NovelToon NovelToon
Benih Random Tuan Arogan

Benih Random Tuan Arogan

Status: tamat
Genre:Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak / Tukar Pasangan / Tamat
Popularitas:51.5k
Nilai: 5
Nama Author: ingflora

Diambang putus asa karena ditinggal sang kekasih saat hamil, Evalina Malika malah dipertemukan dengan seorang pria misterius. Adam Ardian Adinata mengira gadis itu ingin loncat dari pinggir jembatan hingga berusaha mencegahnya. Alih-alih meninggalkan Eva, setelah tahu masalah gadis itu, sang pria malah menawarinya sejumlah uang agar gadis itu melahirkan bayi itu untuknya. Sebuah trauma menyebabkan pria ini takut sentuhan wanita. Eva tak langsung setuju, membuat pria itu penasaran dan terus mengejarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ingflora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20. Nonton

"Tidak. Kamu dan Shanti 'kan bersaudara walau saudara sepupu. Hanya tinggal kalian berdua. Aku sudah tua, tidak tahu umurku akan bagaimana, karena itu aku ingin kalian berdua akrab. Dengan siapa lagi aku bisa menitipkan anakku selain denganmu?"

"Bukankah ibu Shanti masih hidup?"

Lindon terkejut. "Orang seperti itu tidak bisa buatku menitipkan anak."

"Shanti itu sudah dewasa, Paman. Bukan anak-anak lagi. Jadi dia bisa bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri dan Paman." Adam kemudian duduk. "Atau mungkin menikah. Aku dengar dia sudah punya pacar."

Kembali Lindon terkejut. Bagaimana Adam bisa tahu soal pacar Shanti sedang dia tak pernah membicarakan itu pada Adam. "Eh, orang seperti itu pun tidak untuk tempat bergantung. Dia hanya seorang India miskin yang kebetulan tinggal di Australia."

"Oh, tidak begitu yang aku dengar," ucap Adam terlihat yakin.

"Adam." Lindon meletakkan tangannya di atas meja. "Aku percaya padamu."

Adam hampir tertawa. Ia meletakkan kedua sikunya di atas meja sambil menyatukan jemarinya. "Shanti bukan anak kecil lagi, Paman. Suatu saat dia akan menikah. Jangan terlalu mengatur dengan siapa dia menikah."

"Kamu sendiri, sejak putus dari Hana, kamu tidak terlihat bersama siapa pun."

Wajah Adam langsung berubah dingin. "Saat ini aku tidak ingin bersama siapa pun. Aku sedang fokus dengan pekerjaanku."

"Kamu tidak ingin punya anak?"

"'Kan ada Eva di rumah, dan sebentar lagi juga anaknya lahir."

"Tapi itu bukan anakmu, Adam." Lindon meyakinkan.

Adam terdiam. Ia tak ingin urusan pribadinya diusik. Masalahnya, ia kini sedang bicara dengan pamannya. Ia tak ingin ada pertengkaran. "Sebaiknya kita tidak bicarakan ini di kantor. Ini sudah jam kerja. Bisakah kita kesampingkan dulu masalah ini selagi di kantor?" Ia terlihat tak peduli tapi melihat Lindon dengan sinis.

"Eh, bukan maksudku untuk terlalu mengusik masalah pribadimu. Aku hanya bicara sebagai orang tua." Lindon bisa merasakan Adam mulai kesal dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah masuk ranah pribadinya. "Bagaimana kalau sepulang dari kantor nanti, kita makan malam bersama sambil ngobrol dengan Shanti. Mmh, gimana?"

"Maaf, aku sudah ada janji nonton dengan Eva."

"Eva lagi-Eva lagi. Kenapa gadis itu selalu menempel dengan Adam ke mana-mana? Apa hebatnya sih perempuan miskin itu? Apa Adam mulai terobsesi pada janda yang sedang hamil ini? Apa mereka sudah tidur bersama? Mmh, sepertinya aku terlalu meremehkan gadis ini, rupanya ... Ssh." Lindon geram. "Eh, mungkin bisa ajak Eva untuk makan malam bersama. Sebelum pergi nonton, mungkin. Kita bisa makan di mal sekalian," bujuknya lagi berusaha tersenyum.

Adam menyipitkan kedua matanya. "Maaf, tapi aku ada yang ingin dibicarakan dengan Eva berdua saja, jadi tidak bisa. Mungkin lain kali."

Lindon semakin gemas saja. "Kenapa gadis itu seperti menguasai Adam? Hh, mungkin aku harus cari cara lainnya." "Eh, baiklah. Mungkin lain kali." "Padahal kalau mau ada pembicaraan berdua, mereka 'kan bisa bicara kapan saja karena mereka tinggal bersama. Alasannya sangat tidak masuk akal. Hh ...."

***

Shanti mendatangi mesin fotokopi sambil menghela napas panjang. Di tangannya ada beberapa berkas yang harus di-copy-nya. Ia bukannya malas tapi kali ini ia harus memfotokopi dalam jumlah yang cukup banyak, sedangkan dari tadi ia sudah bolak-balik ke tempat fotokopi hampir lima kali hari ini dan pekerjaan ini tidak juga berhenti. Kakinya sudah lelah mondar-mandir dan banyak berdiri. Belum lagi mengerjakan tugas yang menumpuk di meja. Kenapa tidak ada seorangpun yang mau membantunya? Apakah pekerjaan di kantor semenyebalkan ini? Padahal ia lulusan S2 yang seharusnya hanya mengerjakan pekerjaan yang ada di mejanya saja.

Dipandanginya mesin fotokopi besar itu. Ingin rasanya mesin itu rusak dan meledak. "Eh, tunggu dulu. Bagaimana kalau sesuatu terjadi dengan mesin ini?" Shanti tersenyum licik. Ia menoleh kiri kanan memastikan tidak ada yang melihat dan mulai membuka rak di samping mesin fotokopi.

***

Saat mendatangi ruang fotokopi, Eva terkejut. Pasalnya ruangan itu ramai dengan orang-orang yang mengelilingi mesin fotokopi. "Ada apa ini?" tanyanya sambil mengerut dahi.

Seorang pria yang sedang berjongkok di samping mesin fotokopi menyahut, "Oh, lagi rusak mesinnya. Kertasnya nyangkut terus. Padahal udah diperbaiki tapi terus aja nyangkut."

"Masa?" Eva yang sudah membawa berkas jadi bimbang.

"Iya. Sepertinya harus panggil tukang servis deh. Tapi kalo udah sesore ini pasti bakalan lama datangnya karena pasti lagi di tempat lain."

Eva melihat beberapa orang juga berkerumun karena hendak memfotokopi. Ia melihat ada Shanti di sana tapi ia tak peduli karena harus segera menyelesaikan tugasnya. "Coba aku lihat." Eva meletakkan berkas-berkas yang dibawanya di atas mesin fotokopi.

"Eh, mbak bisa betulin?" tanya pria itu beranjak berdiri.

"Enggak, tapi kalo nyangkut, setidaknya tahu nyangkutnya di mana."

"Tempat nyangkut kertasnya biasanya di situ-situ aja, Mbak." Sang pria minggir memberi jalan.

"Mmh, perempuan sok tau ini apa bisa membetulkan mesin fotokopi?" batin Shanti sambil mengangkat dagu dan melipat tangan di dada.

Eva meneliti rak kertas di dalam laci, lalu bentuk kertas yang tersangkut. Kemudian ia memeriksa laci tiap sisi lalu menutup laci itu. Ia melihat ada yang aneh. Laci tempat kertas itu tidak bisa tertutup dengan baik seakan ada yang terganjal tapi ia tidak tahu di mana.

Eva coba memfotokopi selembar kertas yang kebetulan ada di atas mesin dan kemudian mendekatkan telinganya ke mesin fotokopi. Terdengar suara aneh dari mesin dan segera ia buka tempat kertas tadi. Terlihatlah kertas yang sedang ditarik langsung tersangkut dan kusut. "Ah, ini dia! Ada klip nyangkut di sini!"

Beberapa orang berkerumun melihat sebuah klip kertas dikeluarkan Eva dari dalam laci. Letaknya memang tersembunyi, sehingga sulit ditemukan.

"Coba lagi, ya. Kalo lancar, aku dulu yang fotokopi karena direktur menunggu kopiannya secepatnya." Eva mencoba sekali lagi memfotokopi lembar kertas yang ada di atas mesin dan benar saja, mesin berjalan lancar.

"Wah, terima kasih, Mbak." Seorang wanita terlihat begitu senang. "Habis Mbak, Saya ya." Ia mulai mengantri.

"Habis itu aku!" sahut yang lain.

Shanti terlihat cemberut. "Kenapa orang ini malah bisa membetulkan mesin fotokopi sih? Sial!"

***

Adam memperhatikan Eva beberapa saat. Ia sendiri bingung kenapa belakangan dirinya begitu bahagia berada di sampingnya. Padahal penampilan gadis itu nampak sederhana walau sudah didandani sedemikian rupa.

"Pak, kalau film action gimana, Pak?" Tiba-tiba perhatian gadis itu berpindah, kini menatap Adam.

Karena pertanyaan yang datang seketika membuat Adam segera tersadar. "Apa?"

Gadis itu sedikit cemberut. "Aku tidak suka nonton film romance. Tidak nyaman."

"Oh, tidak apa-apa. Asalkan filmnya jangan terlalu banyak adegan kekerasannya aja."

Eva terkejut sekaligus senang. "Oh, kalo yang ini bagaimana?"

Adam mengikuti ke arah mana gadis itu menunjuk. "Ini?" Ia menatap ke arah gambar film yang ada di situ dan menelitinya. "Rasanya tidak masalah. Ok, aku langsung antri saja. Oya, aku akan beli makanan sekalian. Popcorn dan kola?" Ia melirik Eva.

"Kalau bisa minumnya jus atau teh manis," pinta Eva dengan senyum lebar.

"Oh, iya. Aku lupa. Kamu gak baik minum soda."

Eva kemudian memperhatikan Adam yang mendatangi kasir pemesanan tiket. Ia begitu senang. Belum pernah seumur hidupnya nonton film di bioskop. Terdengar aneh tapi memang belum pernah ada yang mengajaknya. Dulu ia hampir pergi dengan Doni tapi rencana itu tak pernah terwujud. Justru dengan Adam rencana itu menjadi kenyataan. Ia begitu senang karena akhirnya bisa masuk ke dalam bioskop. Suasana di dalam bioskop pernah ia lihat di internet dan akhirnya bisa ia lihat dengan mata kepala sendiri.

Bersambung ....

1
Haryati Atik Atik
ya btl Adam Eva harusnya kamu pun tahu n phm bahwa kamu sudah punya suami' posesif lg
Haryati Atik Atik
Biasanya sebagai CEO harusnya ada seorg ahli IT yg handal jd bisa meretas biar kata cctv mati Thor
Baby_Miracles: iya, perusahaannya tidak besar. Jadi sedang diusahakan
total 1 replies
Rima baharudin
lah kocak nih si lindon😂, jadi org ko plin plan
Juna Dong
luar biasa
Ayu
sejahat apapun pak Basri dia ayah nya Eva. aku smpai nangis bc nya thor waktu berpesan sm Eva. blm tau meninggal nya sdh 2 thn jg ya thor. ending nya bagus bgt. bhgia buay Adam sm Eva sekeluatga. tapi msh krg jls lho thor kbr Doni sm Hana gimana. ada lanjutan nya gk thor
Baby_Miracles: sudah tamat ya. Terima kasih sudah baca sampai akhir
total 1 replies
Ayu
mati gk ya pak Basri nya. kena hukum karma dah
Ayu
thor.. baby nya di buat kembar biar seru
Ayu
Eva hamil nih
Ayu
thor.. si Eva kan baru keguguran.. kan blm blh berhubungan intim dulu ya
Ayu
klau mau sembuh dr trauma nya. knp gk tidur bareng Adam sm Eva
Ayu
knp jg smpai di buat gugur janin itu. gkpp Eva. su Adam sdh suka sm kamu. smg nanti bs dpt anak dgn Adam
Ayu
Sbnr nya Adam trauma gimana sih thor. kok smpai gk mau di sentuh perempuan
Ayu
Eva2..tingkah mu buat orang se isi rumah heboh smpai panggil Damkar segala
Ayu
Nah.. rasain kamu Doni sm Ina masuk penjara deh lo
Ayu
ketawa jg bc crita mu thor. smg Adam nanti bucin sm Eva
Ayu
Aku hadir thor.. seperti nya crita nya bagus
Alanna Th
tq, othor sdh mnemani dg crita mnarik /Facepalm//Good//Pray//Heart//Heart//Heart/
Alanna Th
pasti hamil. eva sdh kkenyangan dbully klgny shg trtekan lagi bikin depresi lalu pingsan!!
Alanna Th
bnr" tdk sepantasnya sendirian k rmh lk" walau utk krj klmpk; bisa" dprks brkelompok! siapa yg ngatur krj klmpk hrs d rmh cowo? hati" eva, jngn polos d zaman edan bgn!
Alanna Th
bu dozen kq tdk ada akhlak ya; mo ngrebut swami org. Mantan oh mantan /Tongue//Sneer//Doubt/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!