Anak Sultan Milik CEO

Fajri tersenyum ketika ia berhasil menghubungi Irfan dan memberitahunya jika ia sepakat untuk bekerja sama dengan ayah biologisnya itu.

"bagaimana sayang?" tanya Fajira tidak sabar.

"om Ray akan datang besok atau dua hari lagi bunda"

"minta tolong temani sama Uwak ya nak"

"iya Bunda, huh semoga kita bisa mengumpulkan uang untuk beli rumah, mobil dan lainnya Bunda. Aji juga mau membuka toko dan membantu Uwak bunda"

"aamiin. Mudah-mudahan ya sayang. Semoga niat baik Aji terkabulkan"

"iya Bunda. Hari ini Aji gak ikut ke kampus ya"

"kenapa nak?"

"kerjaan Aji banyak Bunda. Lumayan kalau semuanya selesai Aji bisa dapat uang 1 juta 350 ribu bunda"

"eh banyaknya"

"hehehe iya, ada ponsel, laptop, mesin air, tadi juga mau benerin motor ibu asrama nanti di bantu sama bapak"

"bisa Aji di rumah sendiri nak?"

"bisa bunda"

"ya sudah, nanti hati-hati main listriknya ya sayang. Makanan sudah Bunda siapkan sama cemilannya juga. Harus habis sebelum Bunda pulang nanti"

"iya Bunda, terima kasih sayang" ucapnya tersenyum manis.

"sama-sama sayang, muach. Bunda pergi dulu ya nak"

"iya Bunda, hati-hati"

"iya sayang bye"

Fajira berlalu menyisakan Fajri yang tinggal sendiri dirumahnya berteman dengan besi-besi peralatan yang sudah menghasilkan banyak uang untuknya

"Bunda ada printer, kalau dilihat kakak-kakak yang ada disini gak punya printer. Gimana kalau buka jasa print dan edit tugas aja. Ide bagus Fajri kamu memang pintar hehe" ucapnya terkekeh.

Ia segera mengambil laptop milik Fajira dan menghidupkannya, Ia membuka Word dan mengetik tulisan

..."Membuka Jasa Print dan Edit Tugas"...

...Hitam Putih : Rp. 300 perlembar...

...Warna : rp. 500 perlembar...

...Jual puasa juga lo...

...service elektronik juga bisa...

...hubungi: Fajri +62********...

sreeet.....

Mesin printer itu berjalan dengan lancar dan mencetak tulisan yang sudah di ketik oleh Fajri. Wajahnya tersenyum senang melihat usaha barunya kali ini.

"semoga Bunda senang. Ah iya bilang sama Bunda dulu untuk mendaftarkan Aji jadi agen pulsa"

📩 to Bundaku sayang cintaku bidadari ku 😘

"Bunda, Nanti tolong daftarkan Aji jadi agen pulsa ya, isi saldonya yang banyak Bunda biar gak sering-sering di isi. Bolehkan Aji jadi agen pulsa?. Sayang bundaa"

send...

Ia terkikik geli membayangkan ekspresi bingung yang akan di tampilkan oleh Fajira nanti. Setelahnya Fajri segera memperbaiki barang-barang rusak yang dititipkan orang lain kepadanya.

"semoga bisa selesai hari ini karna bisa jadi besok masih ada yang mau memperbaiki barang-barang mereka yang rusak"

Dengan teliti Fajri memperbaiki barang-barang tersebut tanpa ia sadari waktu terus berlanjut dan melupakan pesan Fajira untuk makan siang dan memakan cemilannya sekalian.

💖💖

Sementara di kampus, Fajira sudah menyelesaikan perkuliahannya pada hari ini, namun ia harus menunda kepulangannya karna ia di panggil oleh salah satu dosen yang mengejarnya.

"Fajira" panggil dosen itu

"iya pak. Ada yang bisa saya bantu?"

"kamu masih ada kuliah hari ini?"

"tidak pak hari ini sudah kosong"

"Fajri gak ikut ya. Begini ada yang ingin saya katakan kepada kamu. Bisa kita mengobrol di ruangan dosen?"

"bisa pak"

Mereka berjalan beriringan sambil sesekali membicarakan bagaimana keadaan Fajri. Dosen itu menuntut Fajira untuk jujur mengenai keadaan mereka. Dengan sedikit terbuka Fajira bercerita mengenai keadaan Fajri sebenarnya. Sesampainya di ruangan dosen, Fajira duduk berhadapan dengan Bapak Zul. Jantung Fajira cukup berdetak dengan cepat harap-harap cemas dengan apa yang akan di sampaikan oleh Pak Zul yang sedang menatapnya.

"begini Fajira, saya sangat kagum dengan kepintaran Fajri, kecerdasan yang ia miliki bahkan melebihi anak-anak sekolah pada umumnya. kemaren saya juga sempat dengar jika ia baru saja memenangkan lomba tingkat nasional.

Saya kebetulan donatur di salah satu yayasan di kota ini. Melihat kepandaian Fajri, saya berniat untuk memberikannya beasiswa hingga tamat SMA disana. Itu pun jika ananda dan Fajri mau"

deh...

Jantung Fajira semakin berdetak dengan kencang. Ia tidak menyangka dengan apa yang ia dengar barusan.

"ma-maksud bapak, Fajri bisa sekolah dengan umurnya yang baru beranjak 3 tahun? beasiswa sampai SMA? Bapak serius?" ucapnya terbawa dan tidak percaya.

"iya saya serius. Tidak lucu rasanya jika saya memprank kamu Fajira"

Murah banget rezeki kamu sayang, tapi apa Fajri mau sekolah nak?. Bathin Fajira terdiam.

"bagaimana Fajira?"

"hmm boleh saya telefon anak saya dulu pak? soalnya dia yang akan menjalaninya"

"iya silahkan"

Fajira segera mengambil ponselnya dan wajahnya mengernyit melihat pesan yang dikirimkan Fajri.

Agen pulsa? astaga Fajri.

"hmm apa boleh saya memberikan jawabannya besok pak?"

"silahkan, tapi saya tunggu secepatnya karna Proses pembelajaran akan di mulai dua hari lagi"

"iya pak, besok akan saya kabari bapak bagaimana keputusan anak saya. Kalau begitu saya permisi terlebih dahulu pak. sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak karna bapak mau memberikan anak saya beasiswa untuk sekolahnya"

"sama-sama, silahkan"

"mari pak, selamat sore"

"sore"

Fajira keluar dari ruangan itu dengan tampang yang masih tidak percaya, ia masih tidak menyangka jika Fajri bisa mendapatkan beasiswa itu dengan mudah, bahkan ia di jamin akan mendapatkan sekolah gratis hingga tamat SMA di yayasan yang sangat bagus di kota itu.

Ia teringat dengan pesan yang dikirimkan oleh Fajri. Ketika sampai di parkiran fakultas, Fajira memilih untuk menelfon anaknya terlebih dahulu untuk mempertanyakan isi pesannya barusan.

tuut.... tuut....

"halo bunda" ucap Fajri dengan suara imutnya.

"halo sayang, kamu beneran mau menjual pulsa?"

"iya Bunda, bolehkan?"

"boleh sayang, mau Bunda Isikan berapa banyak?"

"lima juta Bunda biar gak susah bolak-balik mengisinya. bolehkan?"

"yaudah nanti Bunda isi ya nak. sudah makan sayang?"

deg...

"i-ini mau makan Bunda, Aji kelupaan tadi maaf Bunda"

"ya sudah makan dulu ya, sebentar lagi Bunda pulang nak"

"iya bunda"

tut.

Fajira mematikan panggilan tersebut dan segera menaiki motornya. Ketika hendak menjalankannya, Fajira di hentikan oleh seorang laki-laki berparas tampan, bertubuh jangkung, hidung mancung, kulit putih bersih, dengan rambut ala-ala boyband kor*a.

"Ji mau pulang?"

"iya Vin, ada apa?"

"boleh ngobrol sebenar?"

"kalau sekarang aku gak bisa, anakku di rumah sendirian"

"kalau begitu nanti aku telefon saja boleh?"

"boleh"

"nomor ponselnya?"

"ah iya +62*******"

"terima kasih Ji"

"Iya Vin, Aku permisi dulu"

"iya hati-hati"

Fajira berlalu dari sana meninggalkan sosok laki-laki tampan yang masih setia berdiri di sana dengan senyuman yang tidak luntur di wajahnya. Vino Sebastian laki-laki yang jatuh cinta kepada Fajira semenjak pertama kali melihatnya di kampus ini. Ia juga merupakan mahasiswa kedokteran semester 5 di kampus itu.

Di gemari oleh banyak perempuan membuatnya susah untuk memilih siapa yang akan ia pilih untuk mengisi hatinya. Namun ketika melihat wajah cantik milik Fajira membuatnya lemah sehingga rasa kagum itu tumbuh menjadi cinta dan bersemi mekar di dalam hati.

Walaupun ia berusaha untuk menghalaunya namun, rasa itu seolah semakin menyeruak untuk di ungkapkan. Mendesak untuk segera berlabuh pada hati Fajira.

"semoga kita berjodoh" ucapnya tersenyum.

Ia belum mengetahui jika Fajira memiliki Fajri dalam hidupnya saat ini. Apakah ia masih akan menerima Fajira yang sudah memiliki satu anak?. Hanya Author yang tau kemana cerita ini akan ia bawa.

Setelah Fajira hilang dari pandangannya, Vino segera pergi dari sana dan berlalu menuju ke dalam mobilnya yang terparkir tak jauh dari sana.

💖💖💖

TO BE CONTINUE