menangis darah.
"Aku hitung sampai 3, jika kalian tidak ada yang membuka rantai yang ada di leher nenek, maka akan Aku pastikan."
"Apa? Kau akan membunuh kami? Lakukan saja, kami tidak takut."
"Satu..." Selina pun mulai menghitung.
"Tidak perlu menghitung Selina, kami tidak akan pernah membuka rantai itu dan kau akan kami beri pelajaran."
"Dua..." Selina bahkan tidak peduli dengan omongan mereka.
"Kau jangan main-main dengan kami, Selina."
"Tiga."
Setelah hitungan ketiga, Selina bergerak cepat dan mematahkan seluruh kaki mereka yang ada di sana.
Tidak perlu membunuh mereka. Cukup berikan mereka rasa sakit yang luar biasa, yang tak akan pernah mereka rasakan sebelumnya.
"Agh,,,, Bagaimana mungkin kamu bisa mematahkan kaki kami semua yang ada di sini?"
"Cepat buka rantai yang melilit leher nenek. Dalam hitungan ketiga, jika kalian tidak membukanya, maka aku akan mematahkan tangan kalian setelah ini."
"Kau gila! Kau bahkan lebih gila dari Damian. Bukan gila kau itu Psiko-pat."
"Satu.."
Lagi, Selina mulai menghitung dan dia tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh mereka yang ada di dalam ruangan itu.
"Dua.."
"Baik, akan aku serahkan kunci ini padamu dan silakan Kau yang membuka sendiri. Kaki kami tidak bisa bergerak. Bagaimana mungkin kami bisa bangun dan membuka rantai yang ada di leher nenek."
Selina mendekat dan mencoba untuk mengambil kunci itu. Namun mereka masih saja ingin bermain-main dengan Selina.
Salah satu Pria itu ingin menarik tangan Selina untuk mereka beri pelajaran. Namun, Pria itu salah besar.
Saat Pria itu mencoba untuk menarik tangan Selina, tangan Pria itu yang malah langsung dipatahkan begitu saja.
Pria itu bahkan berteriak kesakitan. Rasa sakit yang tak terkira, dihadapi oleh nya saat itu juga.
Selina pun mendapatkan kunci dan berusaha untuk membuka rantai yang ada di leher sang nenek. Ia meraba-raba rantai yang ada di leher sang nenek dan kemudian mencari di mana gemboknya.
Dan tidak lama kemudian, Nenek pun berhasil diselamatkan dari rantai-rantai itu.
"Kau tidak akan selamat Selina, karena Kau telah melukai kami."
"Aku tidak peduli dengan kalian. Urusanku hanyalah dengan Nenekku saja. Ayo nek, kita keluar dari sarang ba-bi ini."
Selina pun mencoba untuk memapah Sang Nenek yang berusaha untuk berjalan. Seperti nya sudah beberapa hari si Nenek disekap sehingga kakinya sulit untuk digerakkan.
"Apa suamiku akan terus melihatku di sana?"
Selina kesal sekali karena Damian hanya melihat saja dirinya bertarung seorang diri. Padahal sebenarnya Damian, hanya ingin melihat seberapa besar kekuatan sang Istri.
"Selina, tidak salah kau menjadi cucu ku. Nenek akan memberikanmu kekuasaan sebagai Nyonya yang ada di kediaman ini. Dan mulai hari ini, kau akan menjadi pengganti nenek."
"Tidak bisa. Itu tidak bisa dilakukan. Karena aku masih hidup. Harusnya Ibu memberikan kekuasaan itu padaku." Ibu nya Damian tiba-tiba saja sudah berada di sana.
"Aturan ini aku yang buat. Dan kau tidak berhak untuk tahu dan ikut campur urusanku. Kau Dan keponakan-keponakanmu itu, bahkan berusaha untuk mencelakai ku. Apa Kau pikir aku tak tahu?"
"Jadi, ini semua perbuatan Ibu? Apa maksud Ibu melakukan semua ini? Apa benar jika Ibu ingin membu-nuh Nenek?"
"Tidak begitu Damian. Ibu hanya menggertak Nenekmu saja. Tidak mungkin Ibu ingin membunuh Nenekmu. Ya walaupun nenekmu ini adalah mertua Ibu. Hanya saja, tidak mungkin Ibu bisa setega itu."
"Sudahlah. Malam nanti, kita semua akan berkumpul di sini. Aku akan menghukum kalian semua yang sudah membuat ku jadi seperti ini. Damian, hubungi seluruh keluarga kita. Malam nanti, semua wajib ada di rumah."
"Bagaimana jika mereka sibuk?"
"Jika ada yang tidak datang nanti malam, mereka akan aku coret dari keluarga Owen. Aku tidak punya anak dan cucu yang pembangkang! Selina, bawa Nenek ke kamar. Nenek lelah."
"Baik, Nek."
"Bu, dia itu buta. Bagaimana mungkin bisa membantu Ibu."
"Sandra, mata Selina memang buta. Akan tetapi, setidaknya hatinya tidak kotor seperti hatimu. Ayo kita pergi dari sini Selina. Nenek sudah sangat gerah dan ingin mandi."
"Baik, Nek. Permisi, Bu Sandra."
Selina pun berjalan layaknya orang normal sambil membantu Neneknya Damian. Tidak lama kemudian, mereka tiba di rumah khusus milik sang Nenek yang selama ini menjadi tempat tinggal beliau.
Entah kenapa Selina sangat suka berlama-lama berada di tempat itu. Rumah Neneknya Damian memiliki halaman yang sangat luas dan di halamannya, ditanami oleh banyak bunga-bunga mawar.
Rumah utama dan rumah Neneknya Damian, berada tidak jauh. Kakek dan Nenek dulu nya membangun rumah khusus untuk mereka di masa tua. Dan rumah itu, masih berada di halaman keluarga Owen.
"Sepertinya kamu sangat suka di sini, Selina." Nenek nya Damian melihat Selina yang menikmati bunga-bunga nya dalam keadaan tak bisa melihat.
"Tentu saja, Nenek. Mamaku sangat menyukai bunga. Apalagi mawar dan aku begitu tenang ketika aku berada di taman bunga yang indah."
"Berarti kesukaan kita sama. Dan Nenek yakin, tidak salah jika ia memilihmu untuk menurunkan kekuatannya."
"Apa maksud Nenek?"
"Nanti saja. Suatu saat nanti, kau akan tahu. Untuk saat ini, Nenek tidak bisa mengatakan apapun."
Selina duduk di depan hamparan Bunga. Sedangkan Nenek nya Damian sudah masuk ke dalam rumahnya dan melakukan kegiatannya seperti biasa.
Entah ke mana perginya asisten pribadi sang Nenek, yang selama ini selalu berada di sampingnya.
Hingga tiba-tiba saja Selina mendengar suara orang berjalan yang mulai mendekat ke arahnya. Suara itu begitu asing dan bukan seperti langkah kaki milik Damian.
"Ada apa?"
"Eh Nyonya muda. Saya baru saja pulang dari melihat orang tua di desa."
"Oh iya. Masuk saja. Nenek ada di dalam."
Seorang wanita pun masuk ke dalam rumah Neneknya Damian. Tidak lama kemudian, Selina pun mengikutinya dari belakang.
Wanita itu bukanlah asisten yang selama ini berada di samping sang Nenek. Ia pasti mengira jika Selina buta dan tidak bisa mengenali suara bahkan langkah kakinya.
"Siapa kau? Siapa yang mengutus mu?" Tanya Neneknya Damian yang saat ini, telah melihat wanita tersebut.
"Aku akan membunuhmu Nenek tua."
Wanita itu mengeluarkan sesuatu dari balik bajunya. Sebelum ia melukai Neneknya Damian, tanpa ia sadari kakinya sudah tidak bisa lagi di gerakkan.
Ternyata, dengan gerakan cepat Selina memo-tong urat-urat yang ada di kakinya. Sehingga wanita itu langsung terjatuh begitu saja.
"Ternyata, alat ini berguna juga."ucap Selina sambil memperlihatkan gunting untuk memotong bunga.
hmm makasih ya Thor karna karya mu sangat bagus dan juga menghibur
bagai mana seorang ayah tega dgn ank sndri menyeret ddlm keaadan buta
bhkn yg mwmbuat buta ya ayah kndg sndri bhkanndgn tega menjual nya hadehh rasakan skrg
ampuuuunn Selina....
aku faham sakitmu, akufaham bencimu akupun faham dendammu tapi aku terkejut dgn tindakanmu Selin sayang, kupikir kita congkel saja mata Selin dan Wira... ternyata yg kau congkel anak haram Visia&Wira
semangat Selin