Dahulu Kala Sebuah Kerajaan Hebat Bernama Cahaya, Di Serang Oleh Raja Kegelapan Yang Bersekutu Dengan Iblis. Para Ksatria Cahaya Turun Atas Perintah Raja Cahaya Pertama, Namun Saat Mereka Terdesak Tiba Tiba Sebuah Cahaya Muncul Di Hadapan Mereka Dan Berubah Menjadi Sebuah Pedang Yang Kuat. Pedang Itu Di Namai Sebagai Pedang Pelindung
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XenoNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hutan Abadi
Ziaz dan Lawkei pun sampai di kerajaan daun walaupun sedikit meleset dari waktu yang di tentukan. Mereka berdua berdiri di depan hutan bagian timur kerajaan daun.
"Hutan ini lumayan dalam, bisa bisa kita tersesat nanti." ucap Ziaz
"Tenang saja, disini tidak ada yang menjaga jadi kita bisa bebas berjalan kemanapun asalkan tidak keluar dari batas bagian timur." ujar Lawkei
Tiba tiba mereka mendengar sebuah raungan yang sangat besar dari dalam hutan itu. Mereka pun mulai sedikit ragu untuk masuk.
"Sepertinya rumor tentang makhluk mistis itu memang benar ada ya..." ucap Ziaz
Lawkei yang mendengar itu pun mulai merasa panik. "Sebaiknya aku harus mulai mempercayai sebuah rumor juga ya..." katanya
Mereka pun melihat sekeliling mereka. "Aku mulai tidak heran kalau hutan bagian ini tidak di jaga siapapun," ucap Ziaz
Lawkei pun melemparkan sebuah batu ke dalam hutan tersebut untuk melihat apakah mereka menaruh sebuah jebakan atau tidak.
"Sepertinya mereka tidak menaruh jebakan disini, tapi tetap berhati-hatilah." kata Lawkei
Ziaz dan Lawkei pun mulai berjalan memasuki hutan itu. Saat sedang berjalan, Ziaz dan Lawkei melihat ke atas sesekali untuk berjaga-jaga.
"Aku tidak yakin kalau hutan ini tidak ada jebakan," ucap Ziaz
Lawkei pun melihat beberapa pohon yang bergerak dan tidak jauh dari mereka. "Aku rasa begitu," ujarnya
Tiba tiba mereka mendengar suara seseorang yang sedang berbicara. "Kau dengar itu?" tanya Lawkei
"Yeah, itu sepertinya para penjaga." ucap Ziaz
Mereka pun berjalan ke arah sumber suara itu sambil berhati-hati. Namun mereka tidak tau kalau ada seseorang yang sedang berdiri di atas pohon yang sedang melihat mereka dari atas.
"Aku rasa yang bergerak di atas pohon tadi sepertinya monyet," ujar Ziaz
"Hmm? Apa itu monyet? Hewan jenis apa itu?" ucap Lawkei
Ziaz yang mendengar itu pun mulai kebingungan. "Apa maksudmu? Di kerajaan petir tidak ada monyet kah?" katanya
Lawkei menggaruk kepalanya. "Entahlah, aku belum pernah melihat hewan itu. Emangnya ciri cirinya bagaimana?" tanyanya
"Ciri cirinya mirip seperti mu," jawab Ziaz sambil senyum sedikit
"Apa?" ucap Lawkei yang kebingungan
Mereka pun terus berjalan ke arah sumber suara itu. Namun saat hampir dekat dengan sumber suara itu, Ziaz mendengar seperti langkah kaki.
"Hey, menunduk." bisik Ziaz
Mereka berdua pun menunduk di balik semak semak yang lebat. Tiba tiba seekor kuda unicorn lewat di depan mereka, hal tersebut membuat mereka berdua terkejut karena seharusnya kuda unicorn itu tidak ada.
"Ada apa ini? Kenapa ada kuda unicorn disini?" ucap Ziaz dengan pelan
Lawkei pun kebingungan dengan apa yang dia lihat. "Bukannya kuda unicorn itu hanya sebuah dongeng?" katanya
Saat kuda unicorn itu telah pergi. Mereka berdua pun mulai kembali berjalan ke arah sumber suara itu. "Kenapa sekarang dia mulai seperti bernyanyi?" ujar Lawkei
Ziaz dan Lawkei sampai di sebuah air terjun. Mereka melihat seorang wanita yang sedang duduk dan seekor burung beo di sampingnya.
Lawkei pun melihat wajah dari wanita. "Siapa wanita ini? Kenapa dia sangat cantik?" ucapnya
Ziaz pun mulai mengamati wanita itu dari balik pohon bersama Lawkei. "Kau sedang tidak jatuh cinta kan?" katanya kepada Lawkei
"Jika iya? Apa yang akan kau lakukan?" tanya Lawkei
Wanita itu mulai mengelus burung beo itu sambil bernyanyi. "Hey Ziaz, apa kita harus maju ke depan sedikit?" bisik Lawkei
Ziaz pun mulai kebingungan dengan Lawkei. "Ada apa denganmu?" ucapnya dengan suara pelan
Tiba tiba Lawkei menginjak sebuah ranting pohon yang membuat wanita tersebut melihat ke arah pohon yang sedang mereka pakai untuk bersembunyi.
Wanita itu pun berhenti bernyanyi. "Siapa disana?" ucapnya dengan suara lembut
Wanita itu pun terus memandangi ke arah pohon tempat Ziaz dan Lawkei bersembunyi. Di balik pohon itu, Ziaz sedang menahan Lawkei agar tidak berbuat konyol lagi dengan cara membuatnya tiarap.
Ziaz menunduk dan menahan kepala Lawkei agar dia tidak bangun. "Diam... Dia sedang melihat ke arah sini,"
"Hey hey, aku tidak bernafas!" bisik Lawkei sambil menarik tangan Ziaz
Wanita itu terus memandangi arah pohon itu. Burung beo di sampingnya mengeluarkan suara, "Siapa di sana? Siapa di sana?"
Ziaz dan Lawkei mulai panik, Ziaz mencoba berpikir cepat. Jika mereka tetap bersembunyi, wanita itu mungkin akan mendekat. Namun, jika mereka keluar secara tiba-tiba, itu bisa membuat keadaan menjadi lebih buruk.
"Jangan terlalu banyak bergerak," bisik Ziaz.
"Tapi burung itu mengulang-ulang pertanyaannya! Apa dia tahu kita di sini?" balas Lawkei karena panik
Tiba tiba seorang ksatria muda dengan wajah yang tampan datang ke arah wanita itu. "Tuan Putri? Apa kau memanggil ku?" ujar ksatria itu
Wanita itu pun memandangi ksatria muda itu. "Hmm? Kenapa kau berada disini Lian?" tanyanya dengan senyuman
Ziaz dan Lawkei yang mendengar itu pun mulai mengintip kembali. "Siapa yang bersamanya itu?" tanya Lawkei
"Itu sudah tentu pengawal pribadinya, lagian dia seorang Putri." jawab Ziaz
Ksatria itu pun mulai mengamati pohon yang terdapat Ziaz dan Lawkei. "Tuan Putri? Apa kau benar benar sendirian disini?" ucapnya
"Hmm? Apa kau merasakan sesuatu?" tanya wanita itu
"Aku rasa begitu," balas ksatria itu
Ksatria muda itu pun menarik pedangnya dan menebas pohon itu dengan kekuatannya. Batang pohon itu pun mulai terjatuh, Ziaz pun langsung menarik Lawkei untuk mengindar.
"Fiuh, hampir saja." ucap Ziaz sambil terbaring
Tuan Putri yang melihat mereka berdua pun sangat terkejut. Dia pun bersembunyi di belakang ksatria itu, sedangkan ksatria itu menodongkan pedangnya ke Lawkei yang sedang berusaha bangun.
"Percobaan yang sangat bagus kawan," ujar ksatria itu
Lawkei pun perlahan mulai melihat ke arah ksatria itu. "Kau sepertinya tidak berhak menodongkan pedang mu ke arahku," ucap Lawkei
Lawkei pun menepis pedang ksatria itu menggunakan pisau miliknya. Mereka berdua pun mulai bertarung satu sama lain, Tuan Putri yang melihat itu pun mulai panik.
"Berhentilah!" teriaknya
Tiba tiba Ziaz melihat simbol cahaya dari bahu ksatria itu. "Sial, kalian tidak boleh berkelahi satu sama lain!" ujar Ziaz
Ziaz pun menendang mereka berdua yang membuat pisau Lawkei terpental, sedangkan ksatria itu terpental dan menabrak pohon.
"Sialan," ucap ksatria itu
"Ada apa Ziaz?" tanya Lawkei
Sambil berdiri di hadapan ksatria itu, Lawkei memperlihatkan simbol cahaya di bahunya.
"Huh?" ksatria itu terkejut
Tuan Putri yang melihat simbol cahaya di bahu Ziaz pun sangat terkejut. "Apa kalian juga..."
Pedang Pelindung mereka bertiga mulai mengeluarkan cahayanya masing masing. "Senang bisa bertemu denganmu disini," ucap Ziaz
___ END CHAPTER 19 ___